8|Bintang

1.2K 238 35
                                    

Ternyata aku ga bisa hiatus lama-lama kalo udh readers 1k gini :((
.
.
.












"CHENLE! JEONGIN!"

Brak!

"AAAA AMPUN CHAE AMPUN!" Teriak Jeongin yang sudah di jambak Chaeri. Sementara Chenle sudah ngacir keluar kelas.

Pagi ini lagi-lagi diisi dengan keributan di kelas Chaeri. Saera yang baru masuk kelas langsung berlari menghampiri Chaeri dan Jeongin yang sedang baku hantam.

"OMG! OMG! CHAERI! JEONGIN! EHH!" Saera berusaha menarik Chaeri namun tenaganya tidak sekuat Chaeri. Saera pun terdorong ke belakang.

"JEONGIN BANGSAT LO! NGASIH NGASIH ID LINE GUE SEMBARANGAN!"

"ADUHH! IYA GUE DIBELIIN AYAM GORENG SOA—AAAAAA ADUH CHAE!"

"LO JUAL TEMEN LO SAMA AYAM GORENG!?"

Tak berapa lama datang Somi, Saeri, dan juga Ryujin. Akhirnya mereka menarik Chaeri dan memisahkan mereka. Sementara anak cowoknya hanya menonton saja tidak berani memisahkan, karena mereka tau memisahkan Chaeri di saat seperti ini sama saja melempar diri ke kandang harimau.

"MANA CHENLE!?" Teriak Chaeri yang sudah benar-benar kesal.

"Aduh udah dong Chae. Masih pagi nih." Tenang Saera yang sedang menatap panik Chaeri.

Namun, dengan cepat Chaeri melepas pegangan Somi dan Ryujin.

"Lah! Chae! Chaeri!"

Ia pergi keluar dan berjalan mencari Chenle. Ia tidak akan puas kalau belum memberi Chenle contoh teknik jambakan barunya.

"HEH!" Teriak Chaeri saat mendapati Chenle sedang bersembunyi di balik pilar.

Dengan cepat Chaeri berjalan ke sana, membuat beberapa pasang mata menatapnya seram. Saat Chaeri sampai di pilar, ia menarik jas seseorang dari sana. Namun, mata Chaeri berubah menjadi terbelak.

Laki-laki itu keluar dari balik pilar dengan tangan Chaeri yang masih menarik jasnya. Orang itu terus maju dan Chaeri terus melangkah mundur, hingga punggungnya menabrak dinding.

Semua siswa yang lewat langsung berhenti dan menonton aksi apa yang akan terjadi sesaat lagi.

"Eum—"

Tatapan Renjun menatap Chaeri datar. Alisnya terangkat satu. "Lo tau ini jam berapa?"

Chaeri menelan ludahnya payah. Ia tidak bergeming.

"Berapa kali lo buat keributan?" Tanya Renjun lagi. Tapi Chaeri masih diam. "GUE TANYA DIJAWAB!"

Chaeri terbelak. Baru ini ia mendengar Renjun meninggikan suaranya begitu. Chaeri mengerjapkan matanya tak percaya. Kemudian tangannya mulai melepas genggaman yang ada di jas Renjun. Dadanya naik turun, mengatur emosi. Chaeri tidak suka di bentak. Ingat itu!

"Kalo lo nggak bisa di atur keluar aja dari sini! Gue udah peringatin sama lo berkali-kali. Perempuan mana yang bertingkah kayak lo!"

Jujur Chaeri ingin menangis. Tapi di tahannya.

"Layak lo di sebut perempuan!? Lo nyusahin orang aja bisanya!"

Oke kali ini Renjun keterlaluan. Chaeri menegakkan badannya. Menatap Renjun nyalang.

"Dan lo. Apa layak lo di sebut laki-laki dengan membentak perempuan?" Tanya Chaeri dengan dingin. "Lo juga selalu ikut campur aja bisanya!"

Chaeri mendorong dada Renjun dan pergi dari sana. Membuat Renjun terdiam di tempat sambil mengepalkan tangannya.

Little Thing | Na Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang