Bismillah...
Diego melirik Sagara beberapa kali dengan khawatir. Semenjak pulang dari restoran, Sagara terlihat melamun dengan pandangan kosong dan lurus, seolah nyawanya sedang tidak ada di sana. Diego menghela napas, sudah menebak apa yang terjadi pada anaknya.
"Kamu ditolak ya?" tanya Diego pelan membuat Sagara tersentak dan menoleh kaget ke arah papanya.
"Eh?"
Diego membelokkan mobil dengan ekspresi prihatin.
"Papa minta maaf karena tadi lupa menyampaikan tujuan makan malam kita dengan Fani, Papa kira dia udah tau soal perjodohan itu, ternyata belum," ujar Papa Sagara.
Sagara menggeleng cepat.
"Gak apa-apa kok Pa, lagian Sagara gak ditolak," kata Sagara.
Diego mengerjap, lalu menoleh sedikit ke arah putranya sebelum kembali fokus menatap jalan.
"Lho? Bukannya kamu dari tadi ngelamun karena ditolak?" tanya Diego.
Sagara menggeleng lagi, "gak ditolak kok" lirihnya. "Tapi Sagara emang bilang ke Fani kalau Sagara suka sama dia," sambungnya pelan dengan wajah memerah malu.
Diego terkekeh.
"Trus? Dia belum kasih jawaban?" tanya Diego lagi.
Sagara berdehem lalu mengusap tengkuk gugup.
"Sagara langsung pergi setelah bilang suka," jawabnya.
Diego mendelik. Menatap Sagara yang masih malu-malu dengan mata membulat.
"Lah? Kamu kabur? Gimana ceritanya?"
Sagara mendesah pelan sambil menyandarkan tubuh ke kursi mobil. Mereka ulang kejadian itu di otaknya untuk sejenak.
Heh, kenapa gue sok keren banget sih tadi, rutuknya dalam hati dengan pipi memerah.
"Emangnya kalau kita nyatain perasaan gitu kita harus kasih pertanyaan?" tanya Sagara balik.
Diego menganggukkan kepalanya.
"Iya dong, kalau kamu gak nanya, ceweknya bingung lah mau nanggepin kayak gimana," jawab Diego santai.
"Setelah kamu bilang suka, kamu tadi bilang apa?" tanya Diego.
Sagara terdiam sejenak. "Yuk ... pulang?" jawabnya dengan nada bingung membuat Diego langsung tertawa lebar.
"Kenapa Pa? Salah ya?" tanya Sagara panik.
Diego menggeleng, tapi masih tetap tertawa.
"Enggak, gak salah kok, tapi menurut Papa lucu aja," jawab papanya.
Sagara mendengus.
"Ya Sagara kan gak seprofesional Papa," jawab Sagara yang tau trackrecord papanya yang saat masih muda dulu sebelas dua belas dengan Aksal.
"Haduh, mata Papa sampai berair nih," kata Diego sambil mengambil tisu dan menyeka air matanya karena tertawa terlalu lama.
"Sia-sia kekhawatiran Papa, jangankan ngelakuin yang aneh-aneh, kamu nyatain perasaan aja ngegantung," sambung papanya.
Mendengar itu Sagara langsung menegakkan tubuh dan menoleh ke arah papanya dengan ekspresi bingung.
"Nah itu, tadi waktu Fani ditelfon ayahnya juga bilang gitu, aneh-aneh, maksudnya apa Pa?" tanya Sagara penasaran.
Diego menggelengkan kepalanya dua kali. Senyumnya terlihat geli.
"Enggak, gak penting kok, entah Papa yang terlalu berfikir jauh atau kamu yang terlalu polos," jawab Diego.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-Gara Sagara [SELESAI]
Roman d'amour"Kita kan sama-sama suka, masa statusnya masih yang lama?" .... Sagara itu cakep, pintar dan lucu. Tapi polos banget! Bikin para cewek jadi makin gemas sama tingkahnya. Suatu hari, Sagara bertemu dengan Fani. Gadis ambis yang (kata orang-orang) e...