9|Untold

1.1K 226 24
                                    

Update terooosss....
Btw kalian suka author side gini atau Chaeri langsung??
.
.
.










"Chae." Sudah hampir satu jam Taerin mengetuk pintu kamar anaknya, namun tidak kunjung di buka.

Sehabis pulang di jemput Doyoung tadi, Chaeri langsung masuk ke kamar dan menguncinya. Ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun, membuat Taerin khawatir. Karena biasanya saat di marahi Doyoung, Chaeri akan mengadu ke Taerin dan menangis. Namun kali ini berbeda. Sepertinya Doyoung tidak hanya memarahinya sekarang.

Taerin melangkahkan kakinya menuju balkon. Doyoung sudah disana sambil memandang jalanan kota.

"Kak." Suara Taerin membuat Doyoung menoleh namun ia kembali pada posisinya. "Udah tiga jam Chaeri nggak buka kamar."

"Tidur paling."

"Nggak biasanya dia ngunci kamarnya kak." Taerin berdiri di samping suaminya. "Kamu habis marahin dia?"

"Nggak." Doyoung jujur. Dia tidak memarahi Chaeri. Bahkan sepanjang jalan mereka hanya saling diam.

Taerin menghela napasnya, kemudian ikut memandang ke depan.

"Aku nggak izinin Chaeri pacaran." Mendengar itu Taerin lantas menoleh kaget.

"Kak?"

Doyoung menghela. "Aku nggak mau dia disakitin. Aku nggak mau ngeliat anak ku menderita karna pacaran."

Taerin diam. Dia masih nggak habis pikir kenapa Doyoung jadi bersikap seperti ini.

"Aku mau yang terbaik buat Chaeri. Dia harus bisa sukses. Dan—" Doyoung lagi-lagi menghela. "Aku belum siap liat dia ada di pelukan orang dan ninggalin kita."

Taerin menatap suaminya lekat. Taerin tau Doyoung begitu sayang dengan Chaeri. Sudah sejak kecil mereka begitu dekat, karena pada saat itu Taerin memang sibuk sebagai dokter, sehingga Chaeri lebih banyak waktu dengan Doyoung. Tapi, bukan begini caranya.

"Kamu udah yakin? Gimana Chaeri? Dia juga pasti sudah mulai buka hati untuk cowok, kak. Seusia dia ini nggak ada salahnya buat dia ngenal cinta."

"Aku tetap nggak izinin." Doyoung menoleh ke Taerin yang sedang menatapnya. "Aku juga nggak izinin dia dekat sama yang namanya Jaemin. Mulai besok, dia bakal aku awasin."

"Ya?"

Doyoung yang hendak masuk langsung diam di tempat saat netranya bertabrakan dengan netra Chaeri. Taerin yang tak paham berniat protes dan membalikkan badannya. Namun, dia pun terkejut saat melihat Chaeri sudah menatap mereka kecewa.

"Sayang?" Chaeri tidak merespon panggilan bundanya. Ia langsung pergi dan masuk kembali ke kamar.

Taerin hendak mengejar namun tangannya di tahan Doyoung. "Biar dia sendiri."

"Kak!" Taerin menghempaskan tangannya. "Keterlaluan kamu tau nggak!" Ia kemudian masuk meninggalkan Doyoung yang masih diam di sana.

🎡🎡🎡

Chaeri mengunci pintunya rapat. Ia tak habis pikir kenapa ayahnya menjadi seperti ini? Padahal ini pertama kalinya Chaeri bolos, dan ini pun pertama kalinya ia pulang telat seharian. Kenapa situasinya menjadi seperti ini?

Chaeri mendudukkan dirinya di kursi belajar. Perkataan ayahnya masih begitu jelas terdengar di telinganya. Bagaimana bisa ayahnya itu melarangnya berpacaran? Ah kalau itu mungkin Chaeri akan paham, tapi bagaimana dengan Jaemin dan awasi? Apa itu? Kenapa terkesan begitu mengekang?

Little Thing | Na Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang