Akhir Dari Liburan

76 13 0
                                    

"Burikkk, jelaskan dalam waktu 1 menit atau kita mulai Civil War!"

"Jadi gini ka sebenernya..."

° ° °
Ke-esokan hari nya tania dan adel berangkat ke bandung dengan ceria. sementara arka malas karena harus ada anak orang yang dijaga, dan alarik yang berangkat dengan kondisi pipi yang lebam.

"Ka, kita ngga kepagian apa berangkat nya? penerbangannya aja jam 9, kenapa kita harus berangkat jam 7" ketus alarik.

"Kenapa burik? Mau protes lagi?" ketus arka mendelik tajam alarik.

"Ngga-ngga cuma nanya aja"

"Pasti lu mau makan dulu ya ka?" Celetuk tania.

"Gw sama makanan ibarat jodoh tan, ngga bisa di lepas" balas arka.

"Hilih, kek punya jodoh aja sih ka" celetuk alarik.

"Setidaknya gw suka cewe dari pada lu yang suka sama cowok"

"Seriusan ka arka? Ka burik suka sama cowok?" tanya adel.

"Ngga lahh, yang bener aja muka seganteng ini suka sama cewe" bantah alarik.

"Muka mahh ngga ngaruh, buktinya ada om-om yang kekar, tapi nyatanya dia BELOK!" ucap tania.

"Tuhh tania aja tau" celetuk arka membenarkan ucapan tania.

"Memang cuma adel doang yamg percaya sama kaka" ucap alarik.

Adel ternyata sudah berlindung dibalik tania karena takut dengan alarik yang di duga BELOK.

"Kalian jahat, gw ngga ikut pulang ke bandung" ucap alarik meringkuk di pinggir jalan.

Kalau orang gila yang satu ini ngga ikut, bisa di pastikan gw bakalan tersiksa dengan upin ipin batin arka.

"Tan, lu harus bujuk alarik atau kalian berdua ngga akan ikut" bisik arka.

"Kenapa harus gw? Kenapa ngga lu aja?" Bantah tania.

"Kalau lu ngga mau juga gapapa, itu artinya kalian ngga ikut"

"Awas lu ka gw bales" ancam tania.

"Iya gw awasin"

Tania mengusap kepala alarik dan mulai berkata "alarik, kalau kamu ngga ikut nanti siapa yang nemenin aku"

Hoekkkkk

"Ternyata kamu peduli ya sayang sama aku" ujar alarik.

Hoekkkkk

"IYA DONG JELAS" ujar tania emosi.

"Hoii, pasangan buruan gw mau cari makan laper" teriak arka.

"Iya ka tania, adel juga laper"

"Ngga bisa liat orang bahagia dikit, lu ka" ketus alarik.

"Ngga bisa, soalnya gw laper" celetuk arka.

"Makan tross " ketus tania.

"Bodo lahh gw duluan aja" ujar arka berjalan menjauh.

° ° °

Mereka ber-empat sudah selesai makan, dan siap berangkat ke bandara.

"Burik, sekarang jam berapa?" tanya arka sambil mengusap perutnya.

"Sekarang jam 8" jawab alarik.

"Yaudah gw mau nambah untuk yang  terakhir kalinya"  ujar arka.

"Makan tross"

30 menit kemudian

"Ka, sekarang jam berapa?" tanya alarik.

"Sekarang jam 8.45" ujar arka, tapi beberapa detik kemudian "ehhh ahsuuu sekarang 8.45!"

"Maap jam gw terlambat 15 menit" ujar alarik cengengesan.

"Maapin gw juga kalau nanti gw 15 menit lebih cepet bunuh lu nya" ucap arka emosi.

"Ya jangan gitu!" Ketus alarik.

"Udah kalian sekarang cari taksi biar gw yang bayar makan" ucap arka.

"Kenapa ngga lu aja, kan lu cowo" ketus tania.

"Gw kenyang banget" timpal arka sambil mengelus-elus perutnya.

"Yaudah cepet kita berangkat Rik, del" menarik tangan alarik dan tania.

"Tapi aku pengen disini sama ka arka" ujar adel.

"Ikut kaka" tegas tania.

"Udah sana ributnya sekalian cari taksi" celetuk arka.

Tania, adel dan alarik keluar sambil membawa koper dan tasnya.

"Rik, lu liat kan?" tanya tania serius.

"Iya, dulu pas gw ke rumah arka arwah itu sering muncul di sebelah arka, tapi semenjak arka sebatang kara dan tinggal sama gw arwah itu ngga pernah muncul, sampai sekarang." ujar alarik serius.

"Tapi arwah itu baik ke aku" ucap adel.

"Dasar arwah pilih kasih" ketus tania.

"Udah, yang pasti kita harus cari taksi dari pada nanti kita di marahin arka" celetuk alarik.

Arka tiba-tiba keluar dan menemukan tania, adel, dan alarik masih berdiri dengan santainya.

"Sudah Ku dagu, kalian tidak bisa di andalkan" ketus arka meleret alarik.

"Ehhh arka" ujar alarik dan tania kompak.

"Gw udah pesen taksi online harus nya sebentar lagi sampe. Nahh tuhh dia taksi nya" ujar arka menunjuk taksi yang datang.

Mereka bertiga meletakan bawaannya dan langsung menaiki taksi untuk menuju bandara.

"Pak cepetan pak, nanti kita terlambat" ujar alarik menggebu-gebu.

"Iya siap"

Tidak membutuhkan waktu yang lama mereka sudah sampai di bandara. Saat turun dari taksi tania dan alarik langsung berlari meninggalkan arka dan adel.

"Cepet tan kita udah terlambat" ujar alarik.

"Sabar ini juga udah cepet!" ketus tania.

"Ehhh koper sama tas kita mana?" tanya alarik.

"Nihhh" jawab arka sambil membawa tiga tas dibadannya dan menyeret koper alarik.

"Arka memang terdabest dahh" ujar alarik.

"Buruan ambil, udah tau berat" ketus arka.

Mereka berempat berangkat dengan rasa lega, tapi ada seseorang yang mengikuti mereka.

TO BE CONTINUED...

The Indigo VloggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang