Part 28

229 18 0
                                    

** Bismillahirrahmanirrahim **

  "Kalau cinta membawa kebahagiaan lantas kenapa menjadi sumber rasa sakit?"

                     - Hanum -

                   🌺🌺🌺🌺🌺

   Wildan yakin sekali bahwa yang membantunya hari itu adalah Hanum. Ia memang sangat butuh uang itu. Seharusnya Wildan berterima kasih pada Hanum. Wildan berencana akan ke rumah Hanum hari ini untuk langsung meminta maaf.

    Wildan kini pamit terlebih dahulu pada satpamnya kemudian masuk lalu membunyikan bel. Hanum lantas membuka pintu tersebut. Hanum terkejut karena yang datang adalah Wildan. Sepagi ini Wildan mengunjunginya. Ia mengucek mata agar memastikannya.

Deg...

  Benar saja jika itu Wildan. Selalu saja perasaan itu berdesir hebat. Hanum jadi penasaran akan kedatangan Wildan kesini? Jangan bilang kalau Wildan akan memarahinya karena membayar biaya berobat mamanya.

"Assalamu'alaikum Hanum."

"Wa'alaikumussalam Wildan. Ada apa?"

"Gue datang kesini sebenarnya gue tau kalau Lo yang bayarin semua biaya berobat mama gue."

"Sudah gue duga. Maafin Hanum gak bilang-bilang. Jangan marah."

"Gue gak bakal marah kok. Gue cuman mau bilang makasih."

"Wildan sehat'kan? Sejak kapan Wildan bilang makasih?"

"Sejak Lo nolongin gue. Ohiya, gimana kabar Rayyan?"

"Belum ada perkembangan dan masih koma. Wildan Lo tenang aja. Sekarang gue baru tau kalau Wildan suka sama gue. Jadi, sekarang Lo gak perlu lagi takut kalau gue gangguin. Karena setelah lulus kuliah. Hanum bakal nikah sama Bang Ray."

   Ini adalah perkataan yang Wildan tunggu sejak lama. Terbebas dari gangguan Hanum. Karena ia sangat-sangat risih jika Hanum menyukainya. Namun, kenapa rasanya kali ini beda? Kenapa rasanya ada penyesalan? Kenapa?

"Bagus deh. Itu yang gue mau dari dulu. Gue pamit. Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

   Mendengar perkataan Wildan sungguh membuat Hanum sedih. Bukankah memang Wildan selalu membuat Hanum sedih? Kenapa juga kali ini Hanum sangat begitu terpukul karena ucapan Wildan?

"Kalau cinta membawa kebahagiaan lantas kenapa menjadi sumber rasa sakit?" batin Hanum.

   Memang sudah selayaknya Hanum move on. Daripada menanggung rasa sakit bertahun-tahun. Bahkan yang Hanum lakukan hanyalah menjenguk Rayyan setiap hari. Ia sampai tidak melanjutkan lagi jualan makaroninya. Yang ia pikirkan sekarang hanyalah cara Rayyan sembuh. Itu sudah cukup bagi Hanum.

   Kali ini Hanum pergi lagi ke rumah sakit bersama kakaknya Rafi. Sementara adiknya Meisya masih sibuk dengan sekolahnya.

   Ia berangkat menggunakan mobil kakaknya. Selama dalam perjalanan kakaknya Rafi banyak bertanya pada Hanum mengenai Rayyan. Hanum jadi pusing sendiri menjawabnya.

"Dek, gimana? Jangan duluanin kakak nikah."

"Ya gak tau takdir Allah bagaimana. Kakak tuh kasi kepastian sama perempuan yang kakak suka."

"Duh, bingung habis semuanya cantik-cantik. Risiko ganteng dan kaya gini amat."

"Pede banget sih, Kak Rafi."

"Harus pedelah."

"Secantik-cantiknya wanita pilihlah yang cantik hatinya, Kak."

"Kayaknya hatinya semuanya cantik, Dek."

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang