Ada raga yang tengah merindu pada sosok yang tak kunjung pulang. Ada harap dalam setiap doa agar diberi kesempatan bertemu.
Hari-hari terus berlalu, bulan berganti dan kini tepat satu waktu, tampaklah keadaan fakultas kedokteran yang begitu padat oleh orang-orang.
Mereka berhamburan keluar dari kelas untuk pulang. Sama halnya dengan Alex.
Pemuda tampan itu tampak melirik bosan sekitarnya. Tidak ada yang menarik sama sekali di penglihatannya.
Sementara Kevin yang berjalan disampingnya hanya berdecak. Kevin itu pecicilan, jadi jika digabung bersama Alex ia tidak akan betah. Mulutnya gatal ingin mengoceh.
Dalam hati, Kevin merutuki dua sahabat mereka yang sudah pulang duluan, menyisakan ia dengan si manusia datar satu ini.
"Lex" panggil Kevin yang dijawab gumaman oleh Alex.
Kevin mendecih sinis. Kalau bukan sahabatnya sudah ia cincang dan membuangnya ke tengah laut.
Sudah lima tahun berlalu namun sikap Alex sedikit berubah. Hanya sedikit. Tapi itu terasa menyebalkan bagi mereka.
Mereka sudah tau akar permasalahannya. Alex terlalu menyalahkan diri sendiri walau sebenarnya dia memang salah sih.
Tapi terlalu larut dalam rasa bersalah juga tidak baik kan.
"Gue main kerumah lo ya. Bonyok gue pergi nih seminggu keluar negeri. Kurang asem emang, masa anak seganteng gue ditinggal sendirian" celoteh Kevin yang membuat Alex tersenyum tipis.
"Bonyok lo bosan liat mukak lo kali" celetuk Alex asal.
Sementara Kevin mendengus. Sekalinya bicara mulutnya sungguh beracun.
"Bodo ah pokoknya gue mau kerumah lo. Uda lama juga gue gak rampok isi kulkas dirumah lo" ujar Kevin dengam senyum mengembang membayangkan berbagai jenis cemilan yang ada didalam kulkas.
Alex menghentikan langkahnya saat mengingat sesuatu. Lalu setelahnya mendecih tidak suka menatap Kevin.
"Apa lo?!" sewot Kevin saat mendapati Alex menatapnya sinis
"Lo kaya Vin jadi beli isi minimarket sekalian, gak usah usik cemilan dikulkas gue. Gara-gara lo rampok cemilannya Kinan ngamuknya ke gue bangsat" dumel Alex yang membuat Kevin seketika tertawa keras.
Ia ingat. Saat dimana ia memborong cemilan Alex dan Kinan. Bodohnya ia tidak menyadari bahwa susu kotak rasa coklat di kulkas terbawanya pula.
Alhasil Kinan ngamuk dan mogok bicara pada Alex. Padahal yang merampok susu kotaknya Kevin bukan Alex.
"Dalah males gue sama lo. Mau godain cewek cantik dulu ah. Pulang lo sono!" usir Kevin lalu berjalan duluan meninggalkan Alex.
Alex berdecak saat melihat kelakuan Kevin yang tengah menggoda salah satu cewek berambut sebahu.
Kelakuan Kevin sebelas duabelas sama ular. Mematikan, tidak bisa dipercaya.
Tanpa mempedulikan tingkah temannya, Alex pun bergegas masuk kedalam mobilnya.
Mobil mewah itu pun melaju meninggalakn area fakultas kedokteran. Dan disepanjang perjalanan Alex hanya fokus pada jaln didepannya. Walau pikirannya kini melayang pada adiknya yang mungkin tidak akan pulang.
Mengingat soal adik, Alex pun menghentikan mobilnya didepan minimarket.
Ia baru ingat bahwa susu kotak kesukaan sang adik sudah habis. Mumpung diluar sekalian saja ia belikan.
Tidak lama kemudian Alex keluar dengan plastik yang berisi banyak susu kotak rasa coklat. Alex kembali melajuman mobilnya membelah jalanan yang tampak lengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAM (End)
Подростковая литератураAgam itu selalu sendiri. Tidak ada penyemangat atau sosok yang selalu menyemangatinya. Ditengah kesulitan hidup yang pelik, Agam berusaha keras tetap bertahan. Menanti sebuah pelukan hangat dari satu-satunya keluarga yang ia punya. Selain pelukan, A...
