14.

247 16 2
                                    

"betapa beruntungnya dicintai sama perempuan setulus dia, lebih beruntungnya dia juga kucintai"
Naufal

" Aprillll!!! Prill " teriak Dicky dari bawah, namun tak kunjung mendapat sahutan dari April.

Karena tidak ada sahutan juga dari April setelah memanggilnya beberapa kali, Dicky memutuskan untuk mengajak Naufal dan yang lain ke kamar April. Kebetulan kamar April tidak di kunci, rupanya April sesang di pojokan kamar mendengarkan lagi sambul merunduk.

Dicky hendak menghampirinya namun di tahan oleh Aqisha

"Gue aja, boleh?" Dicky mengangguk " yaudah kalian tunggu di ruang tengah aja" merekapun setuju dengan itu.

"Hei" Aqisha menepuk pundak April, April menoleh ke Aqisha dan sontak terkejut.

"Lo ngapain disini?" Tanya April yang heran dengan kedatangan Aqisha, pertanyaan itu dibalas senyuman oleh Aqisha

"Gue boleh gak ngomong sama lo?" Tanya Aqisha, April mengangguk.

Aqisha pun duduk di samping April sambil memegang pergelangan tangan April

"Pril gue tau apa yang lo rasain sekarang, Dicky udah cerita. Tapi maaf, bukannya gue gak ijinin Naufal pacaran lagi sama lo, semua tergantung Naufal." Ujar Aqisha " gue ngerti banget kok, lo kesepian dalam konteks apa. Kita bisa kok jadi temen lo, kakak lo, sahabat lo" sambung Aqisha "hmmm lo mau kan temenan sama gue dan sahabat-sahabat gue?" Tanya Aqisha dengan ragu.

"Tapi gue gak enak sama lo kak, gue kan udah rebut kak Naufal dari lo, lo kok mau temenin gue?" Tanya April, tidak enak hati, bahkan ia meneteskan air matanya.

Aqisha langsung menarik April ke pelukannya membuat tangis April semakin pecah.

"Udah lo jangan cengeng ah, temen gue pemberani semua! Jangan nangis lagi ya sekarang lo gak sendiri" ucap Aqisha sambil mengelus-elus punggung April (menenangkan). April mengangguk, merekapun melepaskan pelukannya.

"Lo mau keluar? Mereka ada di luar loh" tanya Aqisha dan di angguki oleh April.

***

Dicky dan yang lainnya melihat Aqisha dan April sudah turun, mereka melihat April yang matanya sembab

"Lo kenapa pril?" Tanya Dicky, April menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Maaf yah kak Naufal, makasih juga karena udah" ucapan April terputus karena Aqilah

"Sama-sama, udah tau lo mau makasih karena apa. Beruntung lo sahabat gue baik." Ucap Aqilah sinis, Aqisha dan Naufal sama-sama mengodei Aqilah cuman Aqilah masih tidak peduli.

Ya, benar. Aqilah memang belum bisa menerima 100 persen keputusan sahabatnya itu. Menurutnya, jika seperti ini malah akan membuat si April mencuri-curi kesempatan.

"Gue pulang duluan" ucap Aqilah lalu mengambil tas nya, jujur dia juga tidak mau egois. Namun dia masih belum menerima seratus persen.

"Laa!!!" Panggil Aqisha, Naufal, dan Dicky. Aqisha baru saja mau mengejarnya namun, Naufal menahan lengannya dan mengatakan biar dia saja yang nyusul.

Naufal pergi mengejar Aqilah menyisakan April Dicky dan Aqisha, mereka duduk di sofa ruang tangah.

"Pril, maafin sikap Aqilah yah, dia mau kok temenan sama kamu juga, cuman dia masih belum terbiasa aja, lama-lama juga dia bakalan bajk ke lo" ucap Aqisha membuat April tersenyum

"Iya gue ngerti kok kak, dia gak mau pasti sahabatnya sakit hati lagi" ucap April, sebenarnya April sangat merasa tidak enak hati sekarang, namun dia meredamnya

NAQISHA ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang