Cobalah kau kenang tatkala kau duduk di kelas enam SD. Apakah kau pernah jatuh cinta pada seseorang?
(Karena bercerita dengan puitis seperti itu bukanlah gayaku makanya marilah kita balik lagi ke gaya ceplas-ceplos yang biasa, oke?)
Buat kalian yang udah nggak ingat lagi masa-masa itu, entah karena amnesia dadakan atau memang udah sebegitu tuanya sampai lupa, pada umur segitu sebagian orang mungkin pernah merasakan jatuh cinta.
Jatuh cinta itu ibarat maling. Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Eh salah, itu jailangkung. Pokoknya cinta itu datang dengan tiba-tiba. Kayak jatuh dari langit, begitu. Awalnya mungkin perasaan kamu terhadap si dia biasa-biasa saja. Namun suatu hari kamu menyadari kamu nggak bisa tidur semalaman karena wajahnya terbayang-bayang terus. Bukan karena dia punya utang satu milyar yang belum dilunasin sama kamu sejak tahun lalu, tapi karena hatimu telah dicurinya.
Dan kamu akan selalu ingat pada sang pencuri itu – si dia yang pertama kali masuk ke dalam hatimu. Sebagian kecil orang yang beruntung bisa menikahi cinta pertamanya dan hidup bahagia selama-lamanya kayak di film-film Disney. Apa mereka betulan beruntung atau semata-mata nggak bisa dapat pacar yang lain, aku kurang tahu. Namun ada juga orang ngenes kayak si Jo Reinaldo yang cinta pertamanya justru menikah dengan pria lain yang lebih tampan, lebih kaya dan lebih semua-semuanya dibandingkan dirinya (kisah mengenaskan ini sudah dituliskan oleh penulis kita yang malang namun berbakat itu dalam cerpennya "Bertemu Sam").
Jadi ketika Gigi membaca pesan terbaru dari Bosque, dia mengerti bahwa ini adalah proyek cinta pertama. Orang-orang mengenalnya dengan istilah cinta monyet, aku sendiri nggak paham kenapa disebut begitu. Apa karena monyet jatuh cinta sejak usia dini? Siapakah gerangan yang sudah mempelajari kisah percintaan para monyet sehingga mencetuskan istilah itu? Entahlah. Yang pasti bukan aku.
Karena target proyek baru ini adalah Coki, adiknya Ciko (nama kakak adik ini kreatif sekali, bukan?), Gigi yakin ini bakal lebih mudah.
Amore si cupid senior sudah kembali dari khayangan. Dia sudah nggak murung lagi dan Gigi senang melihat perubahannya. Sore itu saat Lulu sibuk menonton episode terbaru "The World of The Married" dan Nana pergi membantu persalinan kucing tetangga, Gigi memberitahu Amore tentang proyek barunya.
"Coki ini..." Kening Amore berkerut. "Anak kecil?"
"Umurnya masih dua belas tahun," kata Gigi. "Kelas enam SD."
Amore manggut-manggut dan tertawa kecil. "Proyek yang menarik."
Ada satu hal yang sedikit menganggu Gigi, jadi dia memutuskan untuk menanyakannya. "Apa Bosque mau Coki dan Amel... pacaran? Bukannya mereka terlalu kecil untuk pacaran?"
"Bosque ingin kedua anak ini merasakan cinta," jawab Amore. "Jatuh cinta belum tentu harus pacaran."
Penjelasan itu bikin Gigi tambah bingung. "Apa bedanya?"
Senyum Amore berubah menjadi seringai misterius. Dia menutul-nutul dahi Gigi dengan telunjuknya yang kurus. "Coba kamu pikirkan sendiri..."
...
Karena penasaran, pada hari Sabtu Gigi mampir ke rumah Ciko. Sahabatnya itu sedikit bersungut-sungut karena adiknyalah yang justru dapat kesempatan untuk ditembak panah asmara lebih dulu.
Hari itu Coki pergi les Musik. Ciko ditugaskan untuk menjemputnya, dan Gigi diajak untuk ikut. Karena bulan lalu SIM Ciko sudah keluar, jadi dia menyetir mobil ibunya dan pergi ke tempat les itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK CUPID! [TAMAT]
Fiksi RemajaSewaktu Gigi menyelamatkan seekor merpati yang sayapnya patah, dia nggak menyangka bahwa merpati itu bakal berubah menjadi seorang cowok songong bernama Amore, yang mengaku-ngaku sebagai cupid alias si malaikat cinta! Amore butuh 100 hari agar lukan...