PART 17

241 22 1
                                    

  Bismillahirrahmanirrahahim
                       *****
     
"Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim."

         (Surah Al-Baqarah (2) : 254)

                          --------------

Di kampus

  Tania  meninggalkan Hanum sembari melambaikan tangan , Tania akan segera ke sekre untuk urusan organisasinya, ia jadi sendiri. Hanum memilih pulang ke rumah kali ini ia tidak singgah lagi ke restaurant karena sudah mencoba makaroni tadi pagi.

    Hanum lantas naik motor lalu melaju dengan kecepatan ringan. Seperti biasa Hanum tidak tahan dengan godaan mata yang selalu melihat jajanan di sepanjang perjalanan pulang. Hanum memutuskan untuk membeli jus buah naga. Tidak seperti biasanya penjual tersebut banyak sekali pembelinya.

   Hanum harus menunggu satu jam lebih, saat giliran Hanum, ia terkejut melihat mahasiswa kedokteran kini tengah melayaninya. Siapa lagi kalau bukan Wildan. Sekarang Hanum mengerti kenapa kedai ini ramai sekali. Karena Wildan tampan.

   Hanum bingung kali ini harus apa, pura-pura tidak peduli. Tapi mana mungkin Hanum tega pada orang yang disukainya?

"Wildan, sejak kapan Lo jualan disini?" tanya Hanum.

"Memangnya gak boleh kuliah sambil kerja?"

"Tapikan Lo sibuk, gue pernah liat Lo pulangnya sampe malam. Jangan bilang Lo cuti, gue gak nyaranin Lo cuti kedokteran itu bakal lama, gue tahu karena Tante gue juga dokter jadi gue ngerti posisi Lo."

"Gue gak cuti cuman gue bolos hari ini," ucap Wildan sembari membuat minuman untuk Hanum.

"Tuhkan, sama aja Lo bakalan ketinggalan pelajaran, Lo ada masalah apa? Kalau gue bisa bantu gue bakalan bantuin Lo."

"Nih, minuman Lo. Gue gak butuh bantuan Lo," ucap Wildan sembari memberikan minuman Hanum. Hanum lantas membayarnya dengan uang 100.000. Wildan mengambilnya lalu mengangsulnya.

"Gak usah diangsul. Makasih jusnya."

  Hanum pergi meninggalkan Wildan dengan perasaan cemas. Ia ingin sekali membantu Wildan. Tapi ia bingung membantunya harus bagaimana.

   Hanum memutuskan untuk ke ATM sekitar 500 ribu. Mungkin kalau kurang Hanum akan berusaha lagi untuk meminta bantuan.

   Hanum lantas segera ke rumah Wildan. Saat ke rumahnya didapatinya ibu Wildan yang tengah duduk sembari batuk-batuk karena pintu rumahnya terbuka.

   Hanum lantas mengetok pintu rumah Wildan. Ibunya menyambut Hanum dengan ramah. Hanum dipersilakan duduk di ruang tamu.

"Assalamu'alaikum, Tante."

"Wa'alaikumussalam, Nak Hanum. Ada apa, Nak?"

"Kedatangan saya kesini karena saya pengen Wildan tetap fokus sama kuliahnya. Saya pengen ngasi uang buat Tante, semoga bisa membantu yah Tante, kalau kurang nanti saya minta nomor Tante gimana?"

"Masya Allah, Nak. Hati kamu mulia sekali. Tante jadi keinget mama kamu dulu juga persis dermawannya. Nak, simpan uang ini. Pasti Nak Hanum juga membutuhkannya' kan?"

"Tante lebih membutuhkannya. Jangan bilang ini ke Wildan ya, Tante? Hanum takut Wildan marah dan nolak pemberian ini."

"Ya Allah, Nak. Baik sekali kamu, Nak. Tante memang sebenarnya hampir pasrah sama kuliah Wildan. Walaupun beasiswa nya gratis tapi tetap kesulitan, Nak. Apalagi Tante punya penyakit," balas Mama Wildan.

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang