26

90 5 2
                                    

Hari demi hari berlalu, tiba saatnya para siswa/siswi kelas 12 mendapatkan hasil sekaligus pengumuman kelulusan. Naufal sendiri sudah diterima melalui jalur undangan di salah satu universitas ternama di Indonesia, namun dia belum memberi tahu ke siapapun bahkan author juga belum dikasih tau bund.

"Gimana?" Tanya orang yang ada di belakang Aqisha, ia lalu berbalik dan mengangguk-anggukkan kepalanya dengan senang.

"Aqilah gimana?" Tanya Naufal lagi, Aqisha melirik Aqilah.

"Hee iya gue lulus, alhamdulillah" ucap Aqilah dengan tersenyum.

Persahabatan Aqisha dan Aqilah tetap seperti biasanya walaupun sekarang sedikit ada jarak antara mereka akibat rasa cemburu Aqisha. Soal Aqisha dan Azka sekarang mereka baik-baik saja, namun tidak sedekat dulu. Aqisha juga meminta dipisahkan kamarnya dengan Azka, dengan alasan 'kita udah gede butuh privasi masing-masing' Azka beberapa kali menolak namun Aqisha bersikeras untuk pindah kamar, dan alhasil mereka sekarang sudah pisah kamar.

Saat ini Aqisha memeluk Aqilah dengan erat,

"Kalaupun nanti kita misah kita harus tetap komunikasi yah" ucap Aqisha. "Gue tau Qil, mimpi lo setinggi apa dan peluang lo buat wujudin semuanya itu besar, fighting" sambungnya, Aqilah merenggangkan pelukannya dan menggenggam erat kedua tangan Aqisha.

"I know you babe, lo juga punya mimpi yang bisa lo wujudin, lo pasti bisa jalanin semuanya nanti, maaf kalau selama ini belum bisa jadi sahabat lo yang baik" ucap Aqilah.

"Lo udah jadi sahabat yang baik banget kok, maaf belum bisa temenin lo sampai universitas" ucap Aqisha lalu kembali memeluk Aqilah.

"Pulang yuk" ucap Naufal.
Naufal adalah perusak suasana.....

"Nggak ada makan-makan nih?" Ucap Aqisha saat ternyata Naufal langsung membawanya pulang.

"Lain kali yah Qish, ada yang harus gue urus sama Aqilah." Ucap Naufal.

"Ha? Apa?" Tanya Aqisha, soalnya biasanya walaupun ada yang harus mereka urus bersama pasti Aqisha ikut.

"Bukan urus sih, mau pertemuan demisioner osis, kan gaenak kalau lo ikut, ntar sendirian" ucap Aqilah, benar juga pikir Aqisha.

Yah semenjak naik ke kelas 11 Naufal dan Aqilah menjadi pengurus osis. Sedangkan Aqisha dia memasuki organisasi karya ilmiah.

"Oh gitu yaudah" ucap Aqisha dengan santai.

Tidak lama kemudian mereka pun sampai di rumah Aqisha

"Hati-hati yah" ucap Aqisha sambil melambaikan tangannya kepada Aqilah dan Naufal.

Pada saat membuka pintu rumah dan memberi salam dia disambut oleh Azka sang kakak.

"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab Azka yang sudah rapih, sepertinya ingin pergi keluar.

Azka menyambut Aqisha dengan langsung menciumi kedua pipi adik nya itu, Aqisha hanya tersenyum simpul. Aqisha melihat bundanya juga sudah rapih lantas melontarkan pertanyaan.

"Bunda mau kemana?" Tanya Aqisha lalu menghampiri bundanya.

"Temenin abangmu cari sepatu" jawab Anita dengan santai.

"AQISHAAA IKUUUT DONG AH" ucap Aqisha dengan antusias.

"Gabisa ntar kamu ikutan jajan, pengeluaranmu kan bakalan banyak Qish" bukan Anita yang menjawab melainkan Azka.

"Ih kok gitu? Aku pulang juga gaada yang nanya kabar aku lulus apa nggak!" Ucap Aqisha dengan kesal lalu mendudukkan dirinya di sofa.

"Ya kan kita juga tau Qisha kamu pasti lulus" ucap sang bunda.

NAQISHA ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang