Part 25

240 17 0
                                    

     * Bismillahirrahmanirrahim *

   Begitulah cinta, jika berani memiliki perasaan itu harus berani juga menerima apapun risikonya entah itu balasan atau hanya rasa sakit.

                      🌺🌺🌺🌺
  
  Selesai Sabrina dan Hanum makan. Sabrina merasa benar-benar tidak tenang. Sabrina juga bercerita mengenai perasaannya.

"Perasaan gue gak enak," ucap Sabrina.

"Seriusan? Mending Lo tenangin diri dulu deh."

  Tak lama kemudian handphone Sabrina berdering. Sabrina lantas mendapatkan telepon dari nomor yang ia tak kenal. Awalnya Sabrina agak khawatir tapi Sabrina memberanikan diri agar meneleponnya.

"Assalamu'alaikum, ini siapa?" tanya Sabrina.

"Mbak apa benar mengenal Rayyan? Jadi Rayyan sedang kecelakaan," ucap suara tersebut.

   Sabrina terkejut bukan main, ia langsung memberi tahu pada Hanum bahwa kakaknya Rayyan sedang kecelakaan. Pantas saja perasaan Sabrina sedari tadi tidak enak.

"Kakak gue kecelakaan Hanum."

"Ya Allah, yaudah kita susul sekarang."

   Mereka berdua kini naik motor menuju rumah sakit. Sesampai disana. Mereka sudah melihat Rayyan dalam keadaan berdarah. Sabrina dan Hanum sangat sedih dan terpukul.

"Kak Ray, Kak Ray," ucap Sabrina sambil menangis.

   Ini pertama kalinya Hanum melihat Sabrina menangis. Sabrina adalah sosok manusia yang tegar kalau ia sampai mengeluarkan air mata berarti ini sudah sangat amat menyakitkan buat Sabrina. Rayyan dibawa ke dalam ruangan UGD.

  Hanum dan Sabrina hanya bisa menunggu dari luar. Hanum hanya bisa menenangkan Sabrina. Hanum juga merasa terpukul. Ia tak tau apa penyebabnya.

"Pantes aja perasaan gue gak enak, Hanum. Ternyata kakak gue kenapa-kenapa," ucap Sabrina dengan nada suara gemetar karena masih menangis.

"Gue juga sedih, gue gak tau kenapa ini bisa terjadi sama, Bang Ray," balas Hanum.

  Tak lama kemudian Mama Rayyan datang. Mama Rayyan dalam keadaan panik dan khawatir. Mama Rayyan tau info ini dikarenakan ditelpon juga oleh orang-orang yang menolongnya.

"Ya Allah, bagaimana keadaaan Rayyan. Mama khawatir kalau Rayyan kenapa-kenapa."

"Sabrina juga, Mah. Kasian Kak Ray. Sabrina pengen Kak Ray cepat sembuh. Sabrina gak tau kejadiannya kayak gimana, Mah," keluh Sabrina.

  Hanum sampai lupa mengabari orang tuanya. Hanum segera mengabari langsung di grup keluarga. Keluarga Hanum terkejut bukan main. Rencananya Rafa dan Rafi akan datang menjenguk Rayyan. Mereka akan bersiap-siap ke rumah sakit.

"Gue udah kabari di grup keluarga katanya salam sama Tante dan Sabrina semoga Rayyan cepat sembuh," ucap Hanum.

"Iya, Nak. Terima kasih," balas ibu Rayyan.

  Tak lama kemudian ada laki-laki dengan berbadan besar kini datang dengan wajah penuh penyesalan. Semuanya menatap bingung dengan kehadiran laki-laki tersebut kecuali Sabrina. Sabrina mengenalnya. Namanya Bimo. Bimo adalah teman Sabrina sesama pembalap saat SMA.

"Bimo, Lo ngapain disini?" tanya Sabrina heran.

"Gue mau minta maaf banget sama keluarga Lo. Gue yang nabrak kakak Lo," ucap Bimo dengan raut wajah penuh menyesal.

   Sabrina kini melayangkan tangannya untuk menampar hanya saja Ibu Rayyan langsung menahan tangan Sabrina. Kini Sabrina menatapnya dengan perasaan kesal.

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang