Part 8 (Senja)

175 20 0
                                    

"Jinggaku......!!!

Aku langsung memutar tubuhku begitu mendengar suara yang sangat aku rindukan.Aku menghampirinya dan memeluknya dengan kuat.Hanya satu orang yang memanggilku dengan nama itu.Dialah Dinar sahabatku.

"Aku merindukanmu....." kataku

"Aku juga sayang...."

"Berhenti mengatakan itu nanti pelangganmu mengira aku adalah lesbian .."

"Biarkan saja...." jawabnya tak peduli.Dia melingkkarkan tangannya ke lenganku dan mebawaku berjalan ke sofa yang ada di pojok cafe.

Gadis cantik yang sekarang merangkulku ini adalah temanku sejak di bangku SMA,dia juga pemilik cafe tempat aku bekerja sekarang.Dia baru saja pulang liburan bersama keluarganya.

"Ini ada oleh-oleh buat kamu..."

Dinar memberiku paper bag dan aku antusias membukanya.Namun sedetik kemudian aku menghela nafas.

"Untuk apa memberiku gaun cantik ini?"

"Jadi kamu tidak suka dengan pilihanku?"

"Bukan...Aku suka.Cuman buat apa aku memakai gaun ini?Lebih baik mentahnya saja..."kataku sambil tertawa sumbang.

"Dasar bandit duit..." ucap Dinar memanyunkan bibirnya.

"Ya....itu Saya..." jawabku tertawa kecil.

Aku membolak-balik gaun yang di berikan Dinar.Bahan bagus,desain juga bagus,benar-benar selera Dinar.Tapi untuk ku gaun ini terlalu mewah,aku akan lebih bahagia kalau di beri uang seharga gaun ini..Ha.ha.ha.

"Coba besok kamu bikin espreso pake gaun itu.." jawab Dinar asal dan matanya berkedip genit ke arahku.

"Ngawur....!" aku memukul pundaknya dengen paper bag.

"Aduh....Aku kasih tau sejarah gaun itu.Waktu aku melihat gaun itu entah kenapa aku berpikir kamu suatu saat akan dengan cantik memakainya..." Dinar berbicara penuh drama.

"Kalau aku memakainya yang ada penghuni rumah itu akan mengatakan aku laku berapa...."

"Biarin aja mereka...Mungkin kamu bisa memakainya nanti kalau sudah minggat dari nereka itu..." Dinar terlihat geram setiap membicarakan keluarga Pamanku.Aku mendengus menanggapinya.

"Iya....trima kasih sayangku atas hadiahnya...." aku tersenyum tulus untuk Dinar.

"Sama-sama Sayang...." Dinar menguncupkan bibirnya seolah memberiku ciuman.

"Pakailah kalau Galih ngajakin kamu kencan romantis..." Dinar menggodaku.

"Aku ga akan pake baju kayak gini kalau lagi sama Galih..Di kira lagi kerasukan hantu janda prawan..."

"Ha.ha.ha.ha.Trus tu anak akan bilang 'kamu siapa?pergi dari badan pacarku!!hust hust!'..."

"Bisa jadi...." jawabku sambil tertawa.Aku merasakan hape di saku celanaku bergetar.

Aku terdiam menatap hapeku setelah tau siapa yang menelfonku.Sudah seminggu lebih kami tidak pernah bertemu lagi,menyapa lewat hape pun juga tidak.

"Hallo..."

"......"

Hanya sebentar,begitu mendengar apa yang di katakannya aku menyudahi panggilannya.

"Siapa?" tanya Dinar ingin tau.

"Kepo...."

"Bukan Galih deh yang jelas...." Dinar menatapku penuh selidik.

"Ja....ada yang nyariin tu...."

Senja...Untuk Keenan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang