12. Kambuh

24 5 1
                                    

Dokter itu milik bersama...
milik keluarga pasien saat bekerja,
dan milik keluarga sendiri saat
berkumpul keluarga. Sungguh
beruntung jika kalian menjadi
dokter! Mendapat kasih sayang
dan perhatian dari
banyak orang.

-CAbiiS.

***

"Ehh... nona sudah bangun. Apakah nona memerlukan sesuatu?" ucap wanita paruh baya di depannya.

"Ahh tidak, saya hanya keluar mencari kamar Kelvin buu- eh tan- eh??" jawab Abii bingung harus memanggil apa.

"Nama saya bik Rani non... panggil saja bibik" jawab bibik segera dan terkekeh melihat Abii kebingunan harus memanggilnya dengan sebutan apa.

"Nona mau sarapan duluan? Atau menunggu den Kelvin?" tanya bibik lembut.

Ternyata seperti ini rasanya mempunyai ibu yang perhatian. Bunda memang menganggap Abii seperti  anaknya sendiri, tapi ia tidak bisa terus terusnya memperhatikan Abii bukan? Ia seorang dokter dan ia juga seorang ibu dari anak anaknya.

Hati Abii menghangat hingga menghasilkan sebuah ulas senyum tulus di bibirnya.

"Nanti aja bik, saya mau bangunin Kelvin aja dulu. Kamar Kelvin yang mana ya bik?" tanya Abii kepada bik Rani.

"Kamar den Kelvin di samping kamar nona tadi, yang ada tulisan silent non" jawab bibik setelah selesai menyiapkan sarapan.

"Mau di antar non?" tawar bibik yang langsung ku jawab dengan gelengan kepala.

"Tidak usah bik, yaudah saya duluan ya bik" ucapku berlalu sopan meninggalkan bibik.

Sepertinya juga bibik ingin mengantar makanan, karena tadi ia menyiapkan kopi dan nasi goreng yang sudah siap dan di taruh di atas nampan.

Abii mencari kamar Kelvin. Sungguh untuk kesekian kalinya ia terpana melihat rumah sederhana namun terlihat elegant ini.

Akhirnya ia menemukan kamar Kelvin sesuai tutur bibik, bertuliskan kata silent. Abii baru menyadari setiap pintu kamar mempunyai nama yang berbeda beda. Sedangkan kamarnya tadi bertuliskan your darling. Ia hanya menggeleng dan mendengus geli.

Tok, Tokk, Tokkk!

Abii mengetuk pintu kamar Kelvin, namun tak ada jawaban.

Tok, Tokk, Tokkk!

Abii mencoba mengetuk kembali tapi tetap tak ada jawaban. Akhirnya ia memberanikan diri membuka pintu kamar yang ternyata tidak terkunci. Sejak kapan ia menjadi seperti ini? Maksudnya sejak kapan ia bertingkah sopan? Saat di rumah saja ia tidak pernah seperti ini, yaa ia selalu berperilaku seolah olah tidak peduli pada sekitarnya. Karena memang pada dasarnya ia jarang berinteraksi dengan orang rumah.

Abii mendengus sebal, ia melihat Kelvin yang masih tertidur di kasur king sizenya. Astaga memang benar jika laki laki tidur itu tidak pernah sedikit rapi seperti perempuan!

Sekarang lihatlah Kelvin. Selimut yang menjulang menyentuh lantai, bantal yang menjadi guling, dan bagi yang melihat Kelvin sekarang ini merasa jengah seperti Abii. Ia terlihat sangat berbeda dengan Kelvin yang selama ini ia kenal.

Abii mengambil selimut yang di pakai Kelvin dan melipatnya dengan rapi. Ia melihat jam dinding sudah jam setengah delapan pagi. Astaga bagaimana bisa Kelvin tertidur selama ini?! Dasar kebo.

Ia ingin membangunkan Kelvin guna menanyakan dimana tas nya sekarang, tapi baru saja ia melangkahkan kakinya mendekati Kelvin kepalanya berdenyut dua kali lebih sakit di banding sebelumnya.

Ia duduk di lantai dengan kepala bertumpu tangan di atas kasur Kelvin, memandang Kelvin yang tengah tertidur pulas dengan damai yang berhasil membuat hatinya menghangat, dan seolah olah ada ribuan kupu kupu yang beterbangan di perutnya saat ini.

Sekarang Abii menyesal tidak meminta obat pereda pusing kepada bibik tadi, walaupun bukan obat itu yang ia maksud tapi setidaknya bisa meredakan pusingnya untuk sesaat. Abii mengelus lembut surai rambut Kelvin.

Nafasnya sudah memburu. Berusaha untuk mengatur nafasnya seperti semula dengan keringat yang mulai membasahi pelipis dan sekujur tubuhnya. Kepalanya tak henti hentinya berdenyut. Tangan yang meremas kuat dadanya seolah dapat menetralisir rasa sakit di dadanya.

'Jangan sekarang!' ucap batinnya seolah memohon pada dirinya sendiri.

Ia tak ingin membuat Kelvin bangun dan menatapnya khawatir. Ia benci untuk mengakui bahwa ia gadis yang lemah!

"Abii..." panggil Kelvin khas suara serak orang bangun tidur saat melihatnya duduk di lantai dengan mencengkram dadanya erat.

'Sial kenapa harus sekarang sih?!' batin Abii menyalahkan dirinya sendiri karena telah membangunkan Kelvin dengan cara yang tidak elite.

"Bii kamu kenapa? ada yang sakit?" tanya Kelvin khawatir dan berjalan mendekatinya. Untuk kesekian kalinya Kelvin mencengkram erat jemari Abii seolah tak ingin kehilangan.

Kelvin yang tak menerima respon atas pertanyaannya segera mengangkat Abii dan menidurkannya di kasur.

Nafas Abii terus saja memburu, ia terlalu sibuk mengatur nafas dan meredakan rasa sakit yang telah menjalar pada sekujur tubuhnya tanpa melirik Kelvin yang melihatnya dengan tatapan sangat khawatir.

Ia terus saja meringkih dan berdesis perih. Kelvin yang mendengar ringkihan dan posisi Abii seperti bayi yang sangat teramat sakit merasa hatinya tercubit dahsyat.

'Kenapa Abii? Apakah ia sakit?' batin Kelvin terus saja bertanya tanya.

Pasalnya ia melihat Abii sedang berdesis pilu dan menekuk tubuhnya seperti bayi, tak luput pula ringkihan ringkihan kecil yang membuat hatinya amat terasa sakit.

Ia memegang tangan Abii erat seolah memberi kekuatan pada gadis di depannya ini.

"Abii... kerumah sakit aja yaa?" pinta Kelvin lembut.

Ia tak tahan melihat gadis yang ia cintai meringkih kesakitan sekarang dan jangan lupakan mata Kelvin yang sudah berkaca kaca. Ia sangat tak tega melihat kondisi Abii saat ini, jika ia bisa menggantikan posisi Abii sekarang maka ia sangat bersedia.

Abii hanya menggeleng karena ia tak sanggup berkata kata lagi. Mulutnya hanya mengucapkan ringkihan dan hembusan nafas kasar.

"Tas..." ucap Abii lirih dan menatap Kelvin seolah meminta pertolongan.

"Tas ku..." pinta Abii pada Kelvin dengan suara yang tak kalah lirih dengan sebelumnya.

Kelvin yang sadar pun segera bangkit, mengambil kunci mobil di atas nakas dan berlalu menuju garasi. Setelah mengambil tas Abii ia menutup pintu mobil dengan keras dan berlari memasuki kamarnya kembali.

Berlari kecil mendekati Abii dengan nafas memburu selepas lari. Ia menyodorkan tas tadi pada Abii dengan lembut. Abii diam sejenak mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.

-----------------------------
-----------------------------------

@ulpisang._ // "paus-theblue.

Oohhayyooo! gimana ceritanya? gajel yak? wkwkk maap.

Thanks buat yang udah baca, jadi zheyenk deh:>

-----------------------------------------

Strong Girl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang