"Ooo..."
Mama Gigi monyong, raut wajahnya persis seperti ketika dia sedang bergosip dengan ibu-ibu kompleks, menggunjingi anak si Bu X yang hamil di luar nikah.
"Ya udah, kalo gitu kamu turun gih, sarapan. Mama bikin tumpeng."
"Tumpeng? Siapa yang ulang tahun, Ma?"
"Iseng aja."
Gigi lupa bahwa keisengan Mamanya memang selalu beda level dengan iseng menurut standar emak-emak lainnya. Gigi jadi ingat waktu Mamanya iseng gali sumur pakai sendok di halaman belakang atau ketika beliau iseng menghitung ada berapa butir beras dalam sekarung beras.
"Nanti aja, Ma." Gigi melirik cowok asing itu. "Gigi belum lapar."
Mamanya mengangguk paham dan melengos pergi.
Gigi membiarkan pintu kamarnya terbuka. Dia masih merapat ke dinding, terlalu takut untuk mendekati cowok itu.
Cowok itu bangkit berdiri ingin menghampiri Gigi.
"Eits, eits! Jangan bergerak! Di situ aja!"
Cowok itu terhenti. "Terima kasih," katanya.
"Buat apa?"
"Kamu udah menolong aku," kata cowok itu. Suaranya dalam dan agak cuek, seperti cowok-cowok cool. "Tangan aku patah kemarin di dekat pohon mangga."
"Jadi kamu merpati itu?" Gigi tercengang. "Kenapa kamu berubah jadi manusia? Siapa kamu sebenarnya? Kok Mama aku nggak bisa melihat kamu? Kenapa kamu – UDAH AKU BILANG JANGAN BERGERAK!"
Cowok itu meraup selimut Gigi dan melilitkannya di pinggangnya. Dia jangkung dan agak kurus, tapi otot-otot dada dan perutnya terbentuk dengan baik. Tangan kanannya tampak sulit digerakkan, dan masih ada plester yang menempel di dekat sikunya. "Betul. Namaku Amore. Aku adalah merpati yang kamu tolong itu. Aku udah menentukan supaya hanya kamu yang bisa melihat aku, makanya Mama kamu ngga bisa melihat aku."
Gigi jatuh terduduk di lantai kamarnya, kakinya gemetar seperti orang kebelet pipis. Aslinya memang dia kepengen pipis, sih. Tapi urusan pipis bisa ditunda dulu.
"Kamu ini... siluman? Jin?"
Amore tertawa. "Bukan. Masa kamu nggak tahu?"
"Ya jelaslah aku nggak tahu! Kita kan baru sekarang ketemu!"
"Merpati? Amore? Masih belum paham?" Cowok itu bertanya sambil mendekati Gigi. Gayanya agak songong. "Aku ini populer banget, lho. Sering muncul di sampul undangan nikah. Sering dibicarakan orang-orang yang lagi kasmaran..."
"Umm... kantong plastik?"
Amore mendengus. "Kok kantong plastik?"
"Soalnya undangan selalu disampul pakai plastik dan orang kasmaran hatinya selalu berbunga-bunga..." Gigi cepat-cepat menambahkan. "Berbunga-bunga plastik."
Amore menghembuskan napas keras dan mengusap dahinya. "Aku ini cupid."
"Cupid?"
"Nggak tahu juga? Kamu idiot, ya?"
Gigi menguatkan diri untuk bangkit berdiri. "Cupid itu kan... dewa cinta?"
![](https://img.wattpad.com/cover/224508527-288-k851299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK CUPID! [TAMAT]
Fiksi RemajaSewaktu Gigi menyelamatkan seekor merpati yang sayapnya patah, dia nggak menyangka bahwa merpati itu bakal berubah menjadi seorang cowok songong bernama Amore, yang mengaku-ngaku sebagai cupid alias si malaikat cinta! Amore butuh 100 hari agar lukan...