Gita
Aku menatap semangkuk bubur di depanku. Sonya membuatkannya untukku tadi sebelum berangkat kerja. Setelah semalaman menangis, rasanya tidak ada tenaga dalam tubuhku, lelah. Namun aku juga tidak nafsu makan, bubur itu kubiarkan mendingin sedangkan aku diam tak bergeming di meja makan.
Ponsel yang kumatikan sejak kemarin aku nyalakan dan melihat banyak pesan dan missed call dari Kak Andri, Ayah, ibu, dan Kak Dion.
Kak Andri: kamu di mana? kenapa dion barusan telfon nanyain kamu bukannya kamu kemarin pulang ke apartemen kalian?
Sebenarnya ada banyak pesan dari Kak Andri, tapi itu adalah pesannya yang terakhir yang aku baca, terlalu malas untuk membaca pesan sebelumnya. Ya, aku memang pulang dan Kakak tahu apa yang aku lihat? Aku melihat suamiku sedang bercinta dengan wanita lain, di kamarku.
Gita: i'm fine. aku di apartemen, nggak usah khawatir.
Kalimat itu seharusnya sudah bisa membuat keluargaku tenang karena mereka tak perlu mencariku lagi. Toh aku memang sedang di apartemen kan, meskipun itu apartemen Sonya.
Ada banyak pesan juga dari Kak Dion, tapi aku enggan membukanya. Dia tidak perlu lagi mengurusi hidupku dan seharusnya aku pun demikian. Sejak aku tahu bahwa dia memiliki hubungan dengan wanita lain di belakang, saat itulah tanggungjawabnya sebagai seorang suami dan aku sebagai istri telah pupus. Tidak ada harapan lagi.
Aku tersenyum sinis memandangi bubur putih di depan sana. Menatapnya lekat-lekat dan menyingkirkannya. Prang!!!
Belum puas, aku juga membanting ponsel yang ada di tanganku hingga hancur. Aku yakin ponsel itu sudah tidak bisa digunakan apalagi beberapa kepingannya sudah tercampur dengan bubur di bawah sana.
Kupukul-pukul dadaku yang kini mulai sesak lagi dan saat itu juga air mataku turun lagi bagaikan waduk yang terbuka, mengalir deras.
kenapa hidup begitu sakit?! Apa dosa yang sudah ku lakukan di kehidupan sebelumnya hingga aku menerima ganjaran seperti ini sekarang?! Tuhan!
Isakanku semakin keras seakan ada yang mendorong dari dalam tubuhku untuk berteriak. Lalu potongan-potongan kenangan mulai muncul tepat di depan mataku.
Kenangan Ayah dan Ibu yang memberikan kecupan dan pelukan hangat pada Kak Andri ketika dia menjuarai olimpiade matematika dan wajah Ayah dan Ibu yang marah saat aku memamerkan piala kejuaraan menggambar.
Saat mantan kekasihku berciuman dengan sahabatku. Wajah Ayah dan Ibu yang tersenyum bahagia di hari pernikahanku dan bayangan semalam di apartemen pergumulan Kak Dion dan wanita lain.
Memori itu datang silih berganti, mereka memaksa untuk dilihat satu per satu. Jelas itu membuatku lebih sesak, pening dan mual bahkan tanganku sudah gemetaran. Tidak! Aku tidak boleh gila sekarang!
Ayo Gita ambil nafas!
Apa yang harus aku lakukan? Aku harus berfikir jernih. Aku tidak boleh gila dulu.
Setelah beberapa kali mengambil dan membuang nafas serta minum segelas air putih, emosiku cukup teredam meskipun hanya sedikit.
Oke sekarang mari kita uraikan satu per satu benangnya.
Jadi, ini memang takdir hidupku. Ya, ini memang sudah takdirku. Tidak ada yang salah dengan mereka karena yang salah adalah aku. Hehehehehe, aku yang salah karena sudah menjadi orang bodoh dan tolol!
Harusnya sejak awal aku menyadarinya. Kak Dion bahkan tak pernah menyentuhku, dia selalu menghindarku. Dia bahkan selalu pulang malam bahkan sering tidak pulang. Dan aku bahkan tidak menyadari apa yang sedang terjadi?!
Ya, ini sepenuhnya adalah salahku. Semua itu terjadi jelas karena suamiku itu tidak menginginkanku dan tentu saja memiliki kekasih lain di sana. Oh ya, atau jangan-jangan di sini aku adalah orang ke tiga dari hubungan mereka?
Senyum sinisku mengembang sempurna setelah memikirkan itu. Benar-benar bodoh kamu Gita! Kamu sudah merusak hubungan orang lain, lihatlah apa yang dilakukan Tuhan sekarang? Lihat! Dia menghukumku! Dan aku harus menerima itu karena memang aku yang bodoh.
No, Tuhan merencanakan ini bukan untuk memberiku kebahagiaan. Ini hanyalah hukuman yang mungkin akibat dari kehidupan masa laluku yang sangat jahat. Ah, apakah aku membunuh orang di masa lalu? Apakah dulunya aku adalah penjahat tersadis di dunia?
Tidak, ini bukan salah mereka. Ini salahku. Dan jika ini adalah sebuah hukuman, maka aku hanya harus menjalaninya bukan?
Seberapapun aku mencoba untuk mencari kebahagiaan sepertinya itu tidak pernah ada. Jadi, untuk apa aku berusaha? Ya, aku hanya harus menjalani ini semua sampai aku mati.
Hahahahahahaha, jalani saja sampai kamu mati git. Seulas tawa menggema di dalam ruangan ini, diiringi dengan tangisan nyaring. Tawa dan tangis itu saling datang beriringan, menciptakan sebuah melodi sendu yang menceritakan keputus-asaan.
***
"Nya, aku butuh kerjaan. Kamu ada info nggak?"
Aku sudah memikirkannya dengan pikiran terjernih yang aku miliki seharian tadi. Ada dua pilihan, aku menjalani takdir sialanku ini bersama mereka atau cukup seorang diri saja. Pilihan kedua nyatanya lebih menarik.
Supaya aku bisa memilih pilihan itu maka aku tidak boleh bergantung dengan orang lain lagi dan aku harus sebisa mungkin menghindar dari mereka. well, aku butuh pondasi keuangan yang kuat dan aku harus bekerja.
Setidaknya aku harus memiliki pendapatan sendiri paling tidak satu bulan. Selama itu aku harus mempersiapkan semuanya. Masih ada cukup uang dari sisa uang bulananku untuk mengontrak dan juga mempersiakan perceraianku.
"kamu yakin?" Sonya menoleh kepadaku, tidak terlalu percaya dengan apa yang kukatakan.
"Aku yakin, aku harus punya kerjaan untuk mengalihkan fikiranku sekarang"
"mm, kemarin ada temenku lagi cari staff sih, nanti coba aku tanyain lagi ya. Tapi kamu yakin, maksudku, kamu sepertinya butuh istirahat dulu git"
"i'm fine"
"are you sure?"
"yup! Aku hanya harus menghadapi semua ini. Aku butuh pekerjaan, setelah itu aku bisa pergi dari semua orang yang menyakitiku"
"gimana kalau Dion tahu?"
"I don't care! Aku nggak peduli sama manusia itu, hahahahaha"
Sekejap kurasakan kedua tangan Sonya merengkuh tubuhku. Tangannya mengusap pungguku yang kini mulai terisak sejadi-jadinya. God, Help Me!
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL YOU LEAVE ME?
RomanceAttention!! Mengandung unsur dewasa baik adegan atau konfliknya. Bijak dalam membaca Cerita singkat mengisahkan seorang wanita yang intorvert yang tidak bisa memberitahukan isi hatinya karena dibayang-bayangi oleh kejadian di masa lalu. Dia akhir...