31

2.9K 251 5
                                    

Typo adalah salah satu bakatku yang sering muncul 😆

.
.
.

Jungkook memejamkan matanya erat, dia ingin kabur sekarang juga dari kelas ini. Jungkook menunduk, agar dia tidak terlihat sedang menahan tangis, berbalik ingin meninggalkan kelas dan tiba-tiba tangannya ditahan oleh seseorang.

Jungkook mendongak, melihat siapa gerangan yang menahan dirinya. Jungkook menatapnya dalam, siswa dengan headband motif batik tak lupa earphone yang terpasang disalah satu telinganya.

"Minggir Jim" Jungkook mendorong orang yang menghadangnya pelan dan berjalan meninggalkan kelas.

Jungkook berjalan tergesa menuju rooftop, hanya ini tempat satu-satunya yang bisa Jungkook datangi untuk sekarang.

Jungkook tau, tidak lama lagi pasti ada yang akan datang menyusulnya, entah itu Jimin atau bahkan Seokjin sahabatnya.

Jungkook masih tidak paham dengan apa yang terjadi sekarang, dia masih berfikir, apa kesalahan Jungkook kali ini. Hingga dia diolok separah ini, bahkan Jungkook bisa saja menangis sekarang kalau tidak ditahannya. Tulisan-tulisan itu benar-benar menyakiti hati Jungkook.

Serendipity
Jeontara01

Jungkook menoleh pada pintu rooftop, benar kan, sekarang Jimin berdiri di pintu rooftop. Jungkook mencoba tersenyum lalu Jimin berjalan mendekat padanya dan ternyata dibelakangnya juga ada Seokjin.

Jungkook hanya menunduk, entahlah rasanya akan canggung tapi tak bisa dipungkiri kalau Jungkook ingin mencurahkan semua isi hatinya sekarang pada Seokjin, sahabatnya.

"Kook" Seokjin dan Jimin memanggil Jungkook serempak, membuat Jungkook mendongak dan menatap kedua orang itu bergantian.

Seokjin lebih dulu mendekat pada Jungkook dan dengan tiba-tiba memeluk Jungkook, yang dipeluk sampai kaget....

Tapi Jungkook membalas pelukan Seokjin, dan dia bisa mendengar ucapan permintaan maaf dari Seokjin berulang kali.

"Maafkan aku juga hyung, karena tidak memberitahukan hyung di awal" Ucap Jungkook menyesal, dia melonggarkan pelukan mereka hingga terlepas.

Seokjin menggeleng dan menatap Jungkook, "Ini salahku, salah kami, seharusnya kami mempercayaimu" Sepertinya Seokjin benar-benar menyesal akan apa yang telah terjadi.

"Aku bahkan ikut-ikutan mengolokmu" Ucap Seokjin tidak benar, "Aku bukan sahabat yang baik"

"Hyung tidak pernah mengolokku, sudahlah, lupakan semuanya" Jungkook tidak ingin orang yang lebih tua darinya ini merasa bersalah yang berlebihan padanya.

"Tapi tetap saja, aku ingin minta maaf termasuk Yoongi. Maafkan kami" Sesal Seokjin, dan Jungkook membalas dengan anggukan dan senyumnya.

Jimin yang sedari tadi memperhatikan drama melow ini jadi ikut tersenyum, Jungkook mudah sekali memaafkan orang lain. Mungkin karena itu sahabatnya, pikir Jimin, karena sahabat adalah orang yang paling mudah dimaafkan kesalahannya dan juga orang yang paling sulit dimaafkan jika kesalahannya sudah sangat fatal.

Dan menurut Jimin, kepercayaan adalah sesuatu yang fatal. Kepercayaan itu bagaikan akar, pondasi yang menopang batang agar tetap kokoh. Jika akarnya saja sudah cacat, maka batangnya tidak bisa berdiri dengan kokoh dan sempurna.

Serendipity [kth•jjk] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang