PART 8

375 25 2
                                    

      Bismillahirrahmanirrahim

                         ******
      Kodrat perempuan itu dihargai, di perjuangkan, dan disayang

         - Muhammad Rayyan Raid -

                        *****

    Nabila menghampiri Hanum dan juga Tania untuk melayani apa saja yang ingin dipesan mereka berdua. Nabila memberikan buku untuk dilihat-lihat menu makanan dan minumannya.

   Sementara Rayyan kembali ke dapur dan bersemangat sekali memasakkan Hanum  makaroni basah.

"Lo pesan apa?" tanya Hanum.

"Gue pesan spagheti sama minumnya squash mango aja."

"Gue juga samain kayak Tania tapi ditambah makaroni basah."

"Baik, terima kasih. Harap bersabar menunggu yah," balas Nabila.

"Siap, Kakak ipar."

   Nabila hanya geleng-geleng sembari tertawa kecil karena malu-malu.  Tetapi Nabila berharap hal itu terjadi.

    Hanum dan Tania mengeluarkan buku catatannya untuk belajar mata kuliah mikro. Karena mereka akan UAS pelajaran itu nanti.

"Lo udah paham belum sama grafiknya?" tanya Tania.

"Udah, sini gue ajarin jadi ini tuh .... " terang Hanum menjelaskan.

  Hanum menjelaskan pada Tania sampai Tania paham. Hanum mengajarkan Tania dengan sabar.

    Di sisi lain ada Rayyan yang sudah selesai menyajikan makaroni basah khusus buat Hanum. Sahabat masa kecilnya yang dulunya sering sekali memasakkannya nasi kuning alias pasir dengan telurnya yang berupa batu. Yah, indah sekali masa-masa indah Hanum dan Rayyan saat main masak-masakan.

"Durr."

    Satria langsung menyadarkan lamunan Rayyan. Rayyan lumayan kaget dan kesal pada Satria. Satria lebih muda dari Rayyan. Tetapi urusan masak pastilah Rayyan lebih sering bertanya pada Satria karena Satria lebih handal.

"Astagfirullah, Satria."

"Slow, Bang. Yaelah gini-gini aja, Bang perkembangannya? Mau sampai kapan masak makaroni basah buat Hanum? Apa sampe  Hanum punya pasangan tetap masak makaroni di pernikahannya?" ledek Satria.

"Gaklah. Gue gak mau itu terjadi."

"Makanya, Bro. Gercep dong."

    Ucapan Satria ada benarnya juga, selama ini Rayyan belum jujur sama perasaannya sendiri. Rayyan terlalu tertutup mengenai perasaannya.

"Bener juga, terus gue harus apa?"

"Lo tuh jujur aja kalau suka."

"Hanum kan suka sama cowok lain."

"Terserahlah, Bang. Susah banget padahal cuman tinggal ngomong."

   Terserahlah, memang Rayyan akui dia memang sangat payah urusan seperti ini. Tak lama kemudian Rayyan keluar untuk langsung memberikan makanan pada Hanum dan Tania. Padahal panggil pelayan juga bisa tetapi Rayyan mau mengetahui langsung perasaan Hanum dari makaroni tersebut.

    Saat spagheti tersebut dicampur dengan makaroni basah balado rasanya nikmat sekali. Hanum senang bukan main. Pedasnya menggigit hingga ke tenggorokan.

"Gimana?" tanya Rayyan.

"Seperti biasa gak mengecewakan. Rasanya pedas kayak omongan tetangga pas iri-irinya."

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang