Kata.Hati.4

193 71 8
                                    

Prang

Semua pasang mata  yang ada dalam ruangan yang cukup besar itu langsung tertuju kepada asal suara yang mereka dengar tadi

"Ahww, sakit" ringis seorang gadis yang jatuh karena tertubruk oleh badan kekar seorang pria.

Tangan gadis itu berdarah karena terkena pecahan piring yang jatuh dari pegangan seorang pria tersebut

"Giv, lo gak papa? Ayo kita ke UKS dulu biar di bersihin dulu luka lo" ajak teman sang gadis  khawatir kepada temannya yang terkena pecahan tersebut.

"Ehm, gak papa Re.  Biar gue bersihin pake tissue basah aja di toilet" ucap Givania yang masih setia menunduk.

"Tapi itu Perlu di bersihin Giv, kalo gak nanti bisa infeksi, ayoo" paksa Rebecca kepada Givania. Karena temannya yang satu ini memang bisa di bilang keras kepala

"Gak papa kok" ucap Givania meyakinkan

"Bantuin gue dong" lanjut Givania meminta temannya untuk membantu nya berdiri. Tapi Givania belum melirik siapa orang yang telah membuat tangan mungilnya berdarah.

Sebuah tangan kekar terulur membantunya untuk berdiri. Givania mendongak melihat siapa yang membantunya berdiri tersebut

"ELOO??!!" Tanya Givania terkejut dengan siapa yang ada di depan matanya ini

Namun Givania menerima uluran tangan itu untuk membantunya berdiri

"Maaf" ucap lelaki berbadan kekar tersebut kepada Givania. Gadis yang terkena pecahan piring tersebut karena ulahnya yang tak fokus

"JADI ELO YANG NABRUK GUE?! DAN BUAT TANGAN GUE BERDARAH?!" Teriak Givania kepada cowok yang ada di depannya ini. GIOVANI.

"Iya, maaf" ucap Giovani meminta maaf.

"Wihh, baru sekarang Scal gue lihat si kutub minta maaf ke cewek" bisik Valentino ke Pascal yang ada di sampingnya

"KENAPA SI ELO DARI TADI MULUH? DARI TADI NABRAK GUAA!! JALAN PAKE MATA DONG!!" Bentak Givania kepada Giovani

Baru kali ini ada yang membentak cowok cool ini. Tapi Giovani tak menghiraukannya.

"Kagak usah ngegas Giv, malu tau" bisik Rebecca ke Givania.

Karena Givania tak menyadari bahwa yang Ia tabrak ini adalah seorang pewaris sekolah ini, bisa saja dia bisa dikeluarkan dari sekolah yang sangat terkenal dan ternama ini.

Belum sempat Givania membalas perkataan sang sahabat yang di sampingnya, tangan kekar itu...

"Ehh lo mau bawa gue ke mana?" Tanya Givania kaget, karena tiba-tiba tangan Giovani menarik tangan mungilnya dengan lembut

"UKS" jawab Giovani singkat dan masih menarik tangan mungil itu menuju UKS

"ihh gak usah, gue bisa obatin sendiri"rengek Givania sambil melepaskan tangannya dari genggaman tangan kekar itu. Namun nihil. Kekuatannya tak sekuat tangan kekar yang menariknya itu

"Diam"

"Lepas, gue gak mau" rengek Givania lagi dan lagi

"Diam atau gue cium" ancam Giovani membuat Givania terdiam

Deg

Ucapan Giovani membuat Givania tergagap gugup. Jantungnya entah kenapa berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Tapi Givania tak akan membiarkan seorang yang tak kenalnya ini menarik tangan mungilnya.

"EH, LO SIAPA?! GUE GAK KENAL LO! JADI JANGAN PAKSAIN GUE UNTUK IKUT LO!"

seketika langkah kaki Giovani terhenti, lalu ia menghadap balik ke arah Givania yang ada di belakangnya. Giovani melepaskan tangan Givania dan langsung menjabat telapak tangan mungil Givania.

"Kenalin. Gue Giovani Kevin W"

"o" ucap Givania acuh
Lalu dia memperkenalkan dirinya juga kepada pria yang ada di hadapannya ini

"Kenalin gue Givania Natasha A"

"Gak nanya" ucap Giovani lalu kembali menarik tangan mungil itu kembali.

"ishhhh nyebelin deh Lo!!" Rengek Givania lagi

Ceklek

Sesampainya di UKS tak ada penjaga atau dokter dalam ruangan tersebut. Ya. Karena sekarang ini adalah jam istirahat.

Givania langsung duduk di brankar UKS di bantu Giovani.
Giovani segera mengambil kotak P3K di dalam laci alat-alat keperawatan itu

"Ehh-ehh lo mau ngapain sih? Jangan pegang-pegang" Givania terkejut atas perlakuan Giovani. Pasalnya Giovani langsung menarik jari Givania yang tadi berdarah untuk di obati

"Obatin. Biar gak infeksi"

Givania tak menggubris perkataan cowok tadi

"Ahww,, ishh sakit" ringis sakit Givania.

"Sorry, mana yang sakit, biar gue obatin lagi" Giovani refleks langsung menanyakan bagian mana yang sakit

"Jari gue lah. Bodoh" ucap Givania kesal

"Hm" jawab Giovani yang begitu singkat

Setelah membersihkan luka dari jari sang gadis tersebut, Giovani segera membereskan peralatan tersebut dan mengaturnya ke tempat semula

"Mau apa?" Tanya Giovani pada gadis yang ada di hadapannya ini

"Mau nanya dan mau Lo minta maaf ke gue" balas Givania kepada pria yang berada dekat dengannya ini

"Nanya apa? Dan Maaf" ucap Giovani

"Ishhh.. Lo cowok dingin amat dah,, loh punya hati apa kagak sih? Memang kenapa lo tadi nabrak gue? Lo sengaja yah? Apa jangan-jangan Lo mau balas dendam karena tadi pagi gue nabrak Lo? Itu gak sengaja yah. Lagian gue buru-buru" ucap Givania panjang lebar

"Satu, gue punya hati. Dua, gue gak fokus. Tiga, gua gak sengaja. Empat, gue gak dendam karena gue gak fokus" balas Giovani atas pertanyaan berturut-turut yang di tanyakan gadis tersebut

"Ishhhh!! Awas Lo yahhh!!" Ucap Givania kesal atas kedinginan, cuek, dan segala macam atas sikap pria yang ada di hadapannya ini sambil beranjak pergi dari hadapan pria tersebut

"Kalo butuh bantuan gue siap bantu. Sebagai permintaan maaf gue" teriak Giovani yang masih diam di tempatnya tadi

Givania terhenti di depan pintu mendengar ucapan pria tersebut. Lalu ia berbalik menghadap pria tersebut dan . . .

"Gue doain Lo gak dapet jodoh!" Ucap Givania yang tingkat kekesalannya berada di ubun-ubun

"Semoga saja bisa dapat"
Dan semoga aja itu kamu. Lanjut Giovani dalam hati

***

K A T A . H A T ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang