"Aku tidak berbohong."
Amore muncul di belakang Ankur. Ekspresi masa bodo yang biasa muncul di wajahnya hilang, sekarang si malaikat cinta kelihatan sangat serius.
Ankur menarik baju Amore tapi ditepis. "Jangan berpura-pura lagi!"
"Masa lalu sudah lewat, Ankur," kata Amore. "Semua itu sudah terjadi. Apapun yang kulakukan, aku tak akan bisa mengubahnya."
Ankur menggeram tak puas. "Kalau begitu, coba jelaskan: mengapa Bosque memilih kau sebagai malaikat cinta padahal Dia tahu kau memendam kebencian dan amarah yang begitu hebat pada Tyas dan dirimu sendiri?"
"Aku tidak tahu," kata Amore tenang. "Bosque tidak pernah cerita."
"Bosque itu tidak adil!" Sejumput api memercik dari jari-jari Ankur. "Dia menjadikanmu yang penuh benci itu sebagai malaikat terang dan mengusirku dari khayangan! Padahal seharusnya akulah yang jadi malaikat terang! Aku menyayangi Tyas dengan sungguh-sungguh sebagai sahabat. Aku tak pernah memaksanya untuk menikah dan lain-lain. AKU TIDAK SEPERTI KAU, AMORE!"
"Kau juga punya amarah dalam dirimu..." Amore mendekati Ankur. Mereka berdua berdiri berhadap-hadapan: terang dan gelap, cinta dan benci. "Kau marah padaku setelah tahu perbuatanku. Kau tak bisa memaafkanku karena telah memaksa untuk menikahi Tyas. Kau marah padaku karena aku mengakhiri hidupku sendiri. Kau tak bisa memaafkanku. Kita berdua sama-sama marah dan dendam. Tapi aku tak bisa merasakan semua itu lagi. Bosque mengubah kita sewaktu menjadikan kita malaikat. Dia menghapus emosi-emosi itu dariku..."
"Baik kalau itu maumu..." Bibir Ankur yang tipis bergetar. Napasnya naik turun, api merah berkobar di matanya. "Kalau begitu, sekarang kalian semua akan menyaksikan angkara murkaku!"
Ankur terbang melesat ke dalam rumah. Amore ingin menahannya tapi tak kalah cepat. "Gigi, busur dan panahnya!"
"Oh, iya!" Gigi menarik kedua alat itu dari dirinya. "Ayo!"
Mereka berbondong-bondong mengikut Ankur ke dalam rumah. Tapi begitu masuk ke dapur, kabut hitam yang menyesakkan menyambut mereka. Kabut itu mengisi seluruh rumah, sampai pandangan jadi terhalang.
Gigi, Lulu dan Nana berpengangan pada Amore supaya tidak menabrak sesuatu. Tubuh si malaikat terang bercahaya seperti bulan purnama. "Ada apa ini?"
"Ankur akan menampakkan diri," kata Amore. "Dia menyebar ketakutan pada para manusia lewat kabut ini. Kita harus segera menemukannya!"
Tertatih-tatih, mereka sampai di ruang depan. Amore betul. Para manusia jatuh bergelimpangan, ada yang di kursi dan yang lain di lantai. Mereka semua gemetar ketakutan, ekspresi wajahnya ngeri sekali seperti baru melihat neraka.
"Gigi..."
Ada yang meraih pergelangan kaki Gigi. Gadis itu melompat kaget, dia mengira menginjak ular. "Ciko!"
Ciko terkapar di lantai, tapi dia masih sadar. Gigi cepat-cepat membantunya berdiri. "Kabut ini... muncul tiba-tiba. Dan semua orang jadi aneh..."
"Ini semua ulah Ankur," kata Gigi. "Apa kamu tau ke mana dia pergi?"
"Aku melihat sebuah bayangan hitam dan..." Ciko tercengang. "Wow!"
Dia menunjuk Amore. Rupanya si malaikat terang baru saja menampakkan dirinya. Nana juga. Ciko terheran-heran.
"Ciko, yang putih itu Amore," Gigi menunjuk Amore. "Yang gemuk itu Nana. Perkenalannya nanti aja. Tadi kamu bilang Ankur pergi ke mana?"
![](https://img.wattpad.com/cover/224508527-288-k851299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK CUPID! [TAMAT]
Dla nastolatkówSewaktu Gigi menyelamatkan seekor merpati yang sayapnya patah, dia nggak menyangka bahwa merpati itu bakal berubah menjadi seorang cowok songong bernama Amore, yang mengaku-ngaku sebagai cupid alias si malaikat cinta! Amore butuh 100 hari agar lukan...