Tak semua orang tahu. Seberapa indah rencana yang Tuhan rencanakan. Yang orang-orang tahu hanyalah sebuah kehidupan indah. Tapi selalu tak luput dengan keluhan
***
Seorang gadis langsung merebahkan tubuhnya di kasurnya yang begitu empuk ini.
Kamar yang bernuansa biru langit, dihiasi oleh bintang-bintang yang berada di atas atap kamar seorang gadis iniGimana bisa gue harus lupain dia? Apa benar, dengan cara gue deket sama cowok nyebelin itu bisa gue lupain dia?
"Agh pusing gue" teriak Givania dari dalam kamarnya
"Ada apa sayang?" Lina langsung masuk kedalam kamar gadisnya ini.
Dalam kamar ini terdapat kedap suara.
Namun, teriakan tadi ia dengar karena pintu anaknya ini terbuka tak terlalu lebarGivania tersenyum lalu terkekeh di akhir kalimatnya"Nggak papa kok Mi, Givan cuma pen teriak aja kok. Ehehe"
"Oh sudah, Mami kira kamu kenapa sayang" Lina lega. Dia kira ada apa dengan anaknya ini
Tanya Givania"Kak Dea udah pulang Mi?"
Meskipun sering bertengkar, dia sangat merindukan kakaknya jika terlalu lama bepergian"Barusan kakak telpon ke Mami tadi, sekarang dia nginap di rumah temannya. Besok dia harus berangkat ke Prancis karena ada urusan mendadak tentang masalah kampusnya" jelas Lina sambil mengusap lembut rambut panjang anaknya
"Yahh" Givania cemberut "terus yang antar Givan besok siapa? Kan pak supir lagi Pulkam Mi?" Tanya Givania dengan mata berkaca-kaca
"Besok kamu di jemput sama Giovani. Kalian berangkat bareng Givan"
"Hm. Okeh deh" Pasrah Givania
Ya. Meskipun Givania adalah seorang yang kaya, tapi ia tidak terlalu suka membawa kendaraan sendirian. Kecuali dalam hal mendadak saja
***
Pukul 05.30. Givania telah bangun dari tidurnya. Tumben saja. Namun ia enggan untuk berdiri mempersiapkan diri berangkat sekolah.
Yayaaaya. Dia enggan karena omongan Maminya semalam.Berangkat bersama cowok aneh itu? Nanti gue muntah kali di jalanan
"Givan? Yuk bangun"panggil Lina dari balik pintu
"Masih ngantuk Mi"teriak Givania dari dalam kamar
"ih kamu. Buruan. Nanti kamu telat lagi"
"Hemmmm okeh Mi, Givan mandi dulu"
***
Givania telah siap dengan pakaian sekolahnya. Setelah siap dengan semuanya, dia langsung segera menuruni tangga menuju ruang makan seperti biasanya."Elo?! Ngapain lo disini? Nggak puas Lo bikin salah terus?" Givania kaget. Dengan seorang pria yang sangat-sangat menyebalkan.menurutnya.
Lina yang berada di dapur langsung menuju ruang tamu. Tempat dimana Giovani duduk menunggu Givania
"Eh Givan. Kenapa teriak-teriak si?masih pagi juga tahu. Nggak bagus loh" Lina menasehati anaknya ini.
"Tak bagus loh ada tamu sikap kamu gitu.nggak sopan"lanjutnya
"Eh iya Mi, maaf" Givania meminta maaf seraya menunjukkan cengiran khasnya
"Tapi kenapa sih Mi? Dia pagi-pagi udah disini, emang perlu apa? Pinjem duit?" Tanya Givania sambil mengangkat dagunya sedikit. Menantang Giovani
KAMU SEDANG MEMBACA
K A T A . H A T I
Teen FictionK A T A . H A T I Ini tentang kisah kehilangan, Ketika kau mendapatkan separuh hatimu kosong dan rapuh. Atas nama keegoisan dan ketidakpercayaan. Kita telah saling mengucapkan selamat tinggal Ketika tak ada lagi yang bisa kau percaya, ikuti Kata Hat...