PART 9

356 23 7
                                    

      Bismillahirrahmanirrahim

                        *******

       Perasaan tidak boleh dipaksakan, apakah aku harus berhenti saja kemudian melupakan semua perasaan-perasaan indah itu?

       - Hanum Hilya Nafisah -

                          *****

   Selesai Hanum dan Tania makan. Mereka pamit pergi lalu ke masjid Alfatihah dekat kampusnya untuk melaksanakan salat Dzuhur.

   Sesampai di masjid Al-fatihah. Mereka berdua salat dengan khusyuk. Mereka berdoa agar dilancarkan dan dimudahkan selama UAS.

   Selesai mereka salat, Hanum kini melihat ke arah fakultas kedokteran yang arahnya memang berhadapan dengan masjid Al Fatihah. Fakultas yang sangat sepi. Tidak seramai fakultas Hanum yaitu ekonomi.

   Ia berharap melihat seseorang itu. Sudah beberapa hari. Ia belum juga bertemu dengan Wildan. Perasaan rindu sudah merasuk dalam hati Hanum. Hanum segera beristighfar karena sudah memikirkan hal yang belum halal.

"Astagfirullah, cinta ini belum halal. Tidak sebaiknya Hanum menyimpan rasa rindu hingga kepikiran," ucap Hanum dalam hati.

"Hanum, hayoo mikirin apa? Ayo, kita  ke kelas."

"Yaudah, yuk," balas Hanum.

***

Laboratorium Fakultas kedokteran

  Wildan, Daniel dan Arkhan sibuk praktikum. Menjadi dokter bukanlah hal yang mudah karena harus selalu berurusan sama praktikum di laboratorium. Wildan mahasiswa yang paling ambis hingga selalu mendapatkan IP 4 malah hari ini sedang tidak fokus dengan praktikumnya.

"Lo salah campur, Wil. Lo kenapa sih?" tanya Daniel.

"Gue gak papa."

"Boong Lo," tukas Arkhan.

   Sebenarnya Wildan ada masalah yaitu masalah kuliah Wildan. Meskipun sudah mendapatkan beasiswa tetapi tetap saja. Wildan masih kesusahan untuk membeli macam-macam peralatan yang disuruh oleh dosennya yang terbilang cukup mahal.

"Ohiya, Bro. Lo masih normal kan?" tanya Daniel.

"Masihlah. Kenapa emang?" tanya Wildan.

"Terus kenapa Lo gak suka sama Hanum? What you sane ?" tanya Daniel.

"Emang kenapa? Dia bukan tipe gue dan gue sangat-sangat waras," balas Wildan.

"Mending buat gue aja, Wil," ucap Arkhan.

"Buat guelah," kata Daniel.

"Terserah buat kalian berdua gue ikhlas dan gue males bahas ini," balas Wildan jutek.

****

Ruang 10 Fakultas Ekonomi

  Hanum sempat ada lupa satu nomor tetapi berkat bantuan Allah tiba-tiba Hanum langsung mengingat jawabannya. Hanum lega karena berhasil menyelesaikan jawabannya.

  Pengawasnya benar-benar killer hari ini. Bahkan jika  tengok sedikit saja langsung disuruh kumpul kertasnya dengan cepat. Waktunya hanya 2 jam. Untuk manusia yang kurang belajar pastilah waktu segitu tidak cukup. Tetapi, untuk Hanum waktu itu cukup untuk mengerjakan soal-soal tersebut.

"Waktunya sisa 2 menit," ucap pengawas tersebut sembari melotot ke semua penjuru.

   Hanum pun langsung mengumpul kertas tersebut sementara yang lain masih sibuk menarikan pulpen di atas kertasnya dengan perasaan tegang.

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang