Kelam

53 13 0
                                    

"maksudnya?" ujar tania.

"Pak yuda bikin perjanjian sama banaspati, tadi sebelum gw nyusul kalian gw liat pak yuda lagi baca mantra di dalem rumahnya dan di akhir kata pak yuda sebut banaspati" ujar arka.

"Kenapa ka arka bisa begitu yakin?" tanya adel.

"Karena gw mencium bau dupa, kembang 7 rupa, sama darah ayam"

Alarik bangun dan mengambil posisi duduk dan bertanya "ada apa nii?"

"Ngga... pak yuda lagi bakar bakar rumah biar ngga sepi" ketus arka.

"Owhh okee" ujar alarik

"Balik ke penginapan yukk, capek" ujar tania setelah mematikan kamera.

Arka, adel, dan tania berjalan meninggalkan alarik yang masih mengumpulkan nyawa.

"Oyyy orang ganteng jangan di tinggal!!" teriak alarik.

° ° °

Arka kini sudah berada di suatu rumah zaman dulu, disana terlihat ada seorang kakek-kakek yang sedang menunggu seseorang dari jendela.

Brakkkk!!

Pintu terbuka dengan kencang, kakek itu berlari menuju ke arah arka dan langsung memegang pundak arka.

"Kamu harus menerima kekurangan dan kelebihan kamu, jangan biarin masa lalu merusak masa depan kamu arka" ujar kakek itu mengguncang  tubuh arka.

tiba tiba kakek itu menjadi pucat dan dadanya berlubang dia berkata "bukan salah kamu".

Arka bangun dari tidur nya dan langsung reflex meninju alarik yang berada di dekatnya karena kaget.

"Awwwww... lu dendam amat" ketus alarik.

"Ka arka ngga kenapa kenapa?" ujar adel.

"Kenapa kalian ada di sini!?" ujar arka.

"Tadi gw manggil mereka soalnya lu keringetan" ujar alarik.

"Gw gapapa" ujar arka dengan badan yang masih berkeringat.

"Yakin kita mau ngelanjutin camp aja ka?" tanya alarik.

"Jadi jadi"

"Jangan maksain ka" ujar adel.

"kita gapapa kok camp di deket danau juga" ujar tania.

"Yaudah kalian siap siap abis itu kita berangkat ke kota"

"Ngapain kita ke kota ka?" Tanya alarik.

"Beli makanan"

Tania dan adel keluar, sementara itu alarik masih penasaran ada apa dengan sahabatnya.

"Ka lu kenapa?"tanya alarik serius

"Gw mimpi buruk tentang kakek gw lagi"

"Itu bukan salah lo ka"

"mungkin, tapi gw harus ke jawa buat mastiin"

Setelah perbincangan itu arka dan alarik bersiap-siap untuk pergi ke kota.

Mereka berempat sudah berada di dalam taksi. Arka duduk di kursi depan, sementara yang lain nya di belakang.

"Ka alarik, ka arka kenapa? Kok ngelamun  terus?" bisik adel.

"Berani nanya sendiri ngga?"

"Ngga..."

"Pak pak berhenti pak" ujar arka.

Taksi berhenti mendadak membuat alarik, tania, dan adel kaget.

"Gw mau ke danau duluan, kalian lanjut refreshing dan pulang nya jangan lupa beli makanan" ujar arka langsung keluar dari taksi.

Alarik hanya mengangguk paham, sementara adel menatap tania dengan penuh harapan.

"Yaudah hati hati ya" ujar tania.

"Makasih ka" ujar Adel tersenyum dan langsung keluar dari taksi mengikuti arka.

"Kita langsung berangkat ya pak" ujar tania.

"Kamu sama adel indigo dari lahir ta?" ujar alarik penasaran.

"Emang nya arka ngga ngasih tau?"

"Ngga"

"Gw sama adel bukan indigo dari lahir, tapi kita indigo karena insiden"

"Insiden? Insiden apa?" ujar alarik heran.

° ° °
10 tahun yang lalu

"Bunda aku pengen duduk sama bunda" ujar tania.

"Kamu duduk dibelakang aja, jagain adel"

"Bunda, adel masih pengen tinggal sama kakek"

"Iya bunda, tania juga masih pengen tinggal sama nenek"

"Boleh kok sayang, tapi nanti ya kita harus pulang dulu. soalnya ayah ada urusan di kantor"

Setelah itu mobil yang di tumpangi ayah, bunda, adel dan tania berangkat. Dijalan yang sepi dan gelap di pinggir jurang mobil berjalan dengan lambat.

"Bunda adel laper pengen makan"

"Anak bunda yang satu ini emang selalu laper ya"

"Tau nihh adel makan mulu"

"Tania anak bunda, gaboleh gitu sama adel. kamu harus jagain adek kamu yang banyak makan ini"

"Sabar ya del, ayah cepetin sedikit nihh bawa mobil buat adel"

Tiba tiba saja ada mobil dengan kecepatan tinggi yang salah jalur, ayah tania langsung membanting stir ke arah jurang.

° ° °

"Sadar sadar gw udah ada dirumah sakit dan kata susternya gw koma  2 bulan sama adel dan selama di rumah sakit itu kita selalu liat arwah  yang ngga bisa di jelasin. Saat gw sadar di situ gw dan adel bisa liat yang tak kasat mata, dan adel mengalami DID"

"DID ?" Tanya alarik

"Dissociative indentity disorder, atau bisa di bilang kepribadian ganda"

"Kepribadian ganda? Maksudnya?"

"Kadang sifat adel berubah kayak anak kecil yang murung karena kehilangan kedua orang tuanya, mungkin karena trauma dia sampai jadi punya kepribadian ganda"

"Tapi tan, selama disini dia ngga pernah gitu" bantah alarik tidak percaya.

"Gw juga ngga tau, yang pasti pesan terakhir dari bunda untuk jagain adel akan selalu gw tanggung"

"Bingung gw" ujar alarik polos

"Lebih bingungan gw sama temen lu arka, padahal cuma masalah kecil tapi arka sampe mendramatisir gitu kayak" ketus tania.

"Lu ngga akan tau rasanya jadi dia!" ujar alarik emosi.

TO BE CONTINUED...

The Indigo VloggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang