16|Sebuah Awal

1K 210 23
                                    

HABIS INI GUA ULANGAN FISIKA ANJERRR NGEBUL OTAK GUA :((
.
.
.















Chaeri dan Jaemin baru saja kembali dari pasar di belakang panti. Namun, langkah mereka berhenti setelah melihat beberapa orang berdiri di depan panti.

Mata Chaeri langsung bertatapan dengan ayahnya yang sedang berdiri di depan mobil. Dadanya langsung naik turun menghirup udara yang rasanya sukar sekali masuk ke rongga dadanya.

Perasaan yang tak kalah panik juga di rasakan Jaemin. Ia segera melepas genggaman tangannya pada tangan Chaeri.

Terlihat Taerin yang mencoba menahan Doyoung yang nampak ingin berjalan mendekati Chaeri dan Jaemin, namun itu tidak akan berpengaruh apapun pada Doyoung.

Doyoung menghentikan langkahnya di depan mereka, menatap mereka dengan sangat marah. Chaeri dan Jaemin kemudian menundukkan kepalanya tak ingin menatap Doyoung.

"Pulang." Pelan namun penuh penekanan. Chaeri tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.

Ia melangkah pergi dan masuk ke dalam mobil. Ia juga sempat menatap tiga sahabatnya yang menatapnya khawatir, namun ia kembali melangkah masuk dan menutup pintu mobil.

"Saya sudah bilang kan sama kamu, jangan dekati anak saya." Jaemin masih menunduk. "Kamu benar-benar ingin menantang saya?"

Jaehyun yang melihat Doyoung masih berdiri berhadapan dengan Jaemin langsung melangkah menghampirinya.

"Balik Doy, nggak enak diliat yang lain." Tarik Jaehyun.

"Sekali lagi saya liat kamu sama Chaeri, jangan harap kamu bisa bertemu Chaeri lagi!"

"Ck! Udah ah ayo!" Jaehyun kembali menarik Doyoung menjauh dari Jaemin. "Jaemin, masuk nak. Istirahat." Ucap Jaehyun sebelum pergi.

"Pulang Taerin." Jujur Taerin ingin menangis sekarang. Ini semua salahnya, harusnya dia tidak mengizinkan Jaemin dan Chaeri pergi tadi.

Sementara Chaeri terus menunduk di dalam mobil dengan air mata yang sudah tidak bisa di tahan.

🎡🎡🎡

Suasana sepi malam ini membuat Jaemin hanya menatap kosong buku-bukunya. Kejadian tadi siang, benar-benar membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Dia khawatir dengan Chaeri. Apakah Chaeri baik-baik saja? Apakah Chaeri di bentak? Apakah Chaeri bisa tertidur nyenyak?

Ia kemudian menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Matanya menatap sebuah gelang yang tergeletak di atas meja. Kemudian ia mengambil gelang itu dan menatapnya.

"Nih." Chaeri memberikan sebuah gelang yang ia beli di pedang pasar.

Jaemin menatap gelang itu dan Chaeri bergantian. "Buat gue?"

Chaeri mengangguk. "Eum... Sebagai ja—wab... Maybe?"

Dengan senang hati Jaemin mengambil gelang itu dan menyimpannya.

Sudut bibir Jaemin terangkat mengingat betapa bahagianya dia pagi ini.

"Gue harus maju atau mundur?" Gumamanya sambil menatap gelang itu. "Kayaknya ayah lo bener-bener nggak suka sama gue."

Helaan napas berat terdengar sangat putus asa disana. Jaemin bingung, kenapa ayah Chaeri begitu tidak menyukainya? Itu hanya perihal bolos yang seharusnya sudah di maafkan karena ia sudah tidak melakukan itu lagi.

Little Thing | Na Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang