Aku melihatnya tersenyum padaku.Dia tengah duduk di sebelah Pamanku yang menyantap sarapannya.Seperti hari-hari sebelumnya setiap pagi dia akan selalu muncul di depanku.Dia akan muncul secara tiba-tiba dan hanya diam tersenyum padaku,tak bicara apapun.
"Senja.....kamu kenapa?"
Sama seperti biasanya 'dia' akan menghilang setiap ada yang memanggil namaku.Itulah yang selalu aku alami selama sebulan ini.
Lebih tepatnya setelah aku menolak Keenan.
Sejak hari itu kami tidak pernah lagi bertemu,seperti kesepakatannya dengan Galih.Dia juga sudah tidak pernah sarapan dirumah Paman.
"Kamu kenapa Nak?" tanya Pamanku.
"Ga kenapa-kenapa kok Paman..." jawabku tersenyum ke Paman.
Aku berusaha menciptakan keadaan baik-baik saja.Aku tidak mau dia khawatir kalau aku sebenarnya tidak lah baik-baik saja sejak hari itu.
" Dari tadi kamu melamun..Istirahatlah kalau kamu sakit...." ucap Pamanku.
"Enak banget masih pagi sudah istirahat!!Cucian numpuk tu di belakang...!" Bibiku langsung menyaut.
"Senja ga pa-pa kok Paman..." ucapku dan memberi senyum ke Pamanku.Aku berjalan menuju halaman belakang,mengerjakan apa yang tadi di minta Bibiku.
Aku rasa membuat diriku sibuk bisa mengurangi halusinasiku tentang Keenan.Memasukan satu persatu pakaian kotor ke mesin cuci,aku mulai mencuci semua pakaian keluarga di rumah ini.Kecuali pakaian Ega,dia akan mencuci pakaiannya sendiri.
"Aduh..." pekikku bertepatan dengan aku yang jatuh terduduk.Karna Nira sengaja menyenggolku dengan keras.
"Makanya kalo kerja jangan melamun!!" ucapnya sambil tersenyum sinis padaku.
Aku menghela nafas dan melihat ada uluran tangan saat aku hendak berdiri.Kepalaku menengadah melihat siapa pemilik tangan itu.Dia tersenyum padaku,airmataku menetes..Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku dan aku benar-benar menangis.
❤❤❤
Aku memasuki kantor Dinar setelah jam kerjaku habis.Aku butuh seseorang untuk berbicara,setelah sebulan menyimpan ini sendirian.Rasanya sebentar lagi aku akan gila bila tidak menemukan cara menyelesaikannya.Aku duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Dinar.
"Sepertinya keputusan yang aku ambil waktu itu tidak lah benar...." ucapku lesu dan aku merebahkan kepalaku di atas meja.
"Ada apa?" tanya Dinar seakan mengerti keadaanku tanpa bicara apapun ke dia.
"Sepertinya aku terlalu menyakitinya,hingga dia terus menghantuiku...."
"Siapa yang kamu bicarakan?"
"Tiap aku sarapan dia sudah duduk di depanku.Aku keluar rumah dia sudah berdiri tersenyum di depan pagar rumahnya.Aku kerja dia juga sudah berdiri di sampingku terus melihatku.Bahkan sekarang di kampus pun aku melihatnya....Ya Tuhan......" aku mengacak rambutku mengurangi rasa penatku.
"Dia itu siapa?"
"Ini tidak bisa di biarkan,ini sudah satu bulan leb......"
"JINGGA!!!!jawablah pertanyaanku...??!!"
Aku terlonjak kaget mendengar suara Dinar yang sangat kencang.Tapi hanya sebentar,aku kembali merebahkan kepalaku ke meja kerjanya.
"Keenan terus menghantuiku..Dia terus muncul di depanku.Dia mulai terus muncul di depanku sejak aku memutuskan memilih Galih..." jelasku menjawab pertanyaan Dinar.
"Kamu merindukannya?" pertanyaan Dinar mengejutkanku.
Benarkah aku merindukannya?Aku tidak pernah melihatnya lagi setelah aku menolaknya.Ada sesuatu yang kurang di hatiku saat dia mulai tak terlihat oleh mataku.Dan sejak saat itu rasanya aku mulai berhalusinasi setiap memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja...Untuk Keenan (Selesai)
RandomRasa cinta ini membuatku begitu ingin memilikimu..Tapi cinta ini hanya aku yang tau,hanya aku....Cinta inilah yang akan slalu melindungimu meski kamu tak akan pernah menyadarinya.....menyadari Cintaku untukmu...Senjaku..... "Keenan Rasya Pradipta"