Gigi teringat penjelasan Lulu waktu di Mekdi soal malaikat yang kehilangan rahmat dari Bosque. "Apa si Ankur ini... malaikat kegelapan?"
Amore menghembuskan napas dengan lelah. Nana tampak prihatin. "Ankur adalah malaikat kegelapan yang terkuat," katanya.
"Sebelumnya dia juga sama seperti aku, seorang malaikat terang penghuni khayangan," sambung Amore. "Tapi kebencian menggerogoti hatinya dan dia kabur dari khayangan. Ankur kehilangan berkat dari Bosque dan jatuh ke dalam kegelapan."
Kali ini penjelasan itu terdengar mengerikan, berbeda ketika Gigi pertama kali mendengarnya dari Lulu. Di bayangan Gigi terbentuk sosok Mimi Peri tapi dalam kostum horor. "Apa Ankur nggak bisa kembali jadi malaikat terang?"
Amore menggeleng sedih. "Malaikat yang jatuh ke dalam kegelapan tidak akan bisa lagi kembali ke khayangan. Mereka sudah memilih menjauhkan diri dari Bosque dan rahmat-Nya. Jadi untuk bertahan hidup, mereka meneror manusia dengan menanamkan benih-benin kebencian, kedengkian, kecemburuan, dan angkara murka dalam hati mereka. Hanya itu yang bisa mereka lakukan untuk bertahan. Dan semakin banyak manusia yang saling benci, dengki atau marah, maka semakin jauh juga sang malaikat terjatuh ke dalam kegelapan. Mereka juga menghasut malaikat-malaikat terang yang lain supaya menjadi jahat, untuk dijadikan pengikut."
"Ini wujud Ankur." Nana mengeluarkan sesuatu dari balik sakunya. Sebuah gulungan tipis yang seperti terbuat dari campuran kertas dan kain. Ada lukisan seorang pria dengan mata merah menyala, tanduk kambing yang melengkung, dan gigi-gigi runcing seperti serigala. Kulitnya bersisik menyerupai ular.
Gigi bergidik ngeri. "Jadi itu alasan kamu benci sama Ankur, Amore?"
"Aku nggak benci sama Ankur," koreksi Amore. "Dia yang benci sama aku. Para malaikat terang tidak bisa membenci, karena kami hidup dari rahmat Bosque. Rahmat itu sendiri adalah cinta. Mustahil kami membenci kalau inti diri kami sebetulnya adalah cinta sejati."
Sekarang Gigi jadi lebih paham soal urusan para malaikat ini. Semula dia pikir urusan khayangan ini nggak rumit. Namun rupanya dia salah. Nggak di Bumi nggak di khayangan, yang namanya masalah itu pasti ada di mana-mana, seperti upil.
"Ankur senang sekali begitu tahu Amore terluka," kata Nana melanjutkan. "Dia jadi bisa lebih bebas untuk menghasut manusia. Tapi Amore melantik cupid pengganti, yaitu kamu, Gigi. Ankur tidak senang. Bersama para pengikutnya, sekarang dia bergerak semakin gencar untuk menghilangkan cinta dalam diri manusia."
Amore terkekeh lalu berkata dengan nada meremehkan. "Ankur nggak akan senekat itu, Nana. Dia dan pengikutnya nggak akan berani macam-macam."
"Justru kamu salah, Amore!" Nana mencak-mencak putus asa. "Ankur itu malaikat angkara murka. Seluruh dirinya adalah amarah. Kemarahan adalah daya, sama seperti cinta. Daya sanggup menggerakkan siapapun. Hanya kali ini daya itu negatif, sangat negatif! Bisa membawa kehancuran bagi manusia! Apalagi Ankur tahu kalau Gigi adalah cupid pengganti baru yang belum berpengalaman. Aku yakin dia bakal tambah semangat untuk meluncurkan serangan kegelapan!"
Amore diam sejenak, seperti berpikir. Gigi menatap Nana, rasa takutnya bertambah. "Jadi Ankur sudah tahu tentang aku?"
"Gosip menyebar lebih cepat di kalangan malaikat," kata Nana malu-malu.
"Malaikat juga bergosip?" tanya Gigi.
"Yah, kami kan makhluk abadi," Nana mengangkat bahu. "Mengamati dan membantu manusia sepanjang waktu itu kadang-kadang membosankan banget. Kami butuh gosip untuk hiburan. Selama yang dibicarakan nggak yang aneh-aneh, Bosque nggak keberatan."
![](https://img.wattpad.com/cover/224508527-288-k851299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK CUPID! [TAMAT]
Teen FictionSewaktu Gigi menyelamatkan seekor merpati yang sayapnya patah, dia nggak menyangka bahwa merpati itu bakal berubah menjadi seorang cowok songong bernama Amore, yang mengaku-ngaku sebagai cupid alias si malaikat cinta! Amore butuh 100 hari agar lukan...