Kata.Hati.24

68 17 2
                                    

Acara pertunangan Giovani dan Givania berjalan dengan lancar, para undangan yang datang dalam acara pertunangan ini beranteran untuk memberi ucapan selamat kepada mereka

Tak terkecuali dengan teman-teman Giovani dan Givania, mereka tidak ingin meninggalkan moment ini

Lawan menjadi kawan hidup

"Eh bro selamat ya"ucap Valentino lalu menepuk-nepuk pelan pundak Giovani alah lelaki

Kini teman-teman mereka datang secara berpasangan, meskipun belum resmi menjadi status kekasih mungkin ini adalah suatu awal pendekatan, namun ada juga yang datang sebagai Gay atau biasa disebut jomblo terlalu lama

"Wah- wah selamat ya Givania" ucap Rebecca yang berada di belakangnya Valentino sambil memeluk sahabatnya ini

"Ia makasih ya"balas Givania sambil membalas pelukan Rebecca

"Semoga hubungan kalian langgeng sampe kakek nenek, terus cepat aja married-nya"siapa lagi kalau bukan Rigina dan Lita yang memberikan ucapan sambil bertujuan meminta keponakan

***

Givania memang sekarang sudah sangat kelelahan, bagaimana tidak kelelahan? Melayani tamu yang begitu banyak, meskipun itu hanya sekedar kerabat terdekat namun begitu melelahkan

Setelah acara memberikan ucapan selamat tadi, Givania memang hanya duduk di sebuah sofa double yang tadi ia duduki dengan Giovani

Ia tidak mengikuti teman-temannya untuk makan-makanan pencuci mulut yang tersedia, dengan alasan ia sedang diet

Giovani ikut bergabung dengan teman-temannya, sebenarnya ia tidak ingin untuk mengikutinya namun Givania yang memaksakannya jadi terpaksa ia ikut bergabung

Begitupun dengan orangtua dan keluarga Givania dan Giovani, mereka sedang berkumpul-kumpul bercengkrama entah itu soal bisnis melainkan acara kedepannya

Tuhan? Jagakan mereka, berikan mereka senyuman selalu, meskipun aku tidak tersenyum dalam senyum mereka

Suara alunan musik mulai mereda di telinga Givania, pandangannya seketika mengabur dan sebuah minuman soda yang ia pegang terjatuh pada saat dirinya tidak sadarkan diri

Pranggg

Semua orang yang mendengar suara benda jatuh itu langsung menoleh ke arah sumber suara. Dan betapa terkejutnya mereka melihat Givania tidak sadarkan diri

Giovani langsung segera berlari ke arah Givania dan menepuk-nepuk pelan pipi Givania agar ia sadar

Keluarga Wijaya dan Alexander langsung menelpon pihak rumah sakit milik keluarga Wijaya.
Wijaya'Hospital

Mereka takut akan terjadi apa-apa dengan Givania

Lina_mami Givania pun bingung ada apa dengan anaknya ini, pasalnya Givania sedari tadi hanya duduk tidak melakukan hal apapun

"Cepat bawa Givania ke rumah sakit" teriak Opa begitu panik kepada salah satu petugas Rumah Sakit yang telah datang dengan Mobil Ambulance

Lina maupun Melinda tak henti-hentinya menangis melihat keadaan Givania yang begitu pucat

Giovani pun ikut panik dan takut dengan Gadisnya ini

***

Giovani tak hentinya mondar-mandir didepan pintu rawat Givania yang sedang di cek keadaannya

Teman-teman Givania begitu takut dengan keadaan Givania juga, mereka ikut untuk pergi ke Rumah Sakit melihat kondisi Givania, begitupun dengan teman-teman Giovani

Baik keluarga Alexander maupun Wijaya sedari tadi tak hentinya berdoa supaya Givania baik-baik saja

Ceklek

Pintu ruangan rawat periksa Givania terbuka, nampak seorang dokter lelaki yang masih muda muncul di balik pintu tersebut dengan menggunakan Jas putih, sudah di tebak dia seorang dokter yang menangani Givania

"Dok? Bagaimana keadaan tunangan saya?"Giovani langsung segera menyanyakan keadaan Givania

Dokter tersenyum kecut melihat seluh keluarga dan teman-teman Givania ikut khawatir akan diri Givania
Sebenarnya Dokter lelaki muda itu atau biasa di panggil Dokter Julian tidak tega berbohong dengan orang-orang yang ada di depannya ini, namun harus bagaimana? Ia terpaksa demi kebaikan kedepannya

"Givania hanya sedang kelelahan, saya mohon untuk tidak memaksakannya bekerja atau beraktivitas terlalu banyak" jelas Dokter Julian "saya permisi karena harus memeriksa keadaan pasien lain" pamit dokter tersebut

^flash.back(on)^

Beberapa hari sebelumnya, Givania memberanikan diri untuk mengecek kondisinya tanpa ditemani siapa-siapa. Memang akhir-akhir ini ia selalu merasa nyeri di dada bagian kirinya

"Bagaimana dok dengan keadaan saya?" Givania bertanya pada Dokter Julian, dokter yang menanganinya tadi

"Apakah saya bisa menghubungi keluarga anda terlebih dahulu?" Tanya dokter Julian membuat Givania langsung menggelengkan kepalanya cepat

"Tapi ini harus diberitahukan kepada keluarga anda terlebih dahulu, setelah itu baru kepada anda. Kami tidak ingin membuat keadaan pasien menjadi lebih drop setelah mendengar kabarnya" jelas dokter tersebut membuat Givania bingung dan takut

"Saya mohon Dok, jangan beritahukan keluarga saya atau siapapun. Saya tidak ingin membuat mereka khawatir akan keadaan saya" mohon Givania

Dokter Julian mengangguk-anggukkan kepalanya, dia begitu salut akan wanita di depannya ini
Gadis cantik, kaya namun tidak ingin merepotkan siapapun

"Saudari Givania mengidap penyakit lemah jantung" jelas Dokter Julian sambil melihat berkas Givania di tangannya

"Dan jantung saudari harus banyak istirahat, tidak boleh kelelahan. Dan juga jika terlalu lama Saudari harus mencari pendonor jantung untuk keberlangsungan hidup saudari kedepannya"lanjut penjelasan Dokter tersebut

Setelah mendengar kabar tentang penyakitnya, setetes air bening menetes di pelupuk mata Givania
Ia mendengkap mulutnya sambil menggelengkan kepalanya, ia takut nantinya Giovani akan merasakan kehilangan

"Anda tenang saja, saya akan selalu menangani anda. Anda tidak perlu takut, lakukan chekup setiap 3 hari sekali" Dokter Julian menyemangati Givania yang terlihat menyedihkan

Givania hanya mengangguk lalu keluar dari ruangan dokter tersebut sambil mengusap alur air matanya tadi

^flash.back(off)^

***

Jangan lupa tinggalkan jejak teman²:) salingMendukung:v
:*

K A T A . H A T ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang