Kemah

2.5K 332 35
                                    

Bismillah..

"Fan, persiapan kemah lo udah berapa persen?"

Pertanyaan Sagara yang ditanyakan cowok itu dengan nada santai membuat Fani yang tengah menyusun buku ke dalam tas jadi menghadapkan tubuh sepenuhnya ke arah pemuda itu, membuat Sagara yang berdiri menyandar sambil memainkan ponsel jadi mengerjap bingung.

"Kenapa? Kok kaget?" tanya Sagara.

"Emang kita ada kegiatan kemah?" tanya Fani.

Sagara mendelik.

"Lah, lo gak tau?" tanya Sagara jadi ikutan kaget. Fani menggeleng lemah.

"Gue kena kick dari group angkatan," kata gadis itu pelan.

"Weh parah banget, masa sampai dikeluarin dari group," kata Sagara sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Berbeda dengan Fani, Alesha dan Sagara masih diperlakukan cukup baik oleh teman-teman sekelasnya. Keadilan sosial bagi seluruh manusia good looking sangat berlaku di sana.

Sebenarnya Alesha memang jadi dijauhi oleh cewek-cewek di kelas mereka karena memilih Fani. Namun cowok-cowok di kelas masih peduli dengan gadis itu. Alasannya tentu saja karena Alesha cantik.

Perlakuan lebih baik bahkan diterima oleh Sagara, meski Clara bilang yang mengikuti Fani akan dikucilkan, cowok-cowok tetap mendekati Sagara karena Sagara teman yang asyik dan sumber contekan terbaik.

Dan para cewek ... yah, you know, sejak awal masuk cowok itu sudah berhasil membuat cewek heboh. Jadi meski Clara memberikan ultimatum seperti itu, tetap saja banyak cewek dengan baik hati memberitahunya info ini itu. Bahkan Clara sendiri diam-diam masih mendekati cowok itu.

"Hem, kalau gitu lo masuk gugus gue aja," kata Sagara sambil tersenyum cerah.

"Boleh?" tanya Fani. Sagara mengangguk.

"Lagian teman sekelompok gue bukan anak kelas kita kok," kata Sagara sambil mengacungkan jempol. Fani tersenyum senang.

"Makasih Gara.. Makasiiiih banget."

"Hehe, sama-sama."

🍉🍉🍉

Namun kebahagiaan itu dihancurkan dengan mudahnya oleh Clara keesokan harinya.

"Fani, lo masuk gugus gue," kata gadis itu dengan wajah datar sambil melipat tangan di depan dada. Di sebalah kiri dan kanannya ada para dayang yang ikut menatap Fani datar.
Para dayangnya tentu saja Tyas, Sisil dan Sabina.

"Maaf, tapi gue udah ada kelompok kemah sendiri, kemarin lo kemana? Kenapa tiba-tiba ngajakin gue masuk gugus lo?" balas Fani.

Cukup sudah.

Fani sudah bisa membayangkan betapa hancurnya masa kemahnya nanti kalau harus satu gugus dengan cewek-cewek itu. Dan meski selama ini cenderung diam saja tapi ia tidak bodoh. Fani bukan tipe tokoh protagonis yang kalau disiksa cuma menangis-nangis. Selama ini Fani menahan diri karena tak mau mencari masalah saja.

"Oh? Lo berani lawan gue? Mau gue aduin ke senior?" kata Clara dengan nada sombong. Fani menghela napas. Mulai kehilangan kesabaran.

"Gue gak ngerti gue ada salah apa sama lo Clara. Kalau ini masih tentang Sabina. Seharusnya dari awal gue speak up kalau kalian selama ini ditipu."

Fani menarik napas. Lalu berteriak keras membuat seisi kelas yang awalnya ribut jadi menoleh ke arah gadis itu. 

"SABINA ITU GAK MASUK KULIAH BUKAN KARENA PART TIME, TAPI KARENA ASYIK PACARAN, DAN SOAL HIDUPNYA YANG MISKIN ITU, GUE DOAAIN DEH BIN, MUDAH-MUDAHAN KEINGINAN LO ITU BENERAN KEJADIAN," teriak Fani.

Gara-Gara Sagara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang