Typo adalah salah satu bakatku yang sering muncul 😆
***
Jungkook berjalan santai meninggalkan sekolahnya yang sudah sangat sepi, dia juga meninggalkan Jimin sendirian di belakang gedung sekolah. Membiarkan Jimin sendiri untuk sementara waktu.
Jungkook tiba-tiba menghentikan langkahnya saat di depan gerbang sekolahnya, Jungkook hanya kaget karena Taehyung kini berada dihadapannya. Taehyung berdiri dengan bersandar pada kap mobilnya, membuatnya makin terlihat keren.
Jungkook melanjutkan lagi jalannya, berusaha mengabaikan Taehyung.
"Jungkook" Panggilnya membuat Jungkook lagi-lagi menghentikan langkahnya yang hampir melewati tubuh Taehyung dan mobilnya.
"Oh kenapa?" Jungkook bertanya polos.
"Kenapa hanya lewat?"
"Memangnya kenapa? Aku mau pulang" Lagi jawaban Jungkook benar-benar polos.
"Ayo, aku antar" Taehyung mendekat pada Jungkook, hendak menyentuh tangan Jungkook tapi gagal.
Taehyung mendengus, Jungkook menghindar karena ingin mengambil ponselnya yang bergetar disaku.
Taehyung memperhatikan Jungkook yang sedang membaca pesan, tenang, dia tidak melihat isi pesannya. Karena Jungkook itu pandai sekali menutupinya, dia bahkan membuat ponselnya berdiri vertikal.
"Pulang?" Taehyung bertanya lagi setelah Jungkook kembali memasukan hapenya ke saku.
"Ya" Jawab Jungkook dan Taehyung sudah siap membuka pintu mobil disebelah kemudi.
"Aku bawa sepeda" Jungkook melanjutkan jalannya dan berbelok ke kanan, menuju parkiran sepeda.
***
"Ma Jungkook pulang" Untuk pertama kalinya setelah sekian lama Jungkook seperti ini.
"Belum makan kan? Ayo" Luhan menyambut Jungkook dengan senyuman.
Jungkook mengangguk dan membiarkan ibunya mengambil ranselnya untuk ditaruh disofa ruang tengah sebelum menuju ke meja makan. Jungkook terharu, semua yang terjadi hari ini benar-benar untuk pertama kalinya.
Haruskah Jungkook senang atau sedih, semua ini, semua kebaikan yang terjadi sekarang dikarenakan bayi yang dikandung ibunya.
"Udah lama kamu gak makan masakan mama, apa rasanya enak?" Luhan berbicara saat Jungkook menyuapkan makanannya, memperhatikan Jungkook yang mengunyah, menantikan reaksinya.
"Enak kok, seperti dulu" Luhan berkaca-kaca, merasa bersalah atas semuanya.
"Kalo mama nangis, aku gabakal makan" Ancam Jungkook, tidak ingin melihat Luhan nangis.
"Mama nggak nangis" Luhan paksa tersenyum dan tak lama keduanya tertawa bersama.
Jungkook makan dengan lahap dan sesekali Luhan memperhatikannya, terlalu banyak yang dia tinggalkan, dan sekarang dirinya tidak tau sama sekali mengenai pertumbuhan Jungkook, kebiasaan Jungkook, kesukaannya, kesedihannya, masalahnya, semuanya tidak Luhan ketahui dan selama ini Jungkook seperti sendirian.
"Kamu harus tetap tersenyum" Jungkook menghentikan kunyahannya mendengar suara Luhan.
"Ada mama udah buat aku tersenyun, dan adik kecil" Jungkook mencoba tersenyum dan kembali makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity [kth•jjk] ✔
Short Story"Jelasin apa? soal aku gaboleh main kerumah kamu? karena mama kamu lebih setuju kamu pacaran sama om-om tua bangka yang dompetnya jauh lebih tebel dari dompet aku gitu?" Jungkook jelas terkejut dengan memejamkan mata takut mendengar bentakan kasar k...