Dion
Berbagai ukuran kanvas putih tergeletak begitu saja setelah Gita yang harusnya menjadi pemiliknya enggan untuk menyentuhnya. Dokter Vera mengatakan kalau salah satu untuk meringankan penderita PTSD adalah menekuni hobinya makanya aku inisiatif untuk membelikan seperangkat alat lukis supaya dia mau memulai.
Namun ternyata Gita masih tidak mau berurusan dengan hal itu dan memilih menyibukkan diri di taman meskipun aku sudah berulang kali membujuk untuk sekedar menuangkan cat saja. Papa sendiri menyuruhku untuk tidak memaksa jika memang Gita belum mau tapi aku yakin sekali kalau setelah dia mau melukis lagi pasti keadaannya akan jauh lebih baik.
Aku hanya ingin membuatnya bahagia dan yang aku tahu melukis adalah salah satu yang membuatnya bahagia selama ini.
Baiklah kalau Gita memang tidak mau melukis maka biar aku saja. Dari pada seluruh peralatan mahal ini harus terbuang sia-sia, lebih baik ku gunakan saja.
Aku mulai memencet satu per satu cat dari wadahnya ke pallete dan memilih kuas kecil untuk memulai lukisanku. Sementara kanvas yang ku gunakan adalah ukuran sedang.
Dengan sekali hembusan nafas, aku mulai menggoreskan kuas yang sudah terbubuhi cat dan tanganku berkreasi dengan sendirinya di sana. Sebentar, ku pandangi dulu hasilnya yang masih berupa outline itu dan aku menganggukkan kepala, tidak buruk.
Mungkin sebaiknya aku menggunakan warna hijau atau biru saja supaya lebih dramatis. Aku mengangguk lagi sambil memegangi dagu, menyetujui ide cemerlang yang baru masuk ke dalam otak.
Sret, sret, sret guratan kuas menari dengan indahnya di atas kanvas putih menimbulkan aroma cat yang khas. Setidaknya butuh waktu satu jam hingga aku hampir menyelesaikan lukisan ini namun tiba-tiba konsentrasiku membuyar saat Gita datang.
"Kamu ngapain?" Tanyanya penasaran
"Ya, liat sendiri. Aku lagi melukis gini kok" Jawabku datar
Dan saat itu juga suara tertawa dari Gita menggema di teras belakang, dia tertawa sangat kencang sampai memegangi perutnya. Aku menggeleng-gelengkan kepala tidak tahu kenapa dia sampai begitu, memangnya ada yang lucu?
"Sorry, ... Sorry... Habisnya .....itu...lucu banget hahahahaha" Ucapnya yang masih menahan tawa. Setelah dia selesai dengan aktivitasnya yang nggak jelas itu dan mengatur nafasnya, baru dia mulai bicara.
"Kamu tuh umur berapa sih, masa dari sekian banyak objek dan kamu malah buat gambar kaya gitu hahahahahahaha"
Aku menatap lagi lukisanku, emangnya ada yang salah sama gambar kaya gini?
Source:https://jadiberita.com/63775/2-gunung-yang-sering-digambar-anak-sd-ternyata-benar-benar-ada.htmlhttps://jadiberita.com/63775/2-gunung-yang-sering-digambar-anak-sd-ternyata-benar-benar-ada.html
Gita masih melanjutkan suaranya yang membahana itu, ya itu kan gambar yang estetik kan? Pemandangan alam nan menakjubkan, kenapa dikaitkan sama umur segala?
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL YOU LEAVE ME?
RomanceAttention!! Mengandung unsur dewasa baik adegan atau konfliknya. Bijak dalam membaca Cerita singkat mengisahkan seorang wanita yang intorvert yang tidak bisa memberitahukan isi hatinya karena dibayang-bayangi oleh kejadian di masa lalu. Dia akhir...