Prolog

997 37 0
                                    

Bertahun-tahun lalu....

"Terus berlari Ke....Terus...!!!Kalau mereka bisa menemukanmu matilah kamu hari ini..!"

Aku terus mensugesti diriku sendiri agar terus berlari hingga menemukan tempat aman..Dunia ini memang mengerikan.Seperti sekarang ini,di gelapnya malam.Disaat banyak orang yang telah terlelap, aku yang harus terus berlari demi nyawaku agar tetap di dalam ragaku sampai besok dan seterusnya...

Aku sesekali menoleh kebelakang untuk memastikan orang yang mengejarku sudah tidak ada.Mereka masih berada di belakangmu meski agak jauh,namun aku masih bisa melihatnya.Aku kembali menyeret kakiku yang sudah mulai lelah,dan tanganku menutup luka yang ada di lengan kananku.

Luka di lenganku rasanya terus berkedut,mebuatku terus menarik nafas guna mengurangi rasa sakitnya.Darah terus mengalir dari lenganku..Aku melihat ada sebuah pintu yang terbuka.Tanpa berpikir lagi aku segera memasuki tempat dengan pintu yang terbuka itu.Aku harus bersembunyi sekarang ato aku akan mati.Mati di tangan mereka atau mati karna rasa sakit dan lelah ini.

Aku menutup pintu itu dan bersandar di balik pintu dengan nafas yang terengah.Begitu masuk nampak pertama kali di mataku adalah peralatan rumah tangga,ternyata aku memasuki dapur orang.

Aku sedikit merasa lega dan mulai mengatur nafasku.Gimana nanti aja aku akan jelasin kepada pemilik rumah,yang penting aku aman dulu dari mereka.

Bruukkk....

Aku mendengar suara benda jatuh,mataku menangkap bungkusan besar plastik hitam tergeletak sejauh 2 meter dari tempatku berdiri.Dan di samping bungkusan itu berdiri seorang gadis belia dengan rambut yang di cepol,terlihat terkejut melihatku.

"Maling ya?!" katanya cepat.

Belum juga aku menjawab,dia sudah berlari ke arah lain.Dengan cepat dia kembali dan tangannya sudah membawa tongkat baseball.Perlahan dia mendekatiku dengan tongkat yang siap menghantamku.

"Ssssssssstttttttttt........." aku meletakkan jari telunjutku di depan bibirku,memintanya untuk diam.

"Cepat sekali hilangnya tu anak.."

"Pasti belum jauh dari sini Bos.."

"Lihat!jejak darahnya hilang di belakang rumah ini."

"Tapi mana mungkin dia kerumah itu...Dia tidak akan mengenal siapapun di daerah ini."

Aku dan gadis di depanku hanya diam menyimak obrolan para brandalan di luar sana.Gadis itu diam dengan mata meminta penjelasan padaku.Tubuhku luruh kebawah,tubuhku rasanya benar-benar lelah.

Gadis itu bergegas mendekatiku dan memapahku menjauh dari pintu.

"Aduuuhhh......apa yang ku lakukan.Kenapa aku malah membawamu masuk rumah ini."

Masih bisa ku dengar lantunan keluhannya,setelah membantuku berbaring di sofa miliknya.Tapi aku hanya diam,aku masih terlalu lelah meski hanya untuk sekedar bicara.Tak lama dia sudah duduk di sampingku dengan baskom penuh air dan kain bersih.

Aku tersentak kaget saat tangannya menyentuh tanganku yang dari tadi menutupi luka di lenganku.

"Biar aku bersihkan..." ucapnya lembut.

Aku perlahan melepaskan tanganku dari lenganku yang terluka.

"Lukamu cukup parah..Sebaiknya aku membawamu ke Rumah Sakit..." ucapnya lagi.

"Ja.....jangan....." sebisa mungkin aku bicara padanya.

"Tapi lukamu akan infeksi klo tidak segera di tangani dokter..."

Senja...Untuk Keenan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang