PART 11

284 20 3
                                    

      Bismillahirrahmanirrahim

                          ********

    Jika banyak berharap pada sesuatu, harusnya sadar akan banyak kekecewaan karena bergantung sama harapan itu. Seharusnya mengharapkan sesuatu itu pada Allah, hanya Allah.

     - Hanum  Hilyah Nafisah -
     
                          ******

  Rasanya Hanum bahagia sekali melihat kakaknya bahagia. Ada perasaan ingin juga menikah tetapi apalah daya cinta Hanum bertepuk sebelah tangan. Ia menjuluki dirinya sendiri sebagai sad girls.

   Sampai Hanum sadar kalau sebenarnya kecewa itu ada karena ia teramat berharap kepada ekspektasinya. Ia terlalu menginginkan kalau Wildan juga mencintainya. Padahal sebaik-baiknya berharap adalah pada Allah. Dan berharap pada Allah dijamin tidak akan kecewa.

  Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.
(Maryam:4)

"Oh, Allah. Ampuni Hanum pernah berekspektasi lebih pada Wildan. Seharusnya jika terlalu banyak berharap pada sesuatu, harus nya Hanum juga sadar akan banyak kekecewaan karena menggantungkan pada harapan tersebut, bahkan rasa sedih itu masih ada," batin Hanum.

   Tidak lama kemudian semuanya kembali pada aktivitasnya. Nabila kembali melayani para pelanggan. Rafa ke dapur sementara Hanum juga ikut-ikutan kakaknya ke dapur. Hanum ingin memberi tau berita besar ini pada Rayyan.

"Assalamu'alaikum," ucap Hanum dan Rafa.

"Wa'alaikumussalam, gue tau Rafa lagi bahagia kan?" tanya Rayyan.

"Iya, Allhamdulillah diterima. Terima kasih semuanya atas supportnya. Termasuk Lo Ray, Lo yang selalu dukung gue sama Nabila," ucap Rafa.

"Gue hanya perantara, semuanya atas takdir Allah. Lo gak boleh lupain itu," balas Rayyan.

"Pasti, Bro. Semuanya adalah karunia Allah dan gue harus bersyukur."

"Enak banget sih, Kak Rafa. Kapan ya gue juga kayak gitu, rasanya senang sekali jika jatuh cinta kemudian dicintai oleh orang yang kita cintai," balas Hanum.

"Belajar yang bener, baru cinta-cintaan," balas Rafa sembari mengacak jilbab adeknya.

   Hanum kesal bukan main karena jilbabnya yang disetrika nya dengan cukup lama malah diacak-acak. Hanum segera memperbaiki jilbabnya.

    Rayyan yang melihat keduanya hanya tertawa kecil. Ia jadi teringat saat dulu masih kecil sering bertengkar dengan Hanum hanya karena persoalan sepele.
  
   Hanum kini mengambil cerminnya lalu memperbaiki jilbabnya. Sudah diperbaiki tapi tetap tidak bisa kembali bagus seperti semula.

"Tuhkan, jadi jelek."

"Cantik kok," balas Rayyan.

   Mendengar kata cantik tersebut membuat Hanum jadi kegeeran. Tidak biasanya juga Rayyan memujinya seperti itu. Hanum bingung harus menjawab apa.

"Hah?" tanya Hanum meyakinkan.

   Suasananya menjadi canggung, Rayyan tidak sadar ucapan tersebut dengan tulusnya tiba-tiba mengucapkannya. Pipi Rayyan tiba-tiba berseri karena malu mengucapkannya.

"Maksud gue, jilbabnya masih cantik kok."

"Oh, jilbabnya."

"Bro, Lo juga kapan nyusul?" tanya Rafa.

"Iya. Kapan, Bang Ray? Hanum juga pengen kali liat Bang Ray bahagia sama perempuan yang dicintai."

    Sakit sekali ucapan Hanum. Bahkan mendukung Rayyan untuk mencintai orang lain. Rasanya ia sedih sekali. Bingung harus menjawab apa. Semuanya sudah begitu jelas. Bahwa Hanum tak punya perasaan sedikitpun pada Rayyan.

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang