Kini Aqisha sedang belajar di kamarnya, sedangkan Azka sibuk dengan ponselnya. Beberapa kali Azka tertawa tapi tidak sedang menonton video, membuat Aqisha kurang fokus dan tentunya kepo dengan apa yang di tertawakan Azka
"Bang!! Berisik, ngapain sih!?" Ucap Aqisha kesal lalu merebut hp milik Azka.
"Aqisha!! Apa-apaan sih" ucap Azka membentak.
Awalnya Aqisha kira Azka hanya bercanda jadi dia tidak mengembalikan hp milik Azka.
"Aqisha!! Gak berubah yah masih kayak anak kecil! Tiap orang punya privasi, kita bukan anak-anak lagi" bentak Azka lagi, lalu langsung merampas kembali hp nya dan keluar dari kamar.
Aqisha mematung dan termenung di tempatnya, pelupuk matanya sudah dipenuhi air yang sebentar lagi akan membasahi pipi tembemnya.
Ntah apa yang ada dipikiran Aqisha, dia sangat shock dengan perlakuan Azka, pasalnya Azka sama sekali tidak pernah membentak dan menyakiti hatinya. Nafas Aqisha sudah sangat sesak, dia menangis sesegukan. Hingga pukul 1 malam lewat Azka tak kunjung kembali masuk ke kamar, Aqisha menutup gorden nya dan berusaha untuk tidur dengan tangisnya yang masih sesegukan.
***
Sabtu pagi sangat menyenangkan bagi orang-orang karena setelah penat 5 hari berkegiatan sekolah dan kerja akhirnya dapat beristirahat, tetapi tidak dengan Aqisha yang terbangun dengan mata bengkak, wajah datar... Tidak bukan datar, lebih tepatnya muram.
Aqisha bangun, cuci muka dan skincare-an lalu turun ke meja makan, dia tidak berbicara apapun di meja makan, hanya meminum segelas air putih dan mengambil selembar roti lalu berjalan keluar rumah. Aqisha berjalan menuju taman untuk jogging, biasanya dia akan pergi jogging bersama Naufal namun kali ini sejak tadi malam dia tidak membuka-buka ponselnya dan tidak mengetahui atau memberi kabar kepada Naufal.
"Aqisha kenapa?" Tanya Aksa pada Azka "gak biasanya dia begitu" sambungnya.
"Masalah sama kamu?" Tebak bundanya dan Azka hanya mengedikkan bahunya acuh
"Akhir-akhir ini kalian terlalu sering konflik, janganlah kamu kayak gitu ke dia, kalian gak pernah kayak gini, kalau sayangmu ke adikmu saja bisa berubah, gimana sama pasanganmu nanti bang" jelas Aksa. "Selesaikan masalahmu, siapapun yang salah ayah tidak peduli, anak-anak ayah sudah dewasa" sambung ayah lalu pamit untuk pergi ke kantor, hari ini ada kerjaan jadi terpaksa harus lembur.
Bundanya membereskan alat makan, dan Azka ke ruang keluarga untuk menonton tv. Terdengar bunyi pintu terbuka dan salam.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab bunda dan Azka " eh fal sini masuk" sambut Azka kepada Naufal.
"Eh ada Naufal, tumben gak dateng pagi-pagi" ucap Anita.
"Dari semalam Aqisha gak ngabarin bun, aki chat dan telfon juga hp nya mati" ucap Naufal.
"Ohh dia lagi badmood mungkin" ucap Anita yang di respon dengan anggukan oleh Naufal.
Tidak lama kemudian Aqisha pulang, dia hanya memberi salam. Lalu langsung naik ke kamarnya.
"Bang" ucap bundanya singkat membuat Azka langsung bangkit dan menyusul Aqisha.
"Kenapa bund?" Tanya Naufal.
"Gatau akhir-akhir ini mereka kurang akur, kadang bunda sedih lihatnya" ucap Anita lalu duduk di sofa.
"Biasanya dalam persaudaraan emang begitu kayaknya" ucap Naufal cuman Anita merespon dengan menggelengkan kepalanya
"Dari kecilll banget, mereka gak pernah berantem ini itu masalah apapun" ucap Anita. "Tapi bund agak mau ikut campur banyak, mereka udah dewasa" ucap Anita lagi. "Sekarang sebagai orang yang sedang dekat sama Aqisha, kamu temani dia, ajari dia, tuntun dia jadi lebih baik."

KAMU SEDANG MEMBACA
NAQISHA ( Completed )
Fiksi RemajaNaqisha adalah manusia manja yang begitu ambis, selain ambisius dalam pelajaran, ia juga sangat ambisius mendapatkan cinta dan perhatian sahabatnya sendiri yaitu Naufal. Namun, apakah Naqisha akan berhasil menaklukkan hati sang sahabat?