Typo adalah salah satu bakatku yang sering muncul 😆.
.
.Jungkook hanya diam duduk diatas ranjang kamar Jimi., sekarang Jimin lagi mandi dikamar mandi. Sedangkan dirinya hanya mengetuk-ngetuk pahanya bosan dan sesekali menoleh ke kamar mandi.
.Jungkook juga kaget tadi saat bertemu dengan Jimin di tangga sekolah, Jimin yang naik terburu dan dirinya yang turun dengan tergesa. Lalu Jimin langsung mengajaknya pergi dan Jungkook hanya ngikut. Jungkook sempat berontak sih saat mereka berjalan menuju parkiran, tapi Jimin tiba-tiba menggendong Jungkook di punggung belakangnya membuat Jungkook sedikit berteriak kaget dan langsung mengalungkan lengannya di leher Jimin.
Jimin berlari menuju kelas dan meminta izin pada guru yang sudah masuk, kalau Jungkook sakit dan akan pulang, jadi dia akan mengantar. Melihat wajah Jungkook yang cukup murung dan lemas, gurunya pun mengizinkan. Itulah kenapa sekarang dia bisa berada dirumah Jimin bahkan sampai di kamar lelaki itu.
.
Jimin keluar dengan berbalut bathrobe berwarna abu, membawa wangi maskulin yang sangat kuat. Membuat hidung Jungkook tidak bisa berhenti membauinya, wangi Jimin cukup menyenangkan. Kalo begini terus kan, Jungkook jadi takut.
Jungkook berdiri saat Jimin menghampirinya, dia memandang Jimin dengan sedikit was-was. Membuat yang dipandang malah mengernyit heran.
"Pasti mikirin sesuatu yang ada dibalik jubah ini" Jimin mendekatkan wajahnya pada Jungkook.
Jungkook memerah, muka dia sama Jimin deket banget.
"Woi" Jimin menjentikan jarinya didepan wajah Jungkook, karena daritadi Jungkook terlihat tidak fokus.
Jungkook tergugu dengan jentikan Jimin, dia menolehkan kepalanya ke samping karena Jimin tak kunjung menjauhkan wajahnya dari Jungkook. Jarak mereka cukup dekat, tapi gak kurang dari 10 centi yah... Kalo lebih dari itu mah udah kedekatan, ntar ada yang marah.
Jimin akhirnya memilih menjauhkan wajahnya dan mundur selangkah, membuat Jungkook berusaha untuk mengendalikan ekspresinya yang malu.
Mereka sama-sama diam, Jimin merasa suasana mereka mulai sedikit canggung. Memilih mengambil langkahnya menuju lemari pakaian, memilih pakaian dengan cepat.
Jungkook hanya memperhatikan gerak Jimin, dia langsung menunduk saat Jimin memakai dalamannya disana, membuat bathrobenya sedikit terangkat. Jungkook tidak sengaja melihat paha Jimin, dia memejamkan matanya erat. Jungkook merutuki kebodohan Jimin. Kenapa anak itu bisa semesum ini. Memakai pakaian padahal ada orang lain disekitarnya.
Jimin kembali mendekati Jungkook setelah berpakaian dengan lengkap. Jungkook berdiri dan dia langsung memukul bahu Jimin kencang, membuat yang dipukul meringis kesakitan.
"Kenapa sih? Sakit" Jimin mengusap-usap bahunya kasar.
Jungkook hanya memasang wajah kesalnya, Jimin tidak ingin ambil pusing. Diapun langsung merangkul Jungkook dan mengajak Jungkook turun dan ke dapur.
Jimin mendorong dan mendudukan Jungkook dikursi tanpa sandaran dekat meja counter di dapur. Jungkook hanya menurut dan diam memperhatikan Jimin.
Jimin membuka lemari es, mengeluarkan 2 kaleng soda. Membuka salah satunya dan memberikan pada Jungkook. Jimin ikut duduk di sebelah Jungkook dengan menyandarkan punggungnya pada meja counter.
"Aku ingin memasak, kamu ingin makan apa?" Jimin bertanya setelah menenggak minuman kaleng ditangannya.
Jungkook hanya mengendikan bahunya, "Masak apa saja yang kamu bisa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity [kth•jjk] ✔
Short Story"Jelasin apa? soal aku gaboleh main kerumah kamu? karena mama kamu lebih setuju kamu pacaran sama om-om tua bangka yang dompetnya jauh lebih tebel dari dompet aku gitu?" Jungkook jelas terkejut dengan memejamkan mata takut mendengar bentakan kasar k...