Home

77 11 2
                                    

Alarik mengerenyit heran dengan apa yang arka ucapkan, lalu dia bertanya.

"Maksudnya apa ka?"

"Udah jangan banyak tanya, lu ikut gw turun dan cari apa yang mencegah kita" setelah berkata seperti itu arka turun dari mobil.

Karena Alarik masih kebingungan dia turun dan langsung menghampiri arka, dan bertanya lagi.

"Maksudnya apa sih ka? Kok gw masih ngga ngerti ya?"

"Di Hutan ini yang masang Ilmu hitam cuma buat mencegah gw buat pulang ke rumah kakek"

"Kok lu bisa tau?"

"Ya karena Christine bilang sama gw"

"Kok dia ngga ngasih tau gw sih ka!?"

"Berisik, udah mendingan mulai cari ilmu hitamnya"

"Ilmu hitamnya berbentuk apa coba? Kalau ngga tau bentuknya gimana mau di cari?"

"Bener juga, tumben lu pinter rik"

"Udah coba tanya sama bebep Christine?"

Kamu mengejek saya?...

Alarik terkejut dan langsung berkata dengan emosi "Langsung muncul gitu aja dong!!"

"Christine, kamu tau bentuk ilmu hitamnya ngga?" tanya arka.

Tidak tahu, saya cuma bisa merasakannya...

"Ngga guna banget jadi hantu" celetuk alarik.

Kek sendirinya berguna aja lu burik batin arka.

"Ka, jadinya gimana ini!?"

"Kita cari benda yang bentuk atau isinya ngga wajar di sekitar sini"

Mereka berdua mencari di pohon dan semak di dekat mobil, tapi mereka masih tidak menemukan apa yang mereka cari.

Sudah hilang... sudah tidak ada lagi yang mengahalau kita untuk ke desa...

"Hah!?, Labil banget sih! Dasar setan" ketus alarik.

"Udah kita kembali lagi ke mobil, kita harus cepet berangkat lagi"

"Emangnya kenapa ka?" tanya alarik dengan serius.

"Soalnya perut gw mules"

Arka dan alarik kembali ke mobil dengan kebingungan, dan juga dengan kepala arka yang benjol akibat jitakan alarik.

Sesampainya di mobil, mereka berdua keheranan karena melihat adel sedang menangis. Alarik yang rasa ingin taunya berlebihan bertanya,

"Ta, itu adel kenapa bisa nangis? Kumat lagi? Atau kesurupan?"

"Dia tadi kumat, terus ngerusak barang gw yang ada di tas dia, ya gw marahin dong"

"Abisnya barang ka tania yang ada di tas adel aneh sama bau" ujar adel sambil menangis.

"Iyaa del, maafin ka tania ya, lain kali ka tania ngga akan simpen barang yang aneh dan bau lagi di tas adel"

"Emang barang apa?" Ujar arka menyela pembicaraan.

"Barang nya itu...." belum selesai adel berbicara, tania langsung menyela " Telor asin ka".

"Terus telor asinnya di kemanain Ta?" tanya alarik.

"Ya tadi aku buang rik, soalnya udah hancur juga"

"Dahhh lah mending kita berangkat aja" ketus arka.

° ° °

Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, mereka berempat sudah sampai di rumah kakek arka.

Arka dan Alarik sudah mulai menurunkan barang barang dari mobil, sementara itu Tania dan Adel masih tertidur pulas di mobil. Alarik bertanya pada arka yang melamun,

"Ka, lu kenapa? Kita kan udah sampai, ngga ada yang perlu di khawatirin"

"Ada sesuatu yang janggal tentang Adel, tapi untuk sekarang bakalan gw biarin"

"Apa yang salah sama Adel? Selama ini bukannya dia cuma jadi perangko di deket lu ya ka?"

"Intinya sesuatu yang berhubungan dengan gw, sekarang coba bangunin mereka berdua abis itu kita anter mereka ke rumah kakeknya"

Alarik mengangguk dan masuk kedalam mobil untuk membangunkan Tania dan Adel. Tapi ternyata Adel sudah berada di luar mobil, meninggalkan Tania yang masih tertidur pulas.

"Ka Burik, mana ka arka?" tanya Adel.

"Ka arka masih cape, jangan dulu ditemuin ka arka nya ya"

"Oke kak, kalau gitu aku pengen tidur lagi di mobil sama ka Tania"

Alarik meninggalkan Adel dan kembali menuju ke arka yang sedang duduk di bangku dekat pohon beringin di depan rumah kakeknya.

Disana tampak arka sedang duduk berdampingan dengan Christine. Sampai alarik datang memecahkan ketenangan dan berkata,

"Pengantin baru kayaknya serasi banget hari ini yakk"

"Berisik, gw jadiin tumbal buat pesugihan lu!"

"Yaudah iya maap, tapi rumah kakek lu emang kayak gini? Padahal udah lama ditinggal tapi kok ngga ada arwah atau hantu penunggu nya?

"Gw juga ngga tau, Christine kamu tau sesuatu?"

Dulu disini ramai sekali, tapi  sekarang saya tidak tahu...

"Apa mungkin masih ada penghuninya ka?"

"Gw rasa sih ngga mungkin, soalnya gw doang yang pegang kunci, sertifikat rumah dan sertifikat tanah"

Tapi ada seseorang perempuan dalam rumah, dia sedang mandi...

Arka dan Alarik langsung bertukar pandang mendengar apa yang dikatakan oleh Christine.

Arka berlari ke arah rumah dan ingin membuka pintu, tapi tiba - tiba seorang wanita yang cantik membuka pintu dan berkata,

"Arka, apa kabar? Akhirnya kamu pulang juga"

Wanita itu sangat cantik sampai - sampai Alarik tidak berkedip melihat nya. Beda dengan arka yang tampak emosi karena ada orang yang tinggal dirumah kakeknya.

"Kamu siapa!? Kenapa kamu bisa tinggal di rumah ini!?" Ketus arka dengan nada tinggi.

Tania dan Adel terbangun karena mendengar suara arka, mereka langsung menghampiri nya dan Tania berkata,

"Kalian kenapa berisik sih? Ganggu Bo-Bo cantik gw aja"

"Ka Langit perempuan itu siapa? Pacarnya ka Buriq?" tanya adel sambil mengucek matanya.

Tania langsung meleret ke arah Alarik dengan tatapan mengintimidasi.

Astagfirullah, bangun - bangun udah mengibarkan bendera perang gw sama Tania aja nihh anak batin Alarik menelan ludah.

"Atau jangan - jangan pacarnya Ka Langit!?" tanya Adel seraya memeluk tangan Arka dengan kencang.

"Wahh temen - temen kamu lucu juga ya" ujar wanita itu sambil tersenyum.

Melihat wanita itu tersenyum, Alarik mengalami mimisan.

"Perkenalkan nama saya Intan Sari, saya sepupu arka"

TO BE CONTINUED...

———————————————————

VOTED, Comments, Follow Karepmu:v
Enjoy Please

The Indigo VloggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang