Kata.Hati.11

106 36 1
                                    

"Lo bukan pacar gue, dan jangan berani Lo sentuh Pacar gue!"

Sontan, Dhara langsung mengurungkan niatnya untuk membalas Givania dan kawan-kawan

Givania tanpa sadar tersenyum kecil, akan lagi dan lagi sikap Giovani yang selalu peduli akan dirinya

Giovani langsung menarik tangan Givania menuju toilet wanita yang ada tak jauh dari koridor kelas 11 MIPA tersebut.

"Masuk"perintah Giovani yang begitu singkat membuat Givania mengernyitkan dahinya. Bingung
Untuk apa?

Seolah tahu dengan pikiran Givania, Giovani langsung menjawabnya
"Bersih-bersih, bentar"ucap Giovani lalu fokus ke benda pipihnya. Menelepon seseorang.

Setelah menutup telepon, Giovani langsung membuyarkan lamunan Givania yang bingung ini.

"Nanti baju Lo Office Girl yang bawa ke dalam"

Givania hanya mengangguk, tak ada satu kata pun yang keluar dari bibirnya. Padahal di dalam benaknya muncul beberapa pertanyaan.
Mengapa ia perhatian banget sih?  Kok gue senyum sih? Ah bodoh. Pokoknya Lo ngggak boleh baper Giv. Rencana Lo, Lo harus batalin pertunangan ini

***

Setelah selesai bersih-bersih Givania keluar dari dalam toilet dengan baju yang Giovani berikan tadi melalui OG sekolah

"Makasih"Givania berterimakasih kepada Giovani dengan senyum manisnya

Giovani yang melihat senyum manis dari bibir Givania langsung refleks tersenyum juga

"Giv?" Panggil Giovani

"Ya? Kenapa?"tumben saja, Tak ada keributan antara mereka. Tentu saja terutama dari Givania

"Kita jangan kerumah dulu. Gue udah telepon ke Bunda, kalo kita mau jalan-jalan dulu"jelas Giovani

"Hm.okeh" Givania hanya mengangguk, mengikuti Giovani kemana tujuan mereka sekarang

Mereka kini berjalan menuju ke parkiran sekolah, menaiki kendaraan Giovani untuk ikut kemana mereka akan pergi

Teman-teman Givania sudah lebih dahulu pulang, Rebecca di antar Valentino, Rigina oleh Pascal dan Lita di antarkan Febrian.
Itu semua keinginan Givania, ia tak mau teman-temannya terjadi apa-apa karena dia.

***
Kini, Kedua sosok insan ini sedang berada di salah satu mall ternama. Mereka langsung menuju sebuah restoran untuk makan terlebih dahulu.
Seperti biasa juga, banyak pasang mata baik muda maupun tua yang melihat mereka.

"Mau pesan apa?"tanya Giovani

Kok dia perhatian banget sih? Givania membatin

"Eeh ehm terserah"

"Hm" Giovani langsung memesan Rice Chiken dan Jus Stroberi dengan jumlah yang sama. 2.

Dalam menunggu pesanan mereka datang, hanya keheningan yang ada.
Keduanya sibuk dengan perasaan masing-masing. Hanya batin yang berbicara.

Kenapa gue grogi gini sih? Ehm aduh
Givania membatin gugup

Tak hanya Givania yang membatin, Giovani pun ikut merasakan hal yang sama

Kenapa gue kek gini?

"Givania?"panggil Giovani memecah keheningan antara mereka

Givania tetap menduduk. Entah kenapa ia merasa gugup untuk mendongkak kepalanya menghadap Giovani

"Givania?" Panggil Giovani lagi

"Ya? Kenapa?"
Givania hanya menjawab dengan kepala menduduk, dan tanpa ia sadari, makanan yang sedari tadi mereka tunggu telah sampai die meja mereka

"Kamu nggak mau makan?"tanya Giovani yang membuat Givania langsung mendongkakan kepalanya. Malu. Ya. Tentu saja malu. Bagaimana tidak? Ia kira Giovani akan membicarakan hal apa.

"Eh. Uh ehm maaf"Givania grogi.namun ia tutupi rasa itu dengan tersenyum kecil

***

Setelah hampir 30 menit mereka makan bersama di Restoran tersebut. Kini mereka akan menuju tujuan yang pertama. Yup. Rumah Giovani

Di perjalanan, Givania tidak memakai jaket, tentu saja ia kedinginan. Giovani yang melihat Givania yang mulai menggigil kedinginan dari kaca spionnya, langsung menarik tangan mungil Givania untuk melingkar ke depan. Memberikan kehangatan dengan menggosokkannya.

Givania tersipu malu dengan apa yang dilakukan Giovani.

Uh Romantis

***

"Hallo? Jadi tugas Lo, Lo ikutin mereka kemanapun mereka pergi dan ikut terus sampai ke rumah cewek brengsek itu"

"Siap bos"

"Bagus, jangan sampai ketahuan"

Tut Tut

***

K A T A . H A T ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang