Kring!
Kring!
Kring!
Akhirnya, bel pulang berbunyi menandakan bahwa mereka semua telah menyelesaikan ujian akhir mereka dan menyambut liburan semester. Seluruh murid langsung bersorak riang dan berhamburan keluar kelas. Mereka mulai merencanakan agenda apa saja yang akan mereka lakukan dalam sebulan ke depan.
"Oi, liburan kemana nih?" tanya Jongin pada anak-anak kelasnya masih memilih untuk bersantai di kelas sebelum pulang.
Somi menoleh dengan senyum mengembang dan tangan yang menggenggam sebuah cermin kecil. "Camping yuk!"
Mendengar itu mereka semua langsung menatap Somi kaget. Ide brilian dari sang primadona kelas memang nggak ada duanya. Anak cowok yang bergerombol di belakang langsung menyoraki Somi dan menyetujui idenya, sementara Somi sudah memasang wajah songongnya sambil bercermin.
"Emang mau camp dimana?" akhirnya suara Saera membuat semua anak kembali diam.
"Eh iya, di mana Som? Lu yang ngajak."
Mendengar itu, Somi hanya meringis sambil menggelengkan kepalanya. Seperti mendapat ide, Ryujin langsung menggebrak meja dan berdiri.
Brak!
"Anjing! Teh naon sia!?" teriak Jongin yang terkejut karena ia duduk di sebelah Ryujin.
"Gue tau tempatnya." ungkap Ryujin yang membuat perhatian anak kelas langsung tertuju pada gadis berambut pendek itu. "Pinggir sungai Han."
Seketika wajah mereka semua langsung berubah menatap Ryujin dengan tatapan datar dan kesal. Penonton kecewa. Sudah berharap direkomendasikan tempat bagus malah memilih pinggiran sungai Han. Yang ada malah diusir sama satpam kalo sampe mereka bangun camp di sana.
"Pulau Jeju?" usul Chenle.
"Ekhm ... ya ... kalo lo mau bayarin biaya transportasi sih its okey, Le." deham Jongin.
"Gue tau!" Saera yang duduk di atas meja langsung melompat sambil menjentikkan jarinya. "Muuido."
"Ah! Setuju!"
"Pantai?"
Saera mengangguk. "Sama aja kayak Jeju kan? Ya walaupun emang bagus Jeju. Tapi biayanya bisa diminimalisir. Gue juga punya kenalan yang kerja di penginapan pinggir pantai."
"Siapa, Ra?" tanya Saeri.
"Itu loh anaknya temennya Papa. Siapa sih namanya gue lupa. Om ... June??"
"Oh! Iya tau. Emang anaknya kerja di sana?"
"Setau gue sih iya, kayak part time gitu, kan dia homeschooling."
"Waw .... padahal om June bos perusahaan kontraktor banyak duitnya. Tapi dia masih mau rendah hati buat part time dan cari duit sendiri. Anak yang mandiri."
"Woi! Kenapa kalian malah jadi gibahin Om om sama anaknya sih?" Sela Felix yang sedaritadi memperhatikan si kembar ngobrol. "Satu kelas jadi tau kan tuh asal usul temen lo, nama bapaknya siapa, kerjanya apa. Sekalian aja lu cerita nenek buyutnya."
"Sudah-sudah, jadi gimana? Deal nih di pulau Muuido? Siapa aja yang ikut?" lerai Chaeryeong yang kayaknya memang cuma dia yang paling waras di sini.
"Gue sih pasti." Ryujin berkata penuh yakin. Ya, orang tua Ryujin memang membebaskan anaknya, karena mereka tau nggak akan ada yang berani macem-macem sama anak modelan Ryujin yang dikit-dikit main otot.
"Anak laki mah pasti semua." Perkataan Jongin disetujui oleh anak-anak cowok di kelas. Cowok-cowok kelas ini memang terkenal kompak banget.
"Somi? Yiren? Giselle? Minjeong? Chaeri?" absen Ryujin pada gadis-gadis yang duduk di kursi depan -kecuali Giselle yang duduk di sebelah Felix. Gadis berambut panjang itu masih mengumpulkan nyawa setelah tidur dan terbangun karena gebrakan meja Ryujin tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thing | Na Jaemin ✓
Fiksi Penggemar[End] 𝐈𝐟 𝐥𝐚𝐭𝐞𝐫 𝐦𝐲 𝐝𝐫𝐞𝐚𝐦 𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐭𝐫𝐮𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐲𝐨𝐮 𝐚𝐫𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐦𝐞, 𝐩𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐲𝐨𝐮 𝐚𝐫𝐞 𝐨𝐧𝐞 𝐨𝐟 𝐦𝐲 𝐝𝐫𝐞𝐚𝐦𝐬. - 𝓝𝓪 𝓙𝓪𝓮𝓶𝓲𝓷 × Sequel Perfect × Perfect Series × Lowercase Started : 25...