Part 30

249 18 0
                                    

  **     Bismillahirrahmanirrahim **

      - Menunggu dalam kepastian sungguh sangat menyakitkan namun aku harus bersabar -

                   - Hanum -

    Sudah berapa lama Hanum menunggu Rayyan? Ini sudah berbulan-bulan. Mama Rayyan juga tak pernah memaksa agar Hanum bertahan bersama Rayyan.

    Haruskah Hanum menyerah. Entahlah. Hanum juga tak ingin seperti ini. Namun, Hanum tak pernah berhenti untuk mendoakan Rayyan agar segera sadar.

"Menunggu dalam kepastian sungguh sangat menyakitkan namun aku harus bersabar" batin Hanum.

   Mama Rayyan kini menghampiri Hanum. Mama Rayyan merasa tidak enak pada Hanum karena menunggu dalam ketidakpastian.

"Sudah berbulan-bulan tetapi Rayyan juga tak kunjung sadar. Tante gak akan memaksa kamu. Pergilah, Nak. Kamu berhak menentukan kehidupanmu sendiri."

"Tapi, Tante. Hanum akan berusaha. Hanum tau hal ini belum ada kepastian. Tapi, tak ada salahnya kita berusaha."

"Hanum, gue gak tau hati Lo terbuat dari apa sampai seikhlas ini," ucap Sabrina.

"Sabrina, memangnya Lo gak kuliah kenapa Lo gak balik kesana?" tanya Hanum khawatir.

"Gue belum bisa bayar uang kuliah. Udah, Lo gak perlu khawatir. Gue mau berjuang. Mungkin ini sudah saatnya gue balas semua perjuangan kakak gue."

   Hanum cemas. Sabrina harus menderita seperti ini. Hanum akan membicarakan semuanya pada orang tuanya. Hanum yakin pasti orang tua Hanum akan menolong keluarga Rayyan.

   Hanum berdoa agar Sabrina bisa melanjutkan kembali pendidikannya. Hanum tau kalau Sabrina sangat butuh itu.

****

    Di rumah Hanum

   Hanum bersama Meisya kini sedang merawat kucing bersama-sama. Hanum merawat Bams sementara Meisya tengah merawat Bima. Hanum kini menunggu kehadiran ibu dan ayahnya.

   Ia ingin berbincang mengenai kondisi keluarga Rayyan. Namun, kedua orang tuanya masih sibuk. Hanum juga sempat menge-chat kedua orang tuanya tapi masih centang satu.

"Mama sama ayah lama banget, ya?" ucap Hanum.

"Iya, Kak. Mungkin malam kali pulangnya," balas Meisya.

"Padahal ada yang pengen diomongin. Penting banget, Dek."

"Tentang apa tuh, Kak?"

"Jadi, gini loh, Dek. Kan Sabrina lagi cuti dari kuliah karena harus jadi tulang punggung keluarga. Kasian kan? Kita tuh harus bantuin."

"Iya, benar, Kak. Kalau perlu uang tabungan Meisya buat Kak Sabrina aja."

"Masya Allah. Baik banget sih, Dek."

"Iya, Kak. Kita emang harus saling tolong menolong."

"Benar banget, Dek."

   Tiba-tiba ada panggilan video call dari mama Hanum. Hanum senang bukan main. Hanum langsung mengutarakan semua keluh kesahnya pada mamanya. Setelah mendengarnya mama Hanum akan mengunjungi Rayyan ke rumah sakit untuk membantu Sabrina.

"Beneran, Mah? Makasih banget, Mah.  Soalnya Hanum itu udah lama banget mau bantuin Sabrina cuman Sabrina nolak terus. Mungkin kalau Mama yang kesana Sabrina gak bakal nolak."

"Iya, Nak. Tapi kalau hari ini mama gabisa dulu. Mama minta maaf karena benar-benar banyak yang harus diurus."

"Iya, Mah. Gak papa. Hanum ngerti kok, Mah."

CINTA FISABILILLAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang