Part 14 (Senja)

461 22 0
                                    

Sejak pertengkaranku dengan Keenan beberapa waktu lalu...

Ah...bukan pertengkaran..Hanya selisih paham.Aku yang tidak suka dia terus melindungiku.Dan dia yang tetap ingin melindungiku dari apapun yang menyusahkanku.

"Aku tidak akan membuatmu dalam masalah.Termasuk masalah terbaginya perasaanmu.Asal kamu masih mengizinkanku untuk tetap melihatmu dan berada di sekitarmu itu sudah cukup untukku sekarang..."

Kalimat terakhir Keenan waktu itu masih sangat aku ingat.Aku tak tau,aku harus senang atau terbebani dengan perasaannya.Dalamnya perasaan Keenan untukku makin membuatku bingung akan perasaanku sendiri.

Antara senang dan tidak senang.Aku senang karna ada orang yang selalu membantuku keluar dari masalah.Namun aku tidak senang jika nanti di hadapkan pada kenyataan bahwa aku mulai tergantung akan dirinya.

Kami bukan lah apa-apa.Hanya kenalan dan tetangga.Kami bukan sepasang kekasih,yang akhirnya menikah dan akan hidup bersama.Aku tidak mau memikirkan bagaimana hidupku jika aku sudah terbiasa akan perlindungannya.Sementara kami tidak akan hidup bersama selamanya.Itu akan sangat menyulitkanku.

Tunggu......!

Kenapa aku harus berpikir sejauh ini...??Bahkan berpikir soal kami yang tak bisa hidup bersama?

Aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat demi menghilangkan Keenan dari pikiranku.Sapa tau nanti dia akan rontok berjatuhan dari kepalaku..Aku kembali menggelengkan kepalaku.

"Ja...Senja....Kamu baik-baik saja?"

Aku mendengar ada suara lain.Aku melihatnya dan serasa balik nyawaku.Sekarang aku dan Galih sedang di bioskop.Kami ingin nonton film.Tadi dia pergi membeli minum.

"Ah...iya aku ga pa-pa kok..."

Aku menegakkan dudukku.Galih duduk di sebelahku dan memberikanku sekaleng minuman bersoda.Kami masih harus menunggu 10 menitan lagi untuk nonton film yang kami mau.

"Habis dari sini kamu mau makan apa?" tanya Galih padaku.

"Apa aja..."

"Aku tau kamu ga pilih-pilih makanan.Tapi masa ga ada yang ingin kamu makan gitu?"

Aku diam memikirkan apa yang sedang ingin aku makan.Tapi sungguh tidak ada yang sangat ingin aku makan.

"Kalau kamu mau makan apa?" aku balik tanya.

"Aku mau makan mie abang kakak..." Galih tersenyum.

"Idiiihhh ogah...Mending gado cabe aja sono...." jawabku.

Galih tertawa kecil dan menepuk ujung kepalaku.Aku menyukai senyum dan tawa Galih.Senyuman Galih begitu meneduhkan.Mungkin di luar sana banyak gadis yang akan langsung merasa nyaman hanya dengan melihat senyum Galih.

Galih banyak di sukai gadis waktu kuliah.Dan dia lebih memilihku yang bukan siapa-siapa untuk menjadi pacarnya.Tapi sekarang aku dengan mudahnya mulai memikirkan pria lain.Aku jadi merasa telah menjadi gadis yang tidak tau diri.

"Bagaimana keluarga Pamanmu?" aku tau yang di maksud Galih adalah Nira dan Bibiku.

"Ya begitulah..Tapi akhir-akhir ini mereka sibuk di luar,pulang udah capek mungkin.Jadi mereka sudah jarang ngomel-ngomel."

"Sibuk di luar?sibuk apa?"

"Katanya Nira ikutan syuting FTV,Bibi ikut nganter dan nemenin Nira."

"Benarkah?Nira jadi artis?"

"Mungkin akan...." aku menganggukan kepalaku.

Keenan bilang,dia sudah meminta temannya untuk menyudahi  memberi pelajaran untuk Bibi dan Nira.Tapi mereka bilang akting Nira cukup bagus.Jadi mereka masih mempertahankan Nira.Aku tau,Nira menyukai akting.Jadi aku ikut senang dia melakukan pekerjaan yang disukainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja...Untuk Keenan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang