PART 14

257 22 0
                                    

     Bismillahirrahmanirrahim

                           *****
    Lebih baik kita perbaiki diri karena kita tak pernah tau siapa yang akan duluan melamar, entah jodoh atau kematian.

           - Zainab Aqilla Maharani-

                          ****
   Keesokan harinya..

   Hanum, dan Tania bergegas berangkat bersama di pagi hari. Sementara Sabrina selesai salat shubuh di rumah Hanum langsung pulang ke rumahnya.

"Gue pulang duluan, ya?" tanya Sabrina.

"Iya, hati-hati," balas Hanum.

"Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

  Bukan pertama kalinya Tania menginap di rumah Hanum tetapi rasanya tetap canggung buat Tania.
Untungnya semua bersikap ramah pada Tania.

   Di rumah ini semuanya biasanya bersiap sarapan dengan nasi kuning buatan Humaira. Tidak seperti kebanyakan orang kaya yang makan roti dan susu di mejanya.

  Hanum, Rafa dan Rafi mengambil porsi makan yang cukup banyak sedangkan ibu, ayah, Meisya mengambil porsi sedikit. Sementara Tania yang tidak biasa sarapan tidak enak menolak jadi hanya mengambil porsi sedikit.

"Loh, Nak Tania porsinya sedikit?" tanya Humaira.

"Ga bisa makan pagi, Tante."

   Tania semakin canggung saat kakak Hanum, Rafi memperhatikan Tania. Hanum yang sadar dengan kelakuan kakaknya langsung menegur.

"Mata, Kak Astagfirullah," bisik Hanum pada Rafi.

   Kebetulan juga Rafi duduk di sebelah Hanum. Entahlah, semua teman-teman Hanum pernah digoda oleh kakaknya yang bernama Rafi. Rafi memang terkenal raja gombal.

"Iya, maaf."

"Ohiya, gimana kamu udah siapkan semuanya?" tanya Humaira pada Rafa.

"Alhamdulillah sudah, Mah. Rafa rasanya deg-degan banget karena hari ini harus lamar Nabila," ucap Rafa.

"Tapi, Hanum kuliah. Hanum gak bisa ikut, ya?" tanya Hanum.

"Ya, gimana lagi. Mana sempat keburu kelar," balas Rafi.

"Ish, Abang nih."

"Tapi, benar Hanum. Nanti yang datang cukup mama, ayah dan Rafa."

"Semoga lancar ya, Bang. Semoga lamarannya gak ditolak. Soalnya kalau ditolak itu gak enak," balas Hanum.

   Tania hanya geleng-geleng kepala mendengar pernyataan Hanum. Hanum seakan-akan curhat pada keluarganya dan juga Tania.

"Cie, curhat nih," balas Tania.

"Hehe," balas Hanum.

****

Di kampus.

  Hanum dan Tania seperti biasa sudah ada di kampus sembari bermain handphone menunggu dosen tiba.  Hanum melihat pemberitahuan dari whatshappnya kalau lamaran kakaknya disambut baik oleh keluarga Nabila.

"Allhamdulillah, akhirnya sebentar lagi kakak gue gak jomblo lagi," ucap Hanum.

"Allhamdulillah, deh. Kok gue yang deg-degan, ya? Menyenangkan ya kalau sama-sama saling mencintai," balas Nabila.

"Iya, gue jadi pengen juga."

"Nanti bakal Allah kasih yang terbaik, percaya deh."

"Aamiin ya Allah."

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang