30. Pesta Ulang Tahun

1K 311 11
                                    


Gigi memekik, menjerit dan berteriak sekuat tenaga. Jangan, Ciko! Itu Ankur, bukan aku! Jangan bawa dia ke rumah Farhan!

Tapi Ciko tidak mendengar ataupun menyadari kehadiran Gigi. Cowok itu masih menyetir mobil dengan tenang. Di sebelahnya, Ankur dalam sosok Gigi sedang menceritakan kebohongan soal acara kencan dengan Rene. Si cowok blasteran Prancis itu sendiri sudah diangkut ke rumah sakit karena pingsan.

"Udah gitu dia malah tidur sepanjang film," kata Ankur, lancar menirukan cara bicara Gigi hingga sama persis. "Gue malah dicuekin."

Ciko hanya diam. Sahabat Gigi itu memang jarang berkomentar soal Rene.

"Terus ngajak gue makan di restoran Prancis, eh tapi dia sakit perut dan pulang duluan. Gimana ya, Ko? Apa cowok brengsek itu gue putusin aja?"

Tampaknya Ankur sedang berusaha memprovokasi Ciko. Gigi paham niat si malaikat kegelapan. Kalau Ciko merasa marah dan kesal, Ankur akan jadi makin kuat. Dia mendapat "makanan" dari perasaan-perasaan negatif itu.

"Gimana ya, Gi..." kata Ciko tenang. "Lo sendiri kan yang memilih Rene."

"Tapi masa lo nggak kesel sahabat lo diperlakukan nggak sopan begini?"

Ciko menarik napas dalam-dalam. Mendadak cowok itu kelihatan makin tua. "Gue nggak bisa menyalahkan siapa-siapa, Gi. Gue nggak tau isi hati lo dan apa yang lo rasakan, jadi gue nggak mau menghakimi."

"Tapi, Ko... Lo seharusnya marah, dong!"

Ciko menggeleng. "Gue nggak akan marah sama Rene. Bukan hak gue buat menentukan benar salahnya seseorang atau menuntut balas dendam. Cuma satu hal yang harus lo inget, Gi... Biar bagaimanapun, gue tetap sahabat lo."

Oh, Ciko! Gigi ingin menangis mendengar itu, tapi dia lupa sebagai roh dia tak punya air mata. Melihat ketulusan Ciko, tekad Gigipun muncul. Ankur boleh aja memperalat Rene dan menyakiti perasaanku! Tapi dia nggak boleh macam-macam sama Ciko dan Mama!

Ciko memberhentikan mobil di pinggir jalan. Halaman rumah Farhan ada di depan dan sudah dipenuhi mobil-mobil para undangan.

"Kita sudah sampai," kata Ciko. "Yuk turun!"


...


Pesta ulang tahun itu berlangsung meriah. Farhan merayakan hari jadi ibunya Oma Tyas, yang kedelapan puluh tahun. Para tamu sebagian besar adalah keluarga dan teman-teman kantor Farhan. Rupanya pria itu memegang jabatan yang cukup penting di bank tempatnya bekerja.

Acara tiup lilin sudah selesai ketika Gigi sampai. Dia mengikuti Ciko dan Ankur masuk lewat dapur. Suasana dapur sibuk. Di dekat meja makan besar, Gigi melihat ibunya sedang mengisi ulang sirop dalam dispenser. Dia menoleh begitu melihat Ankur dan Ciko.

"Gigi, kamu ke mana aja? Ya ampun!"

Dengan lihainya Ankur meminta maaf. Sama seperti Ciko, Anisa juga tidak menyadari bahwa yang berada dalam tubuh itu bukanlah Gigi. Ankur berpura-pura baik dengan menawarkan bantuan membawakan makanan bagi para tamu.

Gigi yang asli kebingungan di tengah kesibukan ini. Dia masih kaget ketika orang-orang menerobosnya begitu saja. Aku harus mencari Lulu!

Menyadari bahwa sekarang dia tak terlihat, Gigi bergerak lebih bebas. Dia pergi ke ruangan tempat Farhan, Oma Tyas, dan keluarganya menjamu para tamu.

MENDADAK CUPID! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang