Mohon pengertiannya:
Halo para readers! Untuk part kali ini mengandung unsur kekerasan.. . .
Permulaan dari sebuah
rindu dari ku teruntuk kamu
yang ku rindu.-CTikaS.
~~~
Hujan turun kembali, entah kenapa sedari tadi pagi hujan mengguyur bumi. Apakah semesta sedang sedih sama seperti nya? Tapi syukurnya Abii sudah sampai di mansion milik orang tuanya. Di dalam garasi hanya terdapat mobil Toyota CH-R milik bang Satya, tidak ada mobil Kia stinger milih ayahnya. Setidaknya ia selamat kali ini, karna ayahnya sedang jalan.
Tanpa pikir panjang Abii membuka pintu dan masuk menyusuri rumah. Pencahayaan sangat minim saat ini, dan mansion milik ayahnya ini juga terasa sepi saat ini. Pikiran Abii sekarang adalah membersihkan diri dan istirahat di kamar, menunggu 'ayahnya' akan menghukumnya nanti.
"Ekhemmm..." deheman suara seseorang terdengar dari arah dapur, sebelum Abii berhasil menginjakkan kakinya di atas anak tangga.
Tentu saja Abii sudah tak asing lagi dengan suara serak nan berat itu. Perlahan jarinya mengepal kuat, sehingga kuku kukunya memutih pucat.
"Ternyata kamu masih ingat pulang ya?!" suaranya barinton itu kembali terdengar.
Datar namun menusuk. Abii merutuki kebodohannya, seharusnya ia berpikir siapa yang memakai mobil ayahnya tadi. Dasar bodoh!
"Kalo ada yang ngomong itu di lihat, dan di jawab! Apakah kamu tidak mempunyai etika?!" Suara Panji menggelegar hingga penjuru ruang tengah.
Yaa suara barinton yang terdengar tegas itu adalah milik Panji.
Perlahan Abii membalikkan badannya, menatap lelaki yang seharusnya memberi ia kasih sayang. Tatapan datar nan tajam selalu ia tunjukkan padanya, tapi jujur saja! Sebenarnya jauh di lubuk hati Abii. Ia merindukan sosok ayah yang lembut, sosok ayah yang selalu menjadi cinta pertama pada gadis umum lainnya, dan sosok ayah yang membanggakan hingga menjadi inspirasi bagi anak anaknya.
Panji sangat muak melihat Abii, terlebih lagi tatapan Abii yang menampilkan sorot yang susah untuk ia jelaskan.
Tap, tapp, tappp!
Panji melangkah mendekati Abii. Sorot matanya merah menyala, menampilkan ketidaksukaan yang mendalam. Para pembantu sebenarnya merasa iba dengan Abii. Terlebih lagi bik Darni selayak pembantu dan pengasuh twins sejak mereka kecil. Namun mereka tak bisa berbuat apa apa, mereka masih sayang nyawa dan mereka masih membutuhkan pekerjaan untuk menghasilkan uang demi menghidupi kebutuhan sehari hari. Hanya doa yang dapat mereka panjatkan pada Abii saat ini.
Plaakkk!
Cukup keras untuk sebuah tamparan dari seorang ayah kepada anaknya. Bahkan pipi Abii pun tercetak jelas bekas tangan Panji.
"Dari mana saja kamu?! Dan kenapa pakaian mu kotor?! Habis jual diri apa kamu?!" bentak Panji menatap Abii benci.
Hati Abii terasa di remuk, apakah serendah itu dia di mata ayahnya? Apakah sebenci itu ayahnya padanya?!
"Bukan kah itu bukan urusan anda?" Abii membalas tatapan Panji dengan sorot datar. Tapi hatinya bagaikan gelas yang pecah.
Nafas Panji mulai memburu, kilatan marah di matanya semakin kentara.
Plakk!
Plaakkk!Tanpa aba aba Panji menampar pipi Abii kembali. Membuat sang empu duduk terjatuh, bahkan sudut bibir Abii pun robek dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl.
Teen FictionCassandra Abiitrosh Sajidan adalah wanita dengan segudang impian, harapan dan kekuatan. Terabaikan oleh keluarga dan orang sekitar sudah biasa baginya. Ia di kenal dengan sebutan 'Bee', Lebah. Ia tak akan mengusik hidup orang lain jika mereka tak me...