Bismillah..
Fani menghela napas, berdiri sendirian di koridor kampus yang sepi. Air matanya perlahan tumpah saat mengingat percakapannya dengan dosen pembimbingnya beberapa saat yang lalu.
"Kamu yakin pakai judul ini?"
"Kamu ganti judul saja."
"Literatul soal ini tidak terlalu banyak."
Rasanya Fani ingin menangis di depan dosen pembimbing saat mendengar kritikan soal judulnya, masalahnya persiapan Fani untuk menyelesaikan judul itu sudah sangat matang. Bahkan saking semangatnya, tepat setelah judulnya di acc Fani langsung membeli beberapa buku yang berkaitan dengan skripsinya dengan harga yang tidak murah.
Dan sekarang semua itu sia-sia. Hanya karena dosen pembimbingnya berubah pikiran dengan judul skirpsi Fani.
Fani berjalan gontai menuju halte. Ia hanya ingin pulang sekarang. Menangis sampai tidur. Namun sebelum rencanannya terealisasikan, sebuah suara menahan langkahnya.
"Fani!"
Fani menoleh ke belakang, sudah menebak siapa yang memanggilnya. Sagara berdiri di belakangnya dengan wajah ceria.
"Bunkasai yuuk!" ajak Sagara sambil berjalan mendekat kepada gadis itu. Fani menggeleng lemah.
"Enggak deh Ga, lo sama Alesha aja," jawab Fani agak serak. Berusaha sekuat mungkin untuk menahan air matanya yang sebenarnya sejak tadi ingin tumpah.
Sagara menatap Fani lama.
"Lo kenapa? Ada masalah?" tanya Sagara. Fani mendesah pelan. Memutuskan untuk menyerah pura-pura baik saja di depan cowok itu, karena Sagara pasti akan terus bertanya sampai menemukan jawaban.
"Gue disuruh dosbing ganti judul, padahal gue udah prepare semuanya, sekarang gue harus ulang lagi dari awal," kata Fani.
"Udah ya, gue mau pulang," kata Fani lagi. Lalu berjalan meninggalkan Sagara.
Sagara menghela napas. Lalu tanpa pikir panjang segera menarik tangan Fani dan menyeretnya. Fani yang ditarik begitu jadi mendelik. Agak sedikit terhuyung karena gerakan Sagara terlalu tiba-tiba.
"Lo ngapain sih!" teriak Fani yang harus berlari untuk mengikuti langkah lebar Sagara. Sagara mendengus.
"Kalau lagi sedih itu cari sesuatu yang bikin lo ketawa ... "
Sagara menjeda kalimatnya lalu menoleh ke belakang. Mata Fani membulat saat melihat cowok itu malah tersenyum ganteng di depannya.
"Main sama gue contohnya," celetuk Sagara lalu nyengir.
Fani melengos walau diam-diam ikut tersenyum karena senyum itu, Fani lalu menyamakan langkah dengan Sagara.
"Lo yang traktir ya," kata Fani sok galak. Sagara mengacungkan jempol.
"Siap bu Bos!" jawabnya.
🍉🍉🍉
Tiap tahun kampus Fani mengadakan bunkasai, sebuah festifal budaya Jepang yang diselenggarakan oleh salah satu fakultas dk kampus mereka, Fakultas Bahasa dan Seni. Kebetulan, karena sama-sama suka anime, Sagara dan Fani selalu semangat ke acara itu setiap tahun. Alesha biasanya dipaksa ikut agar mereka tidak berdua saja. Namun tahun ini sedikit berbeda, Alesha tidak ikut dan hanya menyisakan mereka berdua. Membuat Fani sejujurnya agak gugup.
Karena sekarang mereka terlihat seperti pasangan.
"Lo mau takoyaki apa ramen?" tanya Sagara yang seperti biasa tidak peka. Cowok itu malah terlihat khusyuk memperhatikan menu makanan yang ada di spanduk. Mengabaikan Fani yang melirik ke kiri dan ke kanan karena malu takut ketahuan berdua saja dengan cowok itu oleh orang yang mereka kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-Gara Sagara [SELESAI]
Romance"Kita kan sama-sama suka, masa statusnya masih yang lama?" .... Sagara itu cakep, pintar dan lucu. Tapi polos banget! Bikin para cewek jadi makin gemas sama tingkahnya. Suatu hari, Sagara bertemu dengan Fani. Gadis ambis yang (kata orang-orang) e...