14. Gelas Mug

20 5 3
                                    

Ada kalanya, ketika kita harus
egois dalam menghadapi suatu
permasalahan. Entah itu demi
kebaikan atau pun tidak.

-CAbiiS.

***

"Cantika... sayang bangun nak" panggil Mawar menepuk pipi Cantika pelan.

"Enghh..." balas Cantika khas orang bangun tidur.

Dilihat Mawar tersenyum lembut padanya dan ia balas senyum Mawar yang tak kalah lembut.

"Ada yang sakit? Apakah sakitnya masih terasa atau bertambah?" tanya Mawar tenang namun sorot matanya menampilkan rasa ke khawatiran.

"Tidak ada mom, bahkan sekarang rasanya jauh lebih baik" jawab Cantika kepada Mawar.

"Syukurlah... kalo begitu ayo bangun, kita makan siang. Dan tadi kamu juga belum sarapan" tutur Mawar membantu Cantika duduk.

Hah? Makan siang? Heyy! Sudah jam berapa ini?! Ia alihkan matanya menatap jam dinding. Jam dua belas siang?! Mata Cantika membola, ia terkejut saat mengetahui waktu sudah bergulir menjadi siang.

'Mengapa tak ada yang membangunkanku?!' batin Cantika mengomel dengan mulut yang mengercut sebal.

Mawar masih setia menunggu Cantika berdiri dan terkekeh geli melihat ke arahnya.

"Mom..." panggil Cantika yang berhasil membuat kekehan Mawar berhenti dan menatapnya penuh dengan kasih sayang. Tatapan yang menyejukkan!

"Apakah abii belum pulang?" Tanya Cantika lirih dengan menundukkan kepala, ia terlalu takut melihat ekspresi Mawar saat membicarakan tentang Abii.

Bukan takut jika karena Mawar akan memarahinya, tapi takut karena tatapannya menyiratkan ketidak sukaan. Sungguh Cantika merasa sakit jika Mawar menatapnya seperti itu.

Baru Cantika sadari bahwa seperti inilah tatapan Mawar yang ia berikan kepada Abii. Tatapan yang menyiratkan ketidak sukaan, bukan tatapan penuh kasih sayang seperti yang sering ia lontarkan pada ketiga anaknya

"Tidak... dia belum pulang atau mungkin tidak akan pulang" jawab Mawar ketus dan berlalu meninggalkan Cantika.

Sempat Cantika lirik raut wajah Mawar tadi, datar dengan tatapan yang membuat hatinya sakit.

"Hahh... cepatlah pulang kak, aku merindukan mu walaupun kau membalasnya dengan tatapan dingin kepadaku. Tapi aku tau, jauh di dalam hati dan tatapan mu itu pasti tersimpan banyak kasih sayang hanya saja tidak kau perlihatkan" lirih Cantika menarik nafas perlahan dan tersenyum.

Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia harus bersiap, jika tidak mereka semua akan menunggu lama di bawah sana.

Setelah selesai membenah diri, dilangkahkan lagi kakinya menuju ruang makan dan ia lihat keluarga kecilnya telah berkumpul di meja makan.

"Maaf menunggu lama" ucap Cantika seraya mendudukkan diri di samping Mawar dengan tersenyum lebar.

"Ahh si kunyuk inii, lama lo udah keburu laper tu si Satya" jawab Hilmy mengejek Satya, sekarang perhatian Cantika beralih pada abangnya- Satya.

Satya menatap Hilmy datar nan tajam, seolah berkata 'jangan sok tau lo!'.

Kkrruuyykkk.

Ooh ya lord! itu terdengar nyaring sekali! Cantika pastikan jika bang Satya sedang menahan malu sekarang. And yap! benar saja sekarang muka bang Satya sudah memerah menahan malu.

Cantika dan keluarga yang melihat wajah bang Satya pun sontak tertawa. Bang Hilmy paling keras ketawanya karena jarang sekali ia berhasil untuk menggoda Satya, dan ini adalah yang ketiga dalam hidupnya ia berhasil menggodanya setelah beranjak dewasa. Jarang sekali jika bang Satya berperilaku seperti ini.

Astaga! Mungkin jika aku sekarang di posisi bang Satya, aku akan lari dan menjauhi situasi saat ini. Sekarang lihat lah dia! Menutup seluruh wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Ayahhh..." rengek Satya seolah mengkode Panji untuk berhenti tertawa dan memulai acara makan siang.

Yahh, setiap makan bersama tidak ada yang boleh mendahuli raja. Raja yang di maksud disini adalah Panji. Jika mereka melanggar maka mereka akan di beri hadiah tatapan tajam dari seluruh anggota keluarga yang sedang berkumpul, lalu sang raja akan berucap 'tidak sopan!'.

Kurang lebih seperti itu. Mungkin sekarang jika ada Abii. Panji akan berucap seperti itu.

Panji menghentikan tawanya dan memulai acara makan siang. Tersedia lauk pauk di atas meja sangat banyak. Tapi entah kenapa Cantika tak bernafsu makan dan hanya mengambil sedikit.

Lain halnya dengan Hilmy dan Satya. Mereka mengambil porsi jumbo, tapi cara makan mereka berbeda.

Satya yang makan banyak namun masih dengan gaya elegant seperti ayah nya, sedangkan Hilmy yang makan banyak secara berutal. Tapi jika Hilmy berada di acara formal ia akan sangat kalem dan sedikit makan.

Sekeluarga hanya menatap Hilmy yang sedang makan dengan lahap seraya menggelengkan kepala. Ahh sungguh manusia karet!

Setelah selesai makan, Cantika meminum air putih di depan piringnya hingga setengah. Lalu berjalan mendekati lemari es. Diambilnya susu cokelat kesukaannya dan menuang susu cokelat tadi pada gelas mug hadiah dari Abii saat ulang tahun. Dan ini gelas mug kesukaan nya yang bergambar paus!

Gelas mugnya ini kembar seperti punya Abii, hanya saja Abii bergambar pisang dan ia bergambar paus. Cantika sangat menyukai gelas ini. Bahkan jika ada yang memakainya ia tak segan untuk memarahinya dan kesal padanya sekalipun itu pada daddy.

Kakinya melangkah kembali menuju meja makan. Di ambil selembar roti tawar dan dioles selai kacang.

"Kenapa?" tanyanya saat seluruh penjuru mata menatap ke arah Cantika.

"Tak apa sayang... hanya saja sepertinya kau menyayangi gelas mug mu itu" jawab Panji setelah menyelesaikan makannya.

"Mau daddy belikan yang baru?" tawar Panji dengan cepat Cantika menggelengkan kepala.

"Tidak usah dad, yang ini masih bagus kok" ucap Cantika dengan senyum manis, lagi pula ia tidak ingin hadiah Abii ini terbuang nantinya.

Karena dari sekian lama ia hidup dan berulang tahun bersama Abii. Gelas mug ini adalah hadiah pertama yang Abii berikan kepadanya. Maka dari itu ia sangat menyayangi gelas ini.

Panji membalas ucapannya dengan tersenyum. Saat Cantika ingin meminum kembali susu tadi, tapi sudah tidak ada. Matanya beralih mencari siapa yang meminum susu cokelatnya itu lalu menatap tajam Hilmy yang sedang meminum susu dari gelasnya hingga tandas.

"Ahh... makasih dek" ucap Hilmy mengelus perutnya dan menyerahkan gelas mug yang telah kosong.

Tak ia hiraukan ucapan Hilmy tadi. Kakinya kembali melangkah menuju lemari es dan menuang kembali susu tadi.

Langkahnya lebar menuju ruang tengah menggerutu kesal, tanpa menghiraukan tawa dari Panji juga Mawar dan ucapan maaf dari Hilmy. Sedangkan Satya? ia hanya tersenyum menanggapinya.

-----------------------------
-----------------------------------

@ulpisang._ // "paus-theblue.

Oohhayyooo! gimana ceritanya? gajel yak? wkwkk maap.

Thanks buat yang udah baca, jadi zheyenk deh. Ayo dong voment voment, tinggalkan jejak kalian yaa!^^

---------------------------------

Strong Girl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang