Part 13 (Keenan)

195 14 0
                                    

"Pagi Paman...." sapaku begitu memasuki rumah Senja.

Seperti beberapa hari yang lalu,atas undangan Paman Senja setiap pagi aku akan sarapan di rumah Senja.Sebenarnya aku sudah menolaknya,tapi Paman Senja selalu memaksa.Katanya hanya ini yang bisa dia lakukan untuk membalasku karna sudah menolong Senja waktu bertengkar dengan istri dan anaknya.

"Cepetan sini...!Senja udah masak enak hari ini..." Paman Senja selalu terlihat sumingrah setiap aku bertemu dengannya.

"Ega sudah berangkat sekolah?" tanyaku setelah mengambil duduk di sebelah Paman Senja.Sudah ada beberapa lauk tertata di meja,tapi aku belum melihat Senja.

"Hari ini dia berangkatnya pagi..."

"Lalu Nira dan Bibi?"

"Beberapa hari ini mereka berdua setiap pagi sudah berangkat.Katanya Nira mendapat peran di FTV jadi ibunya selalu nemenin Nira.." jelas Paman Senja.

"Benarkah?Paman akan punya anak seorang artis dong..."

"Paman sih terserah apa maunya Nira saja..Sebenarnya Paman sudah melarang dia untuk ikut casting apalah itu.Paman mau dia menyelesaikan kuliahnya dengan baik.Tapi Paman selalu kalah dari Bibinya Senja..."

"Ya biarkan dulu dia menjalani yang dia suka Paman.Siapa tau nanti dia berhasil...." kataku.

"Itu yang sedang Paman coba..."

Aku melihat Senja dari dapur berjalan ke arah kami dengan tangan membawa nampan berisi dua cangkir kopi.

"Kopinya Paman...." Senja meletakkan secangkir kopi untuk Pamannya dan untukku.

"Terima kasih .." ucapku dan Paman Senja bersamaan.

"Senja sudah masak yang Paman mau kemarin..Nasi kuning.." ucap Senja dengan senang.

"Jadi merepotkan..."

"Senja senang bisa memasaknya untuk Paman..Ayo kita sarapan."

Entah kenapa aku senang melihat interaksi keponakan dan pamannya di depanku sekarang.Mereka terlihat baik-baik saja dan bahagia.Mungkin karna Nira dan Ibunya sedang tidak di rumah sekarang,jadi aura di rumah ini terasa berbeda.Aku bisa melihat dengan jelas raut wajah Senja yang bahagia tidak lagi murung.

"Trima kasih..." ucapku ke Senja saat dia menyodorkan piring berisi nasi kuning untukku.

"Makan lah Nak Keenan...Besok sarapan disini lagi.Paman senang bisa sarapan bareng kamu..."

"Ah...iya...." jawabku agak ragu sambil menatap Senja dan dia hanya tersenyum padaku.

Sungguh.....Aku merasa tidak enak setiap pagi sarapan di rumah Senja.Tapi Paman Senja pasti sudah berteriak dari depan pagar rumahku setiap pagi saat aku pulang kerja.

"Sarapan dulu di rumah Paman.."

Seperti itu yang akan dia katakan setiap pagi.Setelah beberapa hari numpang sarapan di rumah Senja,rasanya lidahku sudah mulai akrab dengan masakannya.Apapun yang dia hidangkan rasanya selalu enak untukku.

Tapi ini juga bahaya untukku..Iya bahaya.....

Bagaimana kalo aku sudah ketagihan akan masakannya.Sementara mungkin dia tidak akan mau memasak untukku setiap waktu.Karna dia akan memasak untuk orang lain..Suaminya mungkin....

Meski aku selalu berharap akulah yang akan jadi suaminya,namun sampai sekarang dia belum mengatakan apapun tentang perasaannya.Dia memang tidak menolakku waktu aku memeluknya saat di kantorku dulu.Tapi itu tidak bisa di sebut dia sudah menyukaiku bukan...?

"Senja mau cuci piring dulu.Paman kalau berangkat hati-hati." ucap Senja sambil membereskan peralatan makan kami tadi.

"Ya sudah paman berangkat dulu..Kamu juga hati-hati kalau kuliah dan kerjanya.Keenan paman pergi dulu..." pamit Paman Senja setelah meminum kopinya.

Senja...Untuk Keenan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang