Prolog

4K 399 3
                                    

Suara tawa gadis di dalam sebuah kelas terdengar begitu nyaring, sampai-sampai orang yang lewat di depan kelas tersebut menoleh heran pada ketiga gadis di dalam yang sudah seperti satu kelas.

"Dimana weh dimana?" Tanya gadis dengan rambut pendek sebahu.

"Anjir anjir, mukanya Chenle kayak anak hilang." Sambut yang lain dan di ikuti tawa mereka.

Brak!

Suara bantingan pintu membuat ketiga gadis itu menoleh. Mereka mendapati seorang laki-laki berdiri di ambang pintu dengan dahi yang mengkerut.

"Kim Chaeri!" Tegasnya.

Gadis berambut kecoklatan yang sedang duduk di antara dua temannya itu lantas menenggelamkan wajahnya ke meja.

"Mampus gue." Gumamnya sembari perlahan menurun ke bawah meja.

Laki-laki dengan seragam yang sama itu lalu masuk ke dalam kelas yang hanya diisi mereka saja. Langkahnya berhenti tepat di depan tiga gadis itu.

Matanya memincing memperhatikan setiap sudut wajah mereka. Membuat, dua dari gadis itu merasa terintimidasi dan menundukkan kepalanya.

"Keluar lo Chaeri!" Sentaknya pada gadis yang sudah berhasil bersembunyi di kolong meja. "Gue bilang keluar, nggak denger?"

Dengan pasrah gadis itu pun keluar. Namun saat hendak berdiri tiba-tiba punggungnya terbentur meja.

Bruk!

"Aw!" Pekikan dari bibir Chaeri membuat dua temannya yang sedang menunduk mencoba untuk menahan tawanya yang hampir meledak.

"Woi tolongin kek." Bisik Chaeri pada kedua temannya itu.

"Chaeri!"

Suara itu kembali muncul, membuat Chaeri mendengus kesal dan merangkak keluar dari kolong meja.

"Apaan sih kak? Teriak-teriak mulu, kayak lagi di hutan." Ucap Chaeri sudah pasrah.

"Gue udah berapa kali peringatin lo soal baju?"

Chaeri memiringkan kepalanya, mengulum bibirnya sambil mengernyit, mencoba mengingat berapa kali laki-laki di depannya ini meneriaki namanya karena seragam.

"Eum..... Lima? Sepuluh? Dua puluh? Berapa ya kak lupa. Sering deh pokoknya." Jawab Chaeri apa adanya.

Dua temannya yang sedang duduk menonton dua orang itu hanya bisa menepuk jidat melihat keluguan seorang Kim Chaeri.

Laki-laki itu menghela napas dan menggelengkan kepalanya, yang malah diikuti Chaeri dengan menggelengkan kepalanya juga.

"Ngapain lo ngikut geleng kepala?"

Chaeri langsung memanyunkan bibirnya, menatap sinis laki-laki itu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Hm... Kayaknya Kak Renjun ini lagi stress ya?"

Mata laki-laki bernama Renjun itu membelak. Pertanyaan macam apa itu yang di keluarkannya?

"Iya stress gara-gara lo!" Tegas Renjun.

Chaeri langsung mencibir dan mengangkat jari telunjuknya yang kemudian ia goyangkan kek kanan dan kiri. "No, no, no. Kak Renjun stress karna terlalu banyak marah-marah."

Sebelum sadar akan perkataannya, Chaeri lantas lari keluar kelas sambil menjulurkan lidahnya. "Wle! Kak Renjun galak wle!"

Renjun yang sadar langsung mencoba berteriak tapi tertahan karena dia sudah benar-benar lelah dengan gadis itu. Sementara dua temannya yang masih setia menonton hanya berdecak sambil menggelengkan kepala mereka.

"Is is is, tak patut tak patut." Gumam mereka.

Nyatanya pada kali ini kesabaran Renjun benar-benar di uji oleh gadis cantik itu. Meskipun Renjun tau, dia adalah sepupu dari sahabatnya, tapi Renjun tidak pernah sungkan untuk menegur atau meneriaki nama Kim Chaeri di segala penjuru sekolah.

Bagaimana tidak, pakaian Chaeri sangat tidak pantas untuk di katakan seragam SMA. Renjun rasa itu seragam dikhususkan untuk anak Playground.

Ah, sudahlah ini benar-benar membuat Renjun frustasi.

🎡🎡🎡

Bruk!

"Aw!" Pekik dua orang yang baru saja bertabrakan.

Chaeri lantas berdiri dan membenarkan seragamnya.

"Heh! Ngalangin jalan aja sih!"

Cowok yang ditabrak Chaeri langsung mendongak saat mendengar suara yang tak asing.

"Eh, ayang beb ternyata."

Astaga! Chaeri harus pergi sekarang.

"Loh! Ayang beb! Ayang beb!"

Kalo Renjun frustasi dengan Chaeri. Maka Chaeri frustasi dengan Na Jaemin.

🎡LITTLE THING STARTED🎡
🎠🎠

Little Thing | Na Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang