Dion
Aku melirik ke arah Gita yang masih mencoba menutupi dadanya sementara aku sudah asyik berguyur di bawah shower. Aku terkekeh melihatnya, bagaimana mungkin dia masih malu setelah kami bahkan melakukan tiga ronde lagi semalam. Tidak menyangka acara buka puasanya si boy akan berlangsung sangat panas.
"Udahlah yang, nggak usah malu. Aku kan udah liat semuanya", Gita masih menutupi dadanya dan pipinya kini memerah. Lama-lama lihat dia malu-malu kaya gini justru bisa membuat si boy bangun nanti.
"Sini" Aku menariknya dan kami berada di bawah shower bersama. Aku memeluknya dari belakang hanya untuk memastikan bahwa apa yang sudah ku lakukan itu benar.
Selanjutnya aku menyabuni tubuhnya dan bermain-main sedikit di bukit kembarnya. "Jangan ah, geli" ucap Gita sembari mencoba menampik tanganku
"Geli apa enak?"
"Ihh, dasar mesum" dasar setelah semalam dia meminta lagi sekarang dia malah menyebutku mesum
"Udah ah, cepet mandinya" Ucapnya dan aku menuruti saja inginnya. Toh akan butuh waktu lama kalau kami harus melakukan sesi lanjutan sedangkan aku sudah cukup telat untuk ke kantor.
Siang harinya Gita berkunjung ke kantor dengan membawa sebuah rantang. Setelah dia kembali mau ke dapur, Gita memang sering membawakan makan siang dan dia datang sendiri ketika jam makan siang tidak lagi hanya menitipkannya padaku.
"Ayo kak, makan dulu"
Aku mulai makan saat Gita sudah menyiapkan piring berisi nasi dan lauknya. Gita juga makan bersamaku, sepertinya dia memang sengaja supaya bisa makan siang denganku.
"Ih!" Gita memekik kecil di tengah makan dan jarinya menelusup ke dalam mulutnya mencari sesuatu
"Kenapa?"
"Ini, duri ikannya masuk ke gigi" Gita menunjukkan sebuah duri yang dia ambil dari giginya yang mana ujungnya dapat ku lihat ada bercak merah.
"Kamu nggak dipilih dulu tadi durinya, sini aku lihat" Aku memegang rahangnya dan dia membuka mulutnya, terlihat di gigi bagian belakang ada sedikit darah yang keluar akibat tusukan duri tadi.
Aku mendekat dan lidahku menelisik ke dalam mulutnya menyapu gigi yang berdarah tadi. Gita terlihat cukup kaget dengan aksiku ini tapi akhirnya dia hanya diam saja.
"Nah sekarang udah nggak apa-apa" kataku sambil tersenyum puas melihat Gita yang menekuk wajahnya
"Sejak kapan nyembuhin pake kaya gitu"
Aku tertawa, entahlah aku juga tidak mengerti kenapa aku melakukan hal seperti itu. Ah, sialan kenapa aku malah menginginkannya sekarang apalagi dia saat ini hanya menggunakan dress biru muda yang membuatnya semakin cantik dan cerah.
"Ayok!" Aku menarik tangannya menuntunnya masuk ke privat room. Di sana segera ku raih tengkuk lehernya dan melumat bibirnya tanpa ampun meskipun dia sepertinya cukup kaget.
Satu yang dapat ku pastikan bahwa dia juga menginginkanku seperti aku menginginkannya sekarang. Aku menyingkap dress-nya ke atas dan menyesap puting payudaranya yang sudah menegang dan tubuhnya sedikit bergetar saat aku melakukannya.
Selanjutnya, tidak perlu ditanyakan. Kami melakukannya lagi, seakan pergulatan panjang nan panas semalam masih belum bisa menuntaskan hasrat kami.
"Mau lagi?" Tanyaku saat kami selesai memainkan satu ronde yang cukup melelahkan tadi.
"Enggak, udah capek"
"Yakin?"
"Ih bilang aja kamu yang mau lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL YOU LEAVE ME?
RomanceAttention!! Mengandung unsur dewasa baik adegan atau konfliknya. Bijak dalam membaca Cerita singkat mengisahkan seorang wanita yang intorvert yang tidak bisa memberitahukan isi hatinya karena dibayang-bayangi oleh kejadian di masa lalu. Dia akhir...