Lampor

80 13 2
                                    

Saat ini arka, alarik, tania, dan adel sudah berada di mobil menempuh perjalanan untuk sampai ke Kendal.

Diperjalanan arka dan adel tertidur menyisakan alarik dan tania yang terjaga.

"Ta, kamu kenapa mau ikut ke jawa?" tanya alarik.

"Aku cuma ngikutin kemauan adel kok rik" jawab tania dengan gugup.

Tiba tiba adel bangun dan langsung menangis kencang. Arka yang duduk bersebelahan dengan adel langsung terbangun karena kaget.

"Ada apa del?" tanya tania.

"Dia kambuh lagi?" tanya alarik sambil menepikan mobil.

"Kayaknya sih ya" ujar tania.

"Ka tania adel laper!" teriak adel.

"Yaudah sebentar kaka mau beli makanan dulu ya sabar"

"Rik, gw juga mau makan sekalian ya" kata arka.

"Oke, yaudah ta gw sekalian ikut" ujar alarik keluar dari mobil.

Arka bangun dan mengambil posisi duduk, tapi karena adel masih menangis maka arka masih belum bisa tenang.

"Del, mau main game ngga?" Ujar arka memberikan Hanphone nya.

Adel mengambil Hanphone arka ragu ragu, dan mulai bermain game, beberapa saat kemudian bertanya.

"Kaka namanya siapa?"

"Panggil aja ka langit"

"Kalau yang tadi pergi sama ka tata siapa?"

"Itu namanya ka Buriq"

Alarik dan tania sudah kembali dan membawa makanan dan minuman yang banyak.

Tania keheranan melihat adel tidak menangis dekat dengan arka, beda dengan alarik yang nampaknya senang.

"Ka, udah akrab lagi aja sama yang kecil" ujar alarik.

"Ka Buriq, jangan ngeledekin ka arka! Nanti aku suruh ka tania buat pukul ka Buriq nihh!!"

"Kaaa!!!! Lu kebiasaan banget mencemarkan nama gua!!"

"Ka tania!!! Ka Buriq nya galak!!"

Tania langsung meninju alarik dengan keras, hingga pipi kiri alarik bengkak berwarna biru.

"Opss maaf kekencengan" celetuk tania.

"Rasain tuhh, makanya jangan galak galak sama ka arka" ujar adel.

"Adel ngga boleh gitu, minta maaf sama ka buriq" ujar arka.

"Maaf ya ka buriq"

Tiba tiba mata adel berubah menjadi putih dan langsung mencekik arka sangat kencang, dan berkata.

"KAMUU AKAN MATI SEBELUM SAMPAI KE TUJUANMU"

Setelah berkata seperti itu adel langsung pingsan lagi, dan cekikan yang dibuat oleh adel membekas seperti cakaran di leher arka.

"Rik, kita lanjutin perjalanan" ujar arka.

° ° °
Mereka berempat sudah sampai di tempat tujuan yaitu di Kendal, karena sampai pada malam hari mereka tidak menemukan tempat penginapan.

Akhirnya mereka berempat memutuskan untuk berkemah di Hutan untuk satu hari, tapi ada sesuatu yang membuat mereka terasa janggal.

"Ta, ini rumah warga memang sengaja di matiin lampunya? Atau lagi ada pemadaman lampu serentak? Kok cuma ada obor di pinggir jalan buat penerangan?" Tanya alarik.

"Kalau warga disini memang sengaja matiin lampu kalau udah jam tujuh lewat, dan mulai nyalain obor"

"Lhoo, kenapa begitu?"

"Karena mereka percaya dengan adanya lampor"

Alarik yang makin kebingungan hanya kembali mencerna kata kata tania. Tapi arka keluar dari tenda dan berkata.

"Lampor atau keranda terbang adalah pencabut nyawa yang di utus oleh nyiroro kidul, biasanya kedatangan lampor di karena kan ada pendosa di sebuah tempat"

"Ka arka, tau dari mana?" ujar adel yang sudah normal kembali.

"Kayaknya pas masih kecil kakek pernah ngomong soal lampor, tapi karena waktu itu gw masih kecil jadi gw ngga terlalu ngerti"

"Lampor udah ada disini semenjak sepuluh tahun yang lalu, harusnya lampor udah hilang dari desa ini, tapi karena masih ada satu anggota keluarga pendosa yang masih hidup, lampor masih berkeliaran sampai saat ini" ujar tania dengan pandangan kosong ke api unggun.

"Udah mending sekarang kita tidur di tenda masing-masing " ujar alarik.

Alarik, adel, dan tania masuk ke tenda nya. Sementara itu arka mengeluarkan makanan dari tas nya untuk dibakar.

"Christine... Christine kamu dimana?".

Ada apa arka?...

"Kamu tau sesuatu tentang lampor?"

Arwah jahat itu tidak akan berhenti sebelum mendapatkan pendosa yang besar di desa ini

"Siapa pendosa terbesar di desa ini?"

Sebaiknya kamu tidur, ada yang sedang mengawasi kita

Setelah berkata seperti itu Christine hilang, dan arka langsung masuk ke dalam tenda nya untuk tidur.

Weeee-Wooo

Weeee-Wooo

Weeee-Wooo

Weeee-Wooo

° ° °

Keesokan paginya mereka bangun dan mulai berkemas untuk berangkat, tapi dengan kondisi kurang tidur.

Setelah memasukan tenda ke dalam mobil, alarik yang mengantuk menanyakan sesuatu pada arka.

"Ka, semalem lu denger suara wee-woo ngga sih? Itu suara ganggu banget sumpah"

"Gw denger, menurut mitos itu suara dari lampor, tapi gw juga ngga tau artinya apa"

"Jadi iblis ganggu, orang tidur doang bisanya"

"Mungkin dia sirik karena ngga bisa tidur malem Rik"

"Kalian lama banget sihh, perjalanan kita masih jauh walaupun desanya udah keliatan" ujar tania dari mobil.

"Sebentar dulu sayang, ini lagi bersihin bekas bakar bakar" celetuk alarik.

"Ewhhhh" tania langsung menutup jendelanya.

"Sejauh ini baru arwah dan iblis yang menggangu kita Rik, tinggal menunggu kapan adanya campur tangan manusia"

"Maksudnya ka?"

"Ngga gw cuma monolog doang"

Setelah merapihkan api unggun mereka berangkat menuju ke kampung halaman arka, tania, dan adel.

Di perjalanan tidak ada hal-hal yang aneh terjadi, tapi akhirnya mereka berempat menyadari sesuatu.

"Ka, apa kita salah jalan? Kok kayak cuma muter muter doang sih?"

"Ngga ada yang salah sama mobil dan jalannya, yang salah adalah orang yang ngga mau gw sampai desa"

TO BE CONTINUED...

-------------------

VOTED, Comments, Follow Karepmu:v
Enjoy Please

The Indigo VloggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang