Part 26

235 22 4
                                    

  ** Bismillahirrahmanirrahim **
    
                         🌺🌺🌺🌺

     Ya Allah aku berharap keajaiban-Mu untuk kesembuhan Bang Rayyan.

                    - Hanum -

  Perlukah Ibu Rayyan memberi tahu tentang perasaan Rayyan pada Hanum? Sepertinya ini waktu yang tepat menurut Mama Rayyan.

   Mamanya Rayyan mendekati Hanum. Ia memeluk Hanum layaknya seorang anak kandung. Mamanya terharu  karena di saat masa kritis Rayyan ia bisa ditemani gadis cantik berhati bidadari yang Rayyan selalu selipkan namanya.

"Terima kasih ya, Nak," ucap Mama Rayyan.

"Sama-sama Tante. Lagian kan Bang Ray udah kayak kakak Hanum sendiri."

"Nak, sebenarnya Rayyan tuh sayang banget sama kamu, Nak," ucap Mama Rayyan.

"Iya, Tante. Hanum juga sayang sama Bang Ray sebagai sahabat," ucap Hanum.

"Bukan seperti itu, Nak. Maksud Tante Rayyan jatuh cinta sama kamu, Nak. Sudah lama sekali Rayyan memendam perasaan itu. Dia hanya bisa bersabar setiap kamu menceritakan tentang Wildan. Meskipun hatinya sakit sekali. Setiap hari Rayyan menceritakan kamu dalam doanya. Hanya saja ia takut jika perasaannya akan membuat persahabatan kalian renggang. Dan sekarang Rayyan malah harus merasakan seperti ini," terang Mama Rayyan sembari meneteskan air mata.

"Hanum gak tau kalau ternyata selama ini orang yang Bang Ray ceritakan itu adalah Hanum sendiri. Harusnya Hanum bisa lebih peka sama perasaan Hanum sendiri."

   Hanum baru mengerti tentang perasaan Rayyan. Ia tak menyangka semua cerita Rayyan yang ia sukai adalah dirinya. Hanum tidak tau sama sekali kalau Rayyan menyukainya. Ia benar-benar shock kali ini.

  Lantas Hanum harus bagaimana? Ia tidak memiliki perasaan apapun pada Rayyan. Tapi, mengingat kondisi Rayyan Hanum merasa iba. Hanum tau cinta itu karena rasa sayang bukan karena rasa iba.

   Hanum bingung. Apakah ia harus berusaha mencintai Rayyan? Ataukah malah harus berterus terang pada Mama Rayyan. Pilihannya sulit sekali. Hanum bingung mesti bagaimana.

"Bagaimana, Nak? Apa kamu mau menerima Rayyan?"

"Kita fokus saja pada kesembuhan Rayyan dulu Tante."

"Iya, kamu benar, Nak."

   Hanum pamit keluar lalu ke kamar mandi yang letaknya agak jauh dari ruangan Rayyan dirawat. Hanum kini mulai menangis di kamar mandi tersebut. Ia bingung ia tak mau merelakan perasaannya. Tapi, di sisi lain. Kondisi Rayyan seperti itu.

"Ya Allah, Hanum harus apa kali ini?" tanya Hanum.

***

  Beberapa hari kemudian ....

  Karena Hanum yang masih shock Hanum tidak lagi seperti biasanya. Ia tidak menjenguk Rayyan hari ini. Ia bahkan tengah berdzikir dahsyat sekali.

  Rafi yang mau menjenguk Rayyan kini mengajak Hanum agar sama-sama menjenguk Rayyan. Namun, Hanum menggeleng kepala sembari cemberut.

"Kakak mau ngejenguk Rayyan, gak mau ikut?" tanya

"Nggak, gue di rumah aja," balas Hanum.

"Lo kenapa sih? Ada masalah apa? Cerita coba. Jangan kayak gini," balas Rafi.

"Cuman lagi gamau aja," ucap Hanum.

  Hanum lalu masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, Rafi benar-benar penasaran kali ini. Adiknya paling bersemangat kalau disuruh menjenguk Rayyan. Namun kali ini tidak.

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang