PART 1

1.5K 55 10
                                    

     Bismillahirrahmanirrahim
             
                           ******

    Jika aku tidak bisa menjadi seseorang yang mendapatkan cinta yang selalu kusebut di sepertiga malam. Maka cukuplah Allah sebaik-baiknya untuk dicintai"

         - Hanum Hilya Nafisah -

   Aku mencintaimu laksana mentari yang selalu bersinar. Cinta itu semakin tumbuh sampai ke relung dalam hatiku.

          - Muhammad Rayyan Raid-

    
*******

"Begini Tante. Kedatangan Hanum kesini mau lamar anaknya Tante," ucap Hanum yang membuat Wildan terkejut.

   Hanum mengatakan hal tersebut ditemani oleh keluarga Hanum yaitu mama, ayah Hanum,  kedua kakaknya yang kembar bernama Rafa dan Rafi, dan adiknya Meisya yang kini tengah duduk di hadapan Wildan dan keluarganya.

   Semua yang Hanum lakukan karena terinspirasi dari kisah Bunda Khadijah yang melamar Rasulullah. Hanum harap kisahnya persis seperti Bunda Khadijah.

    Wildan kesal bukan main. Ia merutuki gadis itu dalam hati.

"Gadis aneh.. awas aja nanti di kampus."

   Ia tidak mau menerima Hanum. Tetapi mama dan ayahnya bersikukuh agar Wildan menerimanya.

     Ibu Hanum adalah Humaira pemilik restaurant ternama dan ayahnya Farzan ustadz terkenal di stasiun televisi.

"Ayolah, jangan membuat mama kecewa," ucap Mama Wildan.

"Iya, Nak. Kamu harus mau," balas Ayah Wildan.

"Maaf semuanya, Wildan gak bisa,"ucap Wildan.

    Wajah Hanum yang tadinya tersenyum berubah menjadi sedih. Tapi Hanum bukanlah sosok manusia yang lemah. Ia akan terus berjuang.

"Yaudah, kita pamit pulang," tukas Rafa.

"Kak, jangan dulu," ucap Hanum.

   Entah kenapa yang lamar siapa tapi malah Rafa yang malu. Kakaknya itu sebenarnya tidak tega dan sudah memperingati Hanum untuk tidak datang melamar laki-laki tersebut. Tetapi Hanum nekat, yasudah lah. Beginilah jadinya.

"Ta.. tapi, Kak. Pasti Wildan gak mau karena ini terlalu cepat, ya? Iya sih kita masih kuliah. Tetapi bisa kok kita bicarain baik-baik," ucap Hanum berusaha meluluhkan hati Wildan.

"Elo gak waras!"pekik Wildan kesal tanpa ia sadar bahwa ucapannya itu seharusnya ia tahan karena banyak keluarga Hanum disini. Tetapi semuanya sudah terlanjur.

"Jangan menghina anak kami, kedatangan kami kesini baik-baik. Kalau tidak mau yasudah kita pamit pulang Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh," ucap Farzan.

   Keluarga besar Hanum pun pamit dengan wajah pura-pura tegar lalu masuk ke dalam mobil yang panjangnya bukan main.

    Semua keluarga Hanum terkejut melihat Hanum yang santai saja seperti tidak ada beban. Entahlah Hanum yang memang pandai menutupi kesedihannya kali ini.

   Humaira duduk di depan bersama Farzan. Meisya duduk dengan Hanum kemudian di kursi bagian belakang di tempati Rafa dan Rafi.

"Lagian apa sih yang kurang dari Kak Hanum, cantik udah kaya juga sudah shalihah lagi," bela Meisya adiknya yang berusia kelas 6 SD.

"Iya juga yah, tapi gak papa gue akan berusaha lagi," ucap Hanum.

"Persis kayak yang dibilang Wildan, Hanum gak waras," ejek Rafa.

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang