Part 23

223 18 3
                                    

   **Bismillahirrahmanirrahim**

                   **********
    Menangis terbaik adalah sibuk menangis karena dosa, berharap agar setiap tetesan air mata adalah penghapus dosa

                 - Humaira -

                   **********
  Saat sesi foto keluarga bersama, Hanum tampak bersemangat sekali. Hanum juga mejahili kakaknya yang baru saja menikah. Hanum berharap kisah pernikahannya seindah seperti kakaknya.

"Cie-cie yang baru aja nikah," ucap Hanum.

"Iya nih, Kakak doain semoga Hanum juga mendapatkan yang terbaik," balas Nabila.

"Aamiin, Kak."

   Hari itu keluarga Hanum lengkap dan ditambah dengan Nabila rasanya makin bertambah juga rasa bahagia di keluarga tersebut. Tak lama kemudian Rayyan juga dipanggil ke atas agar foto bersama.

   Rayyan sudah dianggap seperti keluarga Hanum. Bukan hanya Rayyan melainkan ketiga teman Hanum juga disuruh untuk naik ke atas yaitu Tania, Sabrina dan Zainab.

"Kurang lengkap, eh, Bintang dan Wildan juga ikut yuk," ucap Hanum.

"Boleh," balas Bintang.

"Males," ucap Wildan.

   Wildan malas bukan main tetapi karena merasa tidak enak apalagi banyak keluarga Hanum disana. Wildan juga ikut berfoto bersama yang lain.

   Rayyan yang melihat Hanum menyambut Wildan senang bukan main hanya bisa menahan perasaan sedihnya. Rayyan berusaha tersenyum meski hatinya tak sebaik apa yang terlihat.

"Allhamdulillah akhirnya Wildan mau diajak foto," ucap Hanum.

  Wildan hanya terdiam dan saat difoto wajahnya hanya flat tetapi bagi Hanum ada foto bersama dengan Wildan saja ia sudah bersyukur sekali.

   Selesai sesi berfoto Hanum langsung menghampiri Bintang dan Wildan  Hanum ingin banyak berterima kasih sekali dengan Bintang. Karena ini pertama kalinya Wildan datang ke acara yang Hanum suruh.

"Bintang, gue makasih banget sama Lo. Ini pertama kalinya Wildan datang ke acara yang gue suruh. Makasih banget, ya?" ucap Hanum dengan mata berbinar-binar.

"Udah, santai aja kali, lagian Wildan pasti bakalan datang buat Lo Hanum. Udah, Kak. Gak usah malu-malu gitu," balas Bintang.

"Apaan sih, Dek?" balas Wildan dengan wajah juteknya.

"Aduh, bisa aja, Hanum jadi malu," balas Hanum.

  Tak lama kemudian Wildan dan Bintang pamit pulang, sudah banyak tamu yang pulang lalu berganti dengan tamu yang baru datang, Hanum masih disitu begitu juga teman-teman nya masih tetap tinggal. Hanum rasanya benar-benar nge-fly hari ini.
 
   Hanum lantas duduk lalu berbincang-bincang lagi dengan teman-temannya. Namun, percuma tidak ada yang mendukungnya dengan Wildan.

"Udah gak usah bahas Wildan terus, bosen tau gak?" ucap Tania.

"Gaes doain gue dong supaya jodoh beneran sama Wildan, biar uwu juga kayak kakak gue," ucap Hanum.

"Gue sih gak setuju," ucap Sabrina.

"Sama gue juga gak," balas Tania.

"Gue gak paham sama jalan pikiran lo Hanum, sedingin itu," ucap Zainab.

"Yaelah, ribet banget. Gak ada yang dukung. Bang Rayyan juga kagak ngedukung. Memangnya salah suka sama cowok beku? Es batu kan bisa meleleh semoga Wildan juga bisa leleh," ucap Hanum.

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang